Oleh : Handoko Putra (Praktisi Pegiat Media Sosial)
Akhir-akhir ini keberadaan berita hoax atau sara memang sangat meresahkan. Tak sedikit berita provokatif bermunculan di media sosial yang bertujuan untuk adu domba dan memecah belah suatu kelompok, pihak, institusi atau agama tertentu.
Baca Juga
Biasanya individu atau kelompok pelaku penyebar hoax ini mempunyai kepentingan tersendiri yang melatarbelakangi mereka untuk melakukan hal tersebut. Nah, yang dikhawatirkan jika masyarakat yang tidak tau apa-apa, mereka akan mudah percaya dan terpengaruh dengan berita seperti ini karena menganggap berita itu benar. Kemudian pada akhirnya banyak masyarakat malah ikut kembali menyebarkannya di media sosial.
Bahkan, efek dari berita Hoax ini sangat besar sehingga membuat situasi kebangsaan, kenegaraan dan keberagaman kita saat ini benar-benar mendapatkan ujian yang sangat berat. Segregrasi atau kerenggangan hubungan sosial pun saat ini masih terbuka karena banyak residu konflik yang belum terselesaikan.
Jika ini terus tidak menjadi perhatian, tentunya akan menghambat pembangunan Indonesia secara merata. Ditambah saat ini, terdapat tendensi kebebasan berdemokrasi di Indonesia yang sudah dinilai kebablasan, sehingga mengancam demokrasi itu sendiri.
Oleh sebab itu, semangat rekonsiliasi guna menemui titik pentingnya mencegah ketegangan sosial, dan stimulus anti hoax harus dilakukan. Dengan cara menyebarkan narasi positif serta memberitakan perkembangan dan kemajuan bangsa.
Warganet pun siap memdukung upaya pemerintah melakukan tindakan tegas bagi radikalisme yang selalu bermain dengan pola pemyebaran hoax serta wargamet juga mendukung pembangunan Indonesia secara merata dengan ikut melawan hoax sampai ke akar-akarnya guna mewujudkan sila ke-3 Pancasila, yaitu persatuan Indonesia.
Meski berbagai oknum masih terdapat berusaha menaruh stimulus negatif terhadap bangsa, tetapi warganet akan terus.menjadi garda terdepan mensukseskan kepentingan nasional dan selalu siap mendukung kebijakan pemerintah 5 tahun ke depan demi menuju Imdonesia Maju.