Universitas Atma Jaya Jakarta gelar bedah buku Lelaki di Tengah Hujan di Kampus I Semanggi, Jakarta Selatan, Jum’at (5/4/2019). Novel karya Wenri Wanhar ini ditulis berdasarkan kisah nyata tahun 1998.
Sejumlah sastrawan dan aktivis 98 turut hadir dan menjadi narasumber dalam acara bedah buku ini, seperti Martin Aleida, Dewi Nova, Ignatius Johan, dan Garda Sembiring.
Baca Juga
Dalam kesempatan ini, Martin Aleida selaku aktivis senior mengaku bahwa membicarakan gerakan 98 sangat penting dalam kaitannya dengan angkatannya.
“Membicarakan 98 sangat penting dalam kaitannya dengan angkatan saya karena peristiwa angkatan saya sedikit yang diceritakan dalam bentuk fiksi,” ungkap Martin.
Novel Lelaki di Tengah Hujan ini menggambarkan sebagian proses panjang perihal tumbuhnya pergerakan yang menjadi bagian reformasi tahun tahun 1998 yang melahirkan era reformasi di Indonesia.
Sementara itu, Dewi Nova senagai seorang pegiat sastra mengungkapkan bahwa ia kerap mengingat peristiwa yang pernah ia alamai ketika membaca novel Lelaki di Tengah Hujan ini.
“Salah satu hal yang dibicarakan adalah perihal militerisme dan perampasan ruang hidup. Saya membaca buku ini sambil mengingat-ingat peristiwa yang pernah saya alami dulu,” ujar Dewi.
Wenri Wanhar sebagai sang penulis mengaku bahwa naskah novel ini sudah mengendap selama bertahun-tahun sebelum akhirnya diputuskan untuk diterbitkan.
“Naskah ini sudah mengendap cukup lama sebelum akhirnya saya kirimkan kepada teman saya untuk dipilah bagian mana saja yang perlu diterbitkan. Bisa dikatakan bahwa buku ini adalah karya yang lahir dari perjalanan panjang masa lampau,” tutup Wenri.