Oleh: Ansori Aan Aqza
Setiap bangsa dan negara pasti tidak lepas dari yang namanya problematika, walaupun problem yang di alami berbeda-beda. Namun dengan adanya problem tersebut akan menjadikan pendewasaan bersikap.
Akan Tetapi jika probelamtika tersebut berdampak pada kondusifitas, kemajemukan dan keragaman dalam berbangsa dan bernegara seperti halnya “Hoax” maka harus diperangi dengan serius. Karena akan menjadi benalu untuk pembangunan nasional.
Baca Juga
Berita Hoax sudah tidak asing lagi bagi kita, bangsa Indonesia karena hal tersebut sekarang menjadi probelematika yang serius di tahun pesta politik negara kita ini, karena Indonesia merupan negara majemuk dan beragam. Akan tetapi bangsa Indonesia merupan bangsa yang kagetan dan mudah meniru, di sebabkan minat baca yang cukup memperihatinkan. berdasarkan studi “Most Littered Nation In The Word” yang dilakukan oleh “Central Connecticut State University” pada tahun 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca.
Masalah ini sangat rentan dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menyebarkan berita “ Hoax”, untuk mencapai kepentingannya. Lebih mirisnya lagi pembuat dan penyeber berita hoax merupakan kaum-kaum intelektual. Mereka memanfaatkan keintelektualannya untuk kepentingan tertentu, tak ayal jika para konsumen berita “Hoax” menganggut-nganggut dengan adanya berita tersebut karena di sampaikan dengan retorika yang bagus, pembuatnya merupakan orang yang berkapasitas tinggi, penyampaiannya terstrategis, kelompoknya terorganisir dan pelindungnya orang terpandang yang dinamakan dengan hoax berjama’ah.
Sebagai anak bangsa kita harus berempati dengan problematika peyeberan “ Hoax” ini, dengan bersimpati melakukan perlawanan-perlawanan yang taktis dan alalitis. Apalagi pada tahun politik seperti sekarang yang terkadang pelakunya menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan suara dari masyarakat termasuk melakukan “Hoax”. Cara kotor seperti itu akan mengakibatkan pergesekan di tengah masyarakat yang pada akhirnya bisa mengakibatkan konflik berkepanjangan akibat kepentingan sesaat tersebut.
Ada banyak cara sebenernya untuk melawan berita “Hoax” tersebut. diantaranya, Jika pelaku pembuat meyebarkan “Hoax” dengan narasi maka kita melawannya dengan mengcounter narasi tersebut dengan data yang sebenarnya. dan masih banyak cara lainnya yang bisa kita lakukan, intinya kita menyampaikan kebenarannya yang terjadi pada public. Dengan seperti itu kita turut ikut serta mengawal dan menjadikan pemilu tahun ini damai, berkualitas dan bermartabat. Kerena negara kita masih banyak PR yang perlu kita kerjakan, mulia dari ketertinggalan sumber dara manusia (SDM), dan perekonomian yang masih teritanggal jauh, serta peningkatan pengolahan kekayaan sumber daya alam (SDM), yang masih belum sepenuhnya dikelola dengan baik, karena kekurangan SDM dan keterbelakanagan perekonimiannya. Maka dari hal itu kita selaku anak bangsa jangan hanya tebelenggu dengan hal-hal yang sifatnya benalu bagi negara kita. Potonglah benalu tersebut, dengan memotong benalu tesebut menjadikan pergerakan perubahan untuk kemajuan pembangunan negara dan bangsa Indonesia bisa lebih cepat dan PR-PR tersebut bisa di selasaikan dengan baik.