Oleh: Putu Raditya
Penanganan corona di Indonesia sudah maksimal dan kesigapan pemerintah dalam usaha menumpas virus covid-19 dipuji oleh WHO. Organisasi kesehatan internasional ini menganggap cara-cara yang dilakukan pemerintah sudah sesuai. WHO juga menawarkan kerja sama lebih lanjut, untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat pandemi.
Di masa pandemi, kita sudah terbiasa untuk melakukan protokol kesehatan. Masker pun jadi barang wajib yang dikenakan saat keluar rumah. ketika semua orang tertib menaati protokol kesehatan, maka mereka patut dipuji karena menuruti aturan dari pemerintah. Hal ini juga menunjukkan perhatian pemerintah agar seluruh rakyatnya selamat dari ancaman corona.
Baca Juga
Baca juga: Perkuat Imunitas Hadapi Pandemi Covid-19 di Musim Hujan
Saat pemerintah Indonesia berjibaku untuk melawan efek pandemi covid-19, ada apresiasi dari WHO (World Health Organization). Organisasi internasional di bawah PBB itu memuji tindakan Presiden yang cepat tanggap dalam menangani corona. Direktur WHO, Tedros Adhanom, menyampaikan apresiasi tersebut lewat telepon dan mengumumkannya di akun Twitter pribadinya.
Dalam tweet-nya, Tedros menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mempersiapkan sistem kesehatan yang baik. Oleh karena itu, ia memuji Jokowi sebagai Presiden Indonesia yang brilian dalam menangani corona. Apresiasi WHO ini adalah angin segar di masa pandemi yang terkesan suram, karena membuktikan langkah pemerintah tak pernah salah.
Tedros juga menyatakan, WHO juga siap untuk mendukung pemerintah dalam usaha menangani penyebaran corona. Tawaran dari organisasi ini amat berharga, karena mereka terbukti perhatian kepada Indonesia. Juga membuktikan bahwa penanganan corona di Indonesia sudah bagus, meskipun masih di-bully oleh sebagian kecil oknum.
Di sisi lain, Australia memberi bantuan sebesar 6,2 juta dollar kepada WHO. Namun uang sebesar itu dikhususkan untuk membantu Indonesia agar bisa menangani penyebaran virus covid-19. Bantuan dari Australia ini mempererat persahabatan antar 2 bangsa. Dengan uang itu maka penanganan corona di Indonesia akan jadi lebih baik lagi.
Apresiasi dari WHO dan bantuan dari Australia membuktikan bahwa pemerintah sudah berusaha keras dalam menangani pandmi covid-19. Sejak diumumkan masa pandemi bulan maret 2020, maka semua wajib stay at home dan ketika fase adaptasi kebiasaan baru dimulai, maka semua orang wajib mematuhi protokol kesehatan.
Protokol kesehatan juga selalu disosialisasikan, bahkan setelah 6 bulan dari masa awal pandemi. Pengulangan pengumuman protokol ini dilakukan agar makin banyak orang yang taat aturan dan selalu ingat untuk memakai masker, mencuci tangan atau pakai hand sanitizer, dan menjaga jarak. Protokol ini disingkat jadi 3M agar mudah dihafal dan dilakukan.
Dalam mensosialisasikan gerakan 3M maka ditayangkan iklan layanan masyarakat di televisi. Program 3M dijadikan lagu berjudul ‘ingat pesan ibu’ dan dibawakan oleh grup musik Padi. Harapannya, semua kalangan mulai orang tua sampai anak-anak hafal dengan lagu tersebut dan selalu ingat untuk mematuhi protokol kesehatan.
Selain mensosialisasikan protokol kesehatan, pemerintah membuat aturan lain seperti harus rapid test sebelum naik pesawat dan kereta api merupakan pencegahan agar corona tak menyebar lebih jauh lagi. Pemerintah pusat juga memperbolehkan pemerintah daerah untuk memberi sanksi atau denda bagi orang yang tak pakai masker.
Segala upaya pemerintah ini bukan sebuah kekejaman tapi perlu diperhatikan sebagai bentuk perhatian. Karena pemerintah tak ingin seluruh rakyatnya kena corona. Masyarakat diminta untuk tertib dan patuh, karena peraturan ini dbuat demi keselamatan mereka sendiri. Jika semua orang disiplin maka corona bisa benar-benar pergi dari Indonesia.
Apresiasi WHO terhadap pemerintah Indonesia merupakan hadiah di tengah pandemi. Bahkan mereka juga menawarkan bantuan. Pujian direktur WHO membuktikan bahwa langkah pemerintah dalam menangani efek pandemi covid-19 sudah benar. Sebagai warga negara yang baik, kita wajib menuruti aturan pemerintah dan menjalankan protokol kesehatan.
Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini