Imunisasi atau vaksinasi menjadi investasi terbaik dalam kesehatan global. Mengusung tema Vaccines bring us closer, World Immunization Week 2021 menyampaikan pesan kepada seluruh dunia mengenai pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit dan melindungi hidup, melalui slogan prevent (mencegah), protect (melindungi), dan immunise (mengebalkan).
Namun tidak dapat dimungkiri pelaksanaan vaksin di masa pandemi mengalami banyak tantangan. Penilaian cepat dari Kementerian Kesehatan (Kemkes) dan Unicef yang dilakukan pada 2020 lalu terhadap lebih dari 5.300 fasilitas kesehatan di Indonesia menunjukkan 84% responden mengatakan layanan imunisasi anak terganggu akibat Covid-19.
Akibatnya ada risiko anak-anak terpapar penyakit serius seperti infeksi rotavirus dan hepatitis A. Infeksi rotavirus merupakan jenis virus yang menyebabkan peradangan di saluran pencernaan, dan menjadi penyebab umum diare dan muntah-muntah.
Kasus diare rotavirus berat yang harus dirawat inap, seringkali terjadi pada anak dalam kelompok usia 0-36 bulan, kelompok usia ketika anak-anak sangat rentan terhadap dehidrasi. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, terutama untuk menggantikan cairan yang keluar, rotavirus dapat menyebabkan kematian.
Vaksin rotavirus merupakan pencegahan paling utama yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mencegah virus paling umum penyebab diare pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia.
Tingginya angka kematian akibat rotavirus mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan perluasan imunisasi dasar saat ini dengan menambah vaksin rotavirus untuk menekan angka kematian bayi dan anak.
GSK Vaccine Medical Director, Deliana Permatasari, mengatakan vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dengan pemberian dosis pertama pada usia 6 minggu. Sementara dosis kedua diberikan dengan interval 4 minggu, selambat-lambatnya sebelum si kecil berusia 24 minggu.
“Vaksin rotavirus diberikan secara oral, tidak disuntikkan, sehingga orangtua maupun si kecil tidak perlu cemas akan jarum suntik,” kata dia dalam keterangannya pada Kamis (3/6/2021).
Imunisasi Mampu Mencegah Pneumonia dan Kematian pada Anak
Selain rotavirus, penyakit endemis yang juga sering luput dari pencegahan adalah hepatitis A. Infeksi virus hepatitis A biasanya ditemukan pada negara dengan endemisitas tinggi, di mana infeksi biasanya terjadi sebelum anak berusia lima tahun dan sangat menular.
Pentingnya pemberian vaksin hepatitis A sebagai pencegahan utama ditekankan oleh WHO yang merekomendasikan masuknya vaksin hepatitis A dalam program wajib imunisasi nasional bagi anak berusia 1 tahun ke atas yang tinggal di daerah dengan perubahan endemisitas hepatitis A tinggi ke sedang.
Berdasarkan rekomendasi IDAI tahun 2020, vaksin hepatitis A diberikan dalam 2 dosis pada periode usia 12 bulan – 18 tahun, serta bagi siapapun yang akan melakukan perjalanan ke wilayah endemis hepatitis A untuk melakukan imunisasi 2-4 pekan sebelum keberangkatan.
GlaxoSmithKline (GSK) sebagai perusahaan perawatan kesehatan global dengan teknologi sains terdepan senantiasa berupaya untuk membantu masyarakat berbuat lebih banyak, merasa lebih baik, dan hidup lebih lama.
Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat dalam melawan penyebaran narkoba yang merusak generasi bangsa.…
Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmen kuatnya dalam memberantas peredaran narkoba di…
Di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, UMKM menjadi salah satu pilar utama dalam upaya percepatan…
JAKARTA - Pengamat Pemilu dari Rumah Demokrasi, Ramdansyah meminta publik untuk melihat dari berbagai perspektif…
Penghapusan Utang UMKM, Peluang Kebangkitan Pengusaha Indonesia Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor…
Presiden Prabowo Subianto terus mengokohkan posisi Indonesia dalam ekonomi global melalui diplomasi ekonomi yang…