Oleh : Diaz Wulandari
Kinerja Indonesia dalam menyelenggarakan dan melayani para jamaah haji ternyata mendapatkan pujian dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel dalam keterangan persnya kepada wartawan di Kantor Urusan Haji Indonesia yang bertempat di Madinah.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, para jamaah haji asal Indonesia disambut langsung oleh Pangeran Arab Saudi, putra Raja Salman, yakni Pangeran Faisal Ibnu Salman bin Abdul Aziz Al Saud, yang juga merupakan Gubernur Madinah.
Tak hanya itu, menurut penuturan Agus, Pangeran Arab Saudi juga didampingi oleh Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, serta sejumlah pejabat tinggi lainnya, baik dari kementrian dalam negeri, maupun lainnya.
Hal tersebut tentu menunjukkan betapa akrabnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Arab Saudi. Pihaknya sering menyebut bahwa hubungan kedua negara ini dengan istilah poros Saudnesia yakni Saudi Arabia dan Indonesia.
Baca Juga
Kedua negara baik Indonesia dan Arab Saudi menunjukkan bahwa keduanya tengah menikmati masa – masa indah, masa – masa keemasan hubungan bilateral antara Indonesia dan Saudi.
Agus memaparkan, Putra Raja Salman secara langsung datang ke Bandara Madinah dan menyambut jamaah haji Indonesia yang baru tiba di Madinah.
Putra Raja salman juga menyatakan gembira dan bahagia, karena penyelenggaraan Haji negara Indonesia terbilang sangat bagus dibandingkan negara lainnya. Beliau juga memuji sistem penyelenggaraan Haji Indonesia yang mampu memberangkatkan jamaah haji dalam jumlah yang sangat besar, bahkan terbesar di dunia dan tergolong paling rapi.
Bahkan, Agus Maftuh juga mengatakan bahwa sistem penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia akan menjadi prototype (model) untuk dikembangkan dan digunakan untuk seluruh negara lain.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Putra Raja Salman juga sempat menanyakan seragam yang dipakai jamaah haji Indonesia. Agus lantas menjawabnya bahwa seragam yang dipakai oleh jamaah haji asal Indonesia adalah batik, pakaian khas Indonesia dan sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya dunia.
Selain itu, tambahnya, Indonesia juga menjadi negara pertama yang mendapatkan pelayanan fast track saat berada di Bandara, Sehingga, melalui layanan tersebut, jamaah haji asal Indonesia hanya membutuhkan waktu sekitar 1,30 menit per kloter untuk pemeriksaan di Imigrasi. Hal tersebut merupakan inovasi yang dikembangkan oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi dalam upayanya memperbaiki pelayanan kepada masyarakat.
Saat ini ternyata hanya ada 5 negara yang diizinkan dan diberikan fasilitas layanan Fast Track, yakni Indonesia, Malaysia, Tunisia, Bangladesh dan Pakistan. Hal itu disebabkan karena kelima negara tersebut merupakan negara yang mengirimkan jamaah haji dalam jumlah yang sangat besar.
Kedutaan Besar Indonesia untuk Arab Saudi tentu berharap, melalui diplomasi – diplomasi yang dijalankan pemerintah Indonesia dan menjaga hubungan kedua Negara, diharapkan kuota jamaah haji Indonesia pada tahun – tahun mendatang terus meningkat.
Kedekatan hubungan diplomasi tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan kuota jamaah, dimana sebenarnya pihak pemerintahan Indonesia telah mengajukan penambahan kuota jamaah Haji Sebanyak 29 ribu kuota, namun saat Presiden Jokowi berkunjung ke Saudi, pemerintahan kerajaan Arab Saudi baru memberikan 10 ribu kuota. Kita tentu berharap akan ada penambahan 19 ribu tambahan lagi sehingga menjadi genap 250 ribu kuota di massa mendatang.
Perlu kita ketahui bahwa penduduk Indonesia yang berangkat haji, usianya sudah sangat lanjut. Bahkan sebagian juga ada yang berusia lebih dari 70 tahun. Sementara, mereka menanti hingga 30 – 40 tahun. Atas alasan tersebutlah, tampaknya pemerintah Arab Saudi bersedia menambah kuota Haji karena melihat keinginan dan keseriusan yang nyata dalam membantu pelayanan jamaah haji.
Kedekatan hubungan antara Indonesia dengan Arab Saudi diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kedua negara.
Penyelenggaraan Haji Indonesia juga ternyata berhasil menarik tim misi Haji Bangladesh. Dimana mereka menilai jamaah haji Indonesia dengan jumlah yang sangat besar bahkan yang terbanyak di dunia, mampu mengatur sistem penyelenggaraan ibadah haji secara baik dan tertib.
Apresiasi tersebut tentu menunjukkan capaian yang luar biasa oleh pemerintah Indonesia dalam mengakomodasi keperluan Jamaah Haji. Harapannya, hal ini juga dapat menjadi contoh bagi negara lain yang turut serta dalam proses ibadah Haji.