Oleh: Arnawa Bhanu Wicaksana
Indonesia, yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, menghadapi tantangan yang kompleks dan berlapis dalam mewujudkan kesetaraan gender. Sebagai sebuah bangsa yang kaya akan keragaman budaya dan tradisi, Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk memperbaiki ketidakseimbangan gender yang telah lama ada. Namun, perjalanan menuju kesetaraan gender masih panjang dan penuh dengan rintangan.
Kemajuan yang telah dicapai hingga saat ini memang patut diapresiasi, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghapuskan diskriminasi dan memastikan bahwa wanita dan pria memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan peluang. Memperjuangkan kesetaraan di tempat kerja, dalam pendidikan, dan dalam setiap aspek kehidupan sosial-politik juga termasuk dalam ruang lingkup pembahasan ini. Sebagai agen perubahan, mahasiswa kedokteran memiliki kesempatan unik untuk mempengaruhi pandangan dan sikap masyarakat terhadap gender. Mereka dapat memanfaatkan posisi mereka untuk mendidik pasien dan kolega tentang pentingnya kesetaraan gender, serta untuk menantang norma-norma sosial yang ketinggalan zaman dan diskriminatif.
Baca Juga
Sebagai calon dokter, mahasiswa kedokteran memiliki posisi unik untuk mempengaruhi perubahan sosial. Mereka berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat dan memiliki akses ke informasi dan sumber daya yang dapat digunakan untuk mendidik dan memberdayakan individu, terutama wanita dan anak perempuan. Salah satu area di mana mereka dapat membuat dampak besar adalah dalam meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi.
Dengan pengetahuan medis mereka, mahasiswa kedokteran dapat memberikan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif dan berbasis bukti kepada masyarakat. Hal ini penting untuk memberdayakan wanita dan anak perempuan dengan pengetahuan dan alat yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan tentang kesehatan mereka sendiri. Dengan demikian, mereka dapat membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, mengurangi angka kematian ibu, dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan wanita dan anak perempuan secara keseluruhan.
Selain itu, mahasiswa kedokteran dapat berperan dalam memerangi stereotip gender dalam profesi medis. Dengan menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita dapat sukses dalam bidang kedokteran, mereka dapat membantu meruntuhkan hambatan gender dan mendorong lebih banyak wanita untuk memasuki dan berkembang dalam profesi ini. Hal Ini tidak hanya akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan beragam, tetapi juga dapat membantu meningkatkan kualitas perawatan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Dengan lebih banyak wanita dalam profesi medis, kita dapat berharap untuk melihat pendekatan yang lebih holistik dan empatik terhadap perawatan kesehatan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil kesehatan bagi semua orang.
Mahasiswa kedokteran juga dapat berperan dalam penelitian dan advokasi. Misalnya, mereka dapat melakukan penelitian tentang dampak ketidaksetaraan gender pada kesehatan dan menggunakan temuan mereka untuk mendorong pembuatan kebijakan yang lebih adil dan inklusif. Selain itu, mereka dapat menggunakan platform mereka untuk berbicara melawan diskriminasi dan kekerasan berbasis gender. Dengan mengambil sikap yang tegas terhadap praktik-praktik ini, mereka dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih inklusif bagi semua orang.
Dalam merealisasikannya, salah satu organisasi mahasiswa di Indonesia yang memiliki cabang di FK UNAIR telah bertahun-tahun melaksanakan upaya-upaya yang telah disebutkan sebelumnya. “Center for Indonesian Medical Student’ Activities” atau yang kerap dikenal dengan CIMSA UNAIR di FK UNAIR memiliki suatu divisi yang ranah kerjanya difokuskan ke kesehatan dan hak seksual reproduksi termasuk HIV dan AIDS. Divisi tersebut bernama SCORA “Standing Committee on Sexual & Reproductive Health and Rights Including HIV & AIDS” yang memiliki ranah kerja salah satunya terkait kesetaraan gender dan juga kekerasan berbasis gender. Bukti nyata dari upaya CIMSA UNAIR dalam memperjuangkan kesetaraan gender melalui pemberdayaan divisi SCORA adalah dengan mengadakan acara kolaborasi bersama divisi CIMSA UNAIR lainnya, yakni SCORP, untuk membuat serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait kesetaraan gender dan juga kekerasan berbasis gender yang kerap terjadi di Indonesia.
Dalam perjuangan untuk kesetaraan gender, setiap tindakan, tidak peduli seberapa kecil, penting. Mahasiswa kedokteran, dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengaruh mereka, berada dalam posisi yang baik untuk membuat perbedaan nyata. Dengan demikian, mereka tidak hanya dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara, tetapi juga dapat membantu memastikan bahwa semua orang, terlepas dari jenis kelamin mereka, memiliki akses ke perawatan kesehatan berkualitas tinggi yang mereka butuhkan dan pantas dapatkan. Dengan demikian, peran mahasiswa kedokteran dalam meningkatkan kesetaraan gender di Indonesia sangat penting dan harus dihargai.