Pada tanggal 6 dan 7 Desember 2019, sebanyak 24 pemain dari Oman, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait berkumpul di kota Baku, Azerbaijan dalam rangka Turnamen Tenis Diaspora. Turnamen tenis in merupakan agenda tahunan dan merupakan turnamen yang ketiga diselenggarakan para diaspora yang tergabung dalam komunitas tenis diaspora GCC (gulf cooperation countries). Terselenggaranya turnamen di Baku, Azerbaijan tidak lepas dari dukungan penuh pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Azerbaijan.
Dalam sambutannya saat jamuan malan malam di Wisma Nusantara Baku Azerbaijan, Duta Besar Republik Indonesia Berkuasa Penuh dan Luar Biasa Bapak Professor Dr. Husnain Bey Fananie, menyambut hangat para tamu terhormat para diaspora yang datang ke Azerbaijan untuk berpartisipasi di turnamen tersebut. Harapan beliau, inisiatif diaspora yang sangat baik ini tidak berhenti hanya pada cabang tenis saja, tetapi golf, futsal, badminton atau cabang olahraga lain. Semangat berolahraga beserta jalan-jalan (sport-leisure) adalah tujuan utama yang diusung para diaspora. Selain itu inisiatif ini mendukung visi dan misi diplomasi Kedutaan Besar RI untuk Republik Azerbaijan juga dalam meningkatkan kunjungan warga negara Indonesia ke negara di tepi Laut Kaspia.
Baca Juga
Bagaimana awalnya turnamen diaspora ini diadakan ? Sedikit cerita, perjalanan turnamen ini dimulai di Muscat, Oman pada awal tahun 2018 dimana berupa kumpul-kumpul warga diaspora saja sambil bermain tenis. Ternyata animo para diaspora cukup besar untuk berkompetisi sesame perwakilan diaspora negara di Timur Tengah. Pada akhirnya tidak menunggu lama di tahun yang sama, 7-8 Desember 2018, secara resmi turnamen diadakan kembali di Muscat, Oman dengan memperebutkan piala bergilir. Turnamen pertama ini dimenangkan tim Uni Emirate Arab. Kenapa bisa Azerbaijan padahal bukan negara timur tengah ? Singkat ceritar, berawal dari pertemuan diaspora Oman yang berkunjung ke Baku maka terjadi obrolan seputar kegiatan diaspora Bersama. Maka Farid Hadiaman, selaku Ketua Indonesia Diaspora Network (IDN) Chapter Azerbaijan berinisiatif mengundang para diaspora tenis ini ke Baku, Azerbaijan. Gayung pun bersambut. Ini dikarenakan kemudahan visa bagi pemegang paspor Indonesia memasuki wilayah negara Azerbaijan ini dari negara-negara timur tengah.
Turnamen ketiga, yang diselenggarakan di Baku Tennis Academy (BTA), dimenangkan oleh tim Qatar setelah melalui pertandingan sengit di final melawan tim juara bertahan, Uni Emirat Arab. Kali ini juara bertahan Uni Emirat Arab yang dimotori Bapak Fajar Darma harus mengakui keunggulan tim Qatar. Seperti yang diutarakan kapten Tim Qatar pemenang turnamen ini, Bapak Armen Lukman Hidayat, “Seminggu sebelum turnamen ini, tim Qatar sudah melakukan pemanasan dan bertanding di event lain”. Tim Kuwait yang dimotori 2 pemain senior, Bapak Wahyono dan Bapak Rullyanto juga memberikan persaingat sengit. Semangat mereka dan ketahanan fisik tim Kuwait patut diacungi jempol. Tim paling jauh yang harus transit terlebih dahulu di Doha dikarenakan tidak ada penerbangan langsung ke Baku, Azerbaijan harus diacungi jempol karena menduduki posisi nomer 3 secara keseluruhan. Tim Oman yang dikoordinir Bapak Frieza Gustaman ini merupakan kuda hitam pada turnamen kedua dimana Oman menjadi tuan rumah.
Semangat kebersamaan dan sportivitas mengalahkan lelahnya pertandingan dan perjalanan dari negara masing-masing. Tak lupa selepas bertanding, tim tuan rumah Azerbaijan mengadakan tour singkat satu hari seputar kota Baku, Azerbaijan mengunjungi beberapa spot menarik. Beberapa diaspora bahkan datang ke Baku lebih awal dan berkunjung ke ski resort di Shahdag Azerbaijan yang berada di kaki gugusan pengunungan Kaukasus.
Dalam gambar, nama2 anggota tim para diaspora yang berpartisipasi:
Tim Oman: Yuda, Muchlis Ridho, Rio Wiendarko, Junus, Billman Marpaung, Friza
Tim Uni Emirat Arab: Fajar “Nalbandian:, Rido “Federer”, Lukman “Thiem”, Bakir “Medvedev”, Agus “Tsonga”, Yaya “Toure”, Iwan Ruwais “Fals”
Tim Qatar: Yan, Hendra, Lukman, Samsul Bahri, Iskandar, Bayu, Ronny
Tim Kuwait: Wahyono, Rullyanto, Imam Pangestu
Tim Azerbaijan: Farid Hadiaman