Oleh: Ratna Oktaviani
Tanpa disadari, waktu terus berjalan membawa kita kembali pada suasana menjelang pemilihan presiden periode tahun 2019-2024. Meskipun waktu menjelang pilpres 2019 masih sekitar beberapa bulan kemudian, tapi masyarakat sudah mulai kasak-kusuk untuk mencari secara mendalam kelebihan maupun kekurangan dari kedua kandidat calon presiden periode berikutnya. Oleh karena itu, media cetak maupun elektronik sangat berperan penting untuk menyampaikan informasi yang ingin dicari mengenai calpres tersebut.
Peran media massa yang seharusnya hanya menyampaikan berita atau informasi yang sesungguhnya atau nyata tanpa ada rekayasa, kini semakin terlihat penyimpangannya dari peran media massa yang sesungguhnya. Penyimpangan tersebut dapat kita lihat adanya keberpihakan pada salah satu kandidat capres. Akhirnya, keberpihakkan tersebut mempengaruhi sikap masyarakat, yang awalnya netralistis menjadi seorang yang selalu berprasangka buruk.
Baca Juga
Pandangan adanya keberpihakan media massa pada salah satu capres, memang tidak bisa dibuktikan begitu saja. Bisa jadi sudut pandang adanya penyimpangan tersebut hanyalah pandangan semata masyarakat yang tidak memposisikan keberadaanya sebagai pihak yang netral. Artinya, sikap netral masyarakat itu sendiri yang ternyata sudah mulai luntur bahkan menghilang. Akibatnya, tanpa disadari jika ada sebuah informasi terbaru mengenai capres dari media massa, masyarakat langsung menilai buruk salah satu pihak, dan mengagung-agunkan pihak yang lain.
Semakin maraknya pemberitaan tentang pemilihan capres 2019, semakin membuat suasana disemua kalangan menjadi panas. Bukan hanya dikalangan terpelajar, penduduk terdalam sekalipun tidak mau tertinggal untuk ikutserta menjadi seorang yang menentukan siapakah kandidat yang pantas dan dipercaya untuk menduduki kursi seorang presiden periode 2019-2024 nantinya. Biasanya, penduduk yang tinggal di daerah pedalaman dan sulit disentuh media massa memilih kandidat capres dengan sifat netral yang masih kuat. Karena sulitnya media massa yang dapat diakses oleh mereka, masyarakat dipedalaman biasanya mempertimbangkan seorang kandidat yang sudah menjabat selama 1 periode dengan melihat sisi kinerjanya. Apa perubahan-perubahan yang sudah mereka rasakan baik dalam bidang ekonomi dan pembangunan selama 5 tahun masa jabat presiden sebelumnya. Jika demikian, apabila ada pemberitaan hoax mengenai kandidat capres, masyarakat pedalaman tidak akan terpengaruh karena sulit nya media massa tadi masuk ke daerah mereka dan sikap netralitas mereka yang masih kuat.
Di samping itu, tidak tersentuhnya masyarakat pedalaman dengan media massa mengenai pemberitaan terbaru tentang pilpres 2019 ternyata bukanlah suatu hal yang selalu dianggap baik untuk menumbuhkan rasa kenetralitasan tersebut. Masyarakat pedalaman juga perlu tau dan penting untuk mendapatkan dan mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi. Jika tidak ada nya informasi, mereka hanya akan memihak pada kandidat yang sudah pernah menjabat dan yang sudah mereka rasakan sendiri hasil kinerjanya selama 5 tahun. Sebaiknya, masyarakat pedalaman juga mengetahui lebih dalam mengenai kandidat yang lain (belum pernah menjabat), agar masyarakat lebih baik dalam mempertimbangkan mana pilihan mereka sendiri tanpa adanya keberpihakan pada salah satu calon hanya dikarenakan kurangnya informasi.
Keberpihakan yang dimaksud adalah suatu sikap yang hanya memandang satu sisi baik dan yang lainnya buruk, sehingga tidak jarang menimbulkan tindakan-tindakan yang menjelek-jelekan, memfitnah, dan memberitakan pemberitaan yang tidak benar (hoax) pada sisi yang tidak dipihakinya. Keberpihakan yang berlebihan sehingga menimbulkan sikap-sikap tersebut merupakan sifat masyarakat yang tidak jarang kita temui disaat-saat menjelang pilpres 2019 ini. Seharusnya masyarakat Indonesia yang berhak memilih capres, lebih bersikap netral dan hanya memikirkan keuntungan untuk bangsa Indonesia dimasa depan bukan keuntungan pribadi saat memilih seorang kandidat. Bersikap netral tidak harus tinggal dipedalaman agar terhindar dari berita-berita hoax yang dapat menimbulkan sikap keberpihakan yang berlebihan tadi. Namun, sikap kenetralan tersebut dapat tumbuh di dalam pribadi seorang yang cerdas dan bijak dalam memilih mana berita yang benar dan mana berita yang hanya rekayasa semata.
Jadi, mari kita sama-sama sukseskan pilpres 2019 dengan menjunjung tinggi netralitas yang tinggi dari sekarang.