Posisi inflasi yang berada pada 0,32% pada Mei 2021 dinilai sebagai dampak pemulihan ekonomi nasional. Pada empat bulan pertama inflasi terus mengalami penurunan pada kuartal I-2021, mulai membaik sejak April di angka 0,13% lalu pulih lagi pada Mei sebesar 0,32%.
“Kalau kita lihat dari kondisi ekonomi riil pemulihan ekonomi sudah mulai berjalan. Mungkin anda kalau ke luar rumah bisa melihat jalanan mulai macet, pusat perbelanjaan dan kantor mulai terisi. Hal ini dikonfirmasi dari kondisi inflasi juga dari beberapa data lain,” jelas ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Mei 2021 ini sebesar 0,32%. Komponen bahan makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Mei 2021. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2021 sebesar 0,90% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2021 terhadap Mei 2020) sebesar 1,68%. Pada saat yang sama Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat dia angka 55,3 pada Mei 2021 yang menunjukkan terjadinya ekspansi selama tujuh bulan berturut-turut. Kenaikan inflasi ini juga tidak terlepas dari faktor musiman yaitu bulan Ramadan dan Idulfitri pada bulan Mei ini. “Walaupun kemarin kita melakukan pembatasan mudik kita lihat bahwa spending terbesar masyarakat Indonesia pada Lebaran dan Ramadan,” ucap Teuku.
Ia menuturkan pemerintah harus menjaga proses pemulihan ekonom nasional agar inflasi tetap terjaga. Dalam hal ini pemerintah harus menjaga agar proses pemulihan ekonomi tidak menganggu masalah kesehatan. Pemerintah dan masyarakat harus menjaga ekspansi kegiatan ekonomi jangan sampai mundur lagi. Kondisi yang sebelumnya terjadi yaitu saat ada relaksasi pembatasan maka terjadi kenaikan kasus Covid.
“Kuncinya ada di pertumbuhan ekonomi harus dijaga, pertumbuhan konsumsi, dan pertumbuhan aktivitas bisnis harus bisa dijaga. Jangan sampai menganggu proses pemulihan sektor kesehatan. Kalau ini bisa dijaga saya rasa ke depan inflasi akan konsisten tumbuh,” kata Teuku.
Makin Menggeliat Sementara itu, ekonom Ryan Kiryanto mengatakan lonjakan inflasi Mei 2021 dibanding bulan-bulan sebelumnya pada tahun ini mengindikasikan kegiatan ekonomi semakin menggeliat seiring dengan masifnya program vaksinasi sebagai game changer. Hal ini juga terkonfirmasi di negara-negara lain khususnya negara-negara maju menunjukkan realisasi dan ekspektasi inflasi yang meningkat sejalan dengan perekonomian yang bertumbuh dan menjauhi zona kontraksi.
Dari situasi tersebut dapat dikatakan kegiatan perekonomian pada kuartal II-2021 semakin meningkat dibandingkan kuartal I-2021 “Diyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 akan jauh lebih baik berkisar 6-7% (yoy) dibandingkan kuartal I-2021 yang kontraksi 0,74%,” jelas Ryan kepada Investor Daily. Ia mengatakan, perkembangan inflasi dalam dua bulan terakhir itu mengkonfirmasi sinyal pemulihan ekonomi, meskipun ada pembatasan mobilitas orang seperti larangan PPKM dan larangan mudik Idulfitri. Namun dengan program vaksinasi yang terus bergulir dengan jumlah orang yang divaksin semakin banyak untuk berbagai jenis vaksin yang disetujui oleh pemerintah, telah meningkatkan kepercayaan diri warga masyarakat untuk beraktivitas sosial dan ekonomi di luar rumah.
JAKARTA - Pengamat Pemilu dari Rumah Demokrasi, Ramdansyah meminta publik untuk melihat dari berbagai perspektif…
Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat dalam melawan penyebaran narkoba yang merusak generasi bangsa.…
Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmen kuatnya dalam memberantas peredaran narkoba di…
Di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, UMKM menjadi salah satu pilar utama dalam upaya percepatan…
JAKARTA - Pengamat Pemilu dari Rumah Demokrasi, Ramdansyah meminta publik untuk melihat dari berbagai perspektif…
Penghapusan Utang UMKM, Peluang Kebangkitan Pengusaha Indonesia Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor…