Mengecam aksi Sadis KST Tembaki Aparat Keamanan Saat Selamatkan Pilot Susi Air
Oleh: Alfred Jigibalom
Aksi sadis Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) kembali terjadi dengan menyerang personel keamanan yang berupaya membebaskan pilot Susi Air pada Sabtu (15/4). Masyarakat mendukung TNI/Polri dan BIN untuk tidak gentar dan tegas menindak gerombolan itu agar kedamaian dapat kembali terwujud.
Baca Juga
Kapendam XVII Cenderawasih, Kol Kav Herman Taryaman menyatakan memang telah terjadi penyerangan yang dilakukan oleh KST Papua terhadap Satgas Yonif R 321/GT di Mugi pada Sabtu tanggal 15 April 2023 lalu sekitar pukul 16:30 WIT.
Sampai saat ini, pemantauan masih terus dilakukan oleh aparat keamanan atas kejadian tersebut. Ternyata terdapat kendala yang mengakibatkan pemantauan sedikit terganggu, yakni karena adanya cuaca hujan dan juga berkabut sehingga komunikasi belum bisa berjalan dengan lancar kepada pihak aparat keamanan yang berada di lokasi.
Kolonel Herman menambahkan bahwa berbagai upaya terus saja dilakukan oleh jajarannya untuk benar-benar bisa memberikan bantuan dan juga evakuasi terhadap para korban dari Satuan Tugas (Satgas) Yonif, sekaligus juga melakukan pencarian terhadap pilot Susi Air serta dirinya berharap agar seluruh jajaran bisa diberikan keselamatan dan perlindungan ingga kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Diketahui bahwa telah terungkap penyerangan yang dilakukan oleh KST Papua pada Satgas Yonif R 321/GT tersebut beserta satuan lainnya yang sedang bertugas di lapangan ternyata menyebabkan sekitar 6 (enam) orang prajurit dilaporkan menjadi korban serangan dan sekitar 30 orang lainnya masih belum diketahui secara pasti bagaimana nasibnya.
Sebagai informasi, Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna (GT) merupakan satuan yang sedang berjaga di Pos Mugi, Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Mereka secara tiba-tiba diserang oleh KST Papua dalam rangka sedang bertugas untuk mencari pilot Susi Air yang sedang disandera.
Ternyata, ulah KST Papua untuk terus menghalangi upaya penyelamatan Pilot Susi Air bukan hanya terjadi pada penyerangan Satgas Yonif tersebut saja, namun mereka juga melakukan penembakan hingga mengakibatkan Pratu Miftahul Arifin gugur dan jatuh ke jurang sedalam sekitar 15 meter.
Terkait hal tersebut, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksanama Muda Julius Widjojono menjelaskan meski banyak dihalangi oleh KST Papua, pihak TNI dan juga Panglima TNI tetap memerintahkan agar operasi penyelamatan pilot Susi Air tetap dilaksanakan dan bahkan terus ditingkatkan.
Panglima TNI juga dengan tegas menyampaikan bahwa pihaknya akan langsung mengambil tindakan tanpa ragu-ragu. Dirinya juga memerintahkan supaya pencarian terus dilakukan dengan mengerahkan bantuan tempur secara maksimal untuk bisa mencari beberapa prajurit yang masih belum diketahui keberadaannya akibat serangan KST Papua.
Laksamana Muda Julis Widjojono juga menyatakan bahwa saat ini Pilot Susi Air sendiri, yakni Philips Mark Mehrtens sudah berhasil diketahui lokasinya dan operasi pencarian semakin terfokus.
Pada kesempatan lain, Kapuspen TNI, Laksamana Muda Kisdiyanto menjelaskan bahwa sampai saat ini proses negosiasi masih terus dilakukan antara pemerintah daerah (Pemda) dengan kelompok penyandera. Dirinya juga menegaskan bahwa jajarannya sudah sangat siap untuk segera mengeksekusi KST Papua.
Tidak tanggung-tanggung, TNI akan mengerahkan satuan khusus dengan kemampuan yang terampil untuk bisa mengeksekusi kelompok separatis tersebut. Meski sudah sangat siap, namun pihak aparat keamanan tetap mengikuti kebijakan dari pemerintah yang terus mengutamakan negosiasi terlebih dahulu agar sandera bisa diselamatkan tanpa adanya cedera apapun.
Memang tidak perlu diragukan lagi bahwa pihak TNI sudah mengetahui beberapa lokasi di wilayah Papua yang merupakan posisi dari KST Papua menyandera Pilot Susi Air. Operasi pun terus dilakukan namun dengan penegakan hukum dan terus mengedepankan negosiasi.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada aparat keamanan TNI, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk terus berusaha keras dalam penyelamatan pilot Susi Air dengan cara yang persuasif.
Di sisi lain, Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menerangkan bahwa arahan dan instruksi dari Presiden Jokowi memang menunjukkan bahwa Pemerintah RI memiliki sikap yang sangat tepat dan berhati-hati dalam merespon KST Papua.
Meski terus saja mengalami teror dan serangan dari KST Papua yang mencoba untuk menghalangi upaya dari aparat keamanan yang terdiri dari personel gabungan TNI, Polri dan BIN hingga kerap menyebabkan baku tembak sampai adanya prajurit yang gugur, namun apresiasi patut diberikan dengan setinggi mungkin atas bagaimana komitmen sangat kuat aparat keamanan untuk terus berupaya menyelamatkan Pilot Susi Air.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bal