Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Astera Primanto Bhakti mengungkapkan bahwa proses pemulihan ekonomi menghadapi tantangan besar karena lonjakan Covid-19 varian Delta. Terlebih terjadi lonjakan kasus aktif di setiap harinya hingga mencapai 50 ribu kasus.
“Proses pemulihan ekonomi menghadapi tantangan besar dengan adanya varian baru Covid-19. Dimana saat ini Indonesia sedang berjuang melawan lonjakan Covid-19 dengan lebih dari 50 ribu kasus tambahan per hari. Hal ini mendorong diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat pada Juli 2021,”tuturnya dalam diskusi Pengelolaan Dana Haji 2021, Senin (19/7).
Bahkan implikasi dari lonjakan kasus Covid-19 dapat berpotensi memberikan tekanan di pasar keuangan. Menurutnya imbas peningkatan kasus Covid-19 varian Delta di berbagai negara juga berisiko terhadap pemulihan ekonomi global ke depan. Oleh karena itu, Kementerian Keuangan memastikan bersama seluruh pihak akan terus memperkuat proses pemulihan ekonomi, dengan pengendalian pandemi Covid-19 secara lebih komprehensif, kemudian disertai dengan percepatan vaksinasi yang masif. Serta mendorong akselerasi realisasi program pemulihan ekonomi nasional secara terukur dan terarah.
Baca Juga
“Melalui APBN 2021, pemerintah terus berupaya atasi tingkat penyebaran Covid-19 dan memulihkan kondisi ekonomi nasional termasuk melaksanakan vaksinasi masif dan bertahap kepada seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Di tengah tantangan pandemi Covid-19, ia berharap kinerja ekonomi Indonesia dapat terus menunjukan optimisme dan tren yang mendukung, disertai dengan dukungan dari kebijakan fiskal, kebijakan moneter, sektor keuangan dan reformasi struktural. Ia menjelaskan sebenarnya pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan hingga kuartal I- 2021, hal ini tercermin dari tingkat kepercayaan masyarakat yang mulai meningkat. Sejalan pemulihan ekonomi aliran modal asing diharapkan semakin meningkat dari pasar saham dan obligasi. Kemudian hasil kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal I dengan kontraksi yang mengecil menjadi 0,74% dibandingkan periode kuartal IV -2020 yang tercatat kontraksi 2,19%.
“Hal ini menunjukan kepercayaan investor asing mulai pulih,sejalan dengan itu, perekonomian global mulai menunjukkan momentum pemulihan,” ujarnya.
Realisasi Program PEN Lebih lanjut, Astera mengatakan realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) telah terealisasi 37,9% dari pagu yang dianggarkan Rp 699,43 triliun. Prima menyatakan realisasi tersebut terbagi dalam beberapa fokus di antaranya diarahkan untuk sektor kesehatan seperti therapeutic dan perawatan bagi 252 ribu pasien. Kemudian perlindungan sosial yang meliputi program Kartu Sembako bagi 15,93 juta keluarga dan kuota internet bagi 32,1 juta penerima.
“Selain itu, realisasi anggaran PEN turut diarahkan untuk dukungan UMKM dan korporasi yaitu kepada 9,8 juta pelaku UMKM,” ucapnya.
Sementara itu, program prioritas padat karya bagi 795 ribu tenaga kerja dan insentif usaha seperti berupa PPh Final UMKM ditanggung pemerintah (DTP) bagi 129 ribu usaha. Prima menegaskan pemerintah terus memantau dinamika yang terjadi akibat pandemi kemudian dilakukan strategi realokasi dan refocusing anggaran untuk memaksimalkan peran APBN sebagai instrumen fiskal.
“Pemerintah senantiasa berusaha dinamika dinamika pandemi di tanah air. Kemudian melalui instrumen fiskal yakni APBN, strategi realokasi dan refocusing anggaran-anggaran yang dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan masyarakat dan menjaga ketahanan serta menyeimbangkan serta menyeimbangkannya dengan aktivitas aktivitas ekonomi,”ungkapnya.
Meski demikian, ia mengingatkan APBN yang merupakan instrumen pemerintah dalam melakukan countercyclical terhadap dampak pandemi juga memiliki keterbatasan sehingga harus kembali disehatkan. Ia menjelaskan penyehatan APBN dilakukan melalui langkah konsolidasi fiskal yaitu dengan berbagai reformasi baik dalam penganggaran, perpajakan dan PNBP, transfer daerah dan dana desa (TKDD), pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial. “Melalui reformasi struktural yang terus dijalankan secara konsisten akan menciptakan momentum baru bagi percepatan ekonomi sekaligus penguatan transformasi di berbagai sektor,” tegasnya.