Oleh : Rebecca Marian
Perayaan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember menjadi momok bagi masyarakat. Sepak terjang OPM yang sering bertindak keji menjadi salah satu alasan ditolaknya kelompok tersebut oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat juga menganggap Papua bagian integral NKRI sehingga mereka menolak perayaan OPM.
Jelang hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember nanti, Polda Papua berhasil menangkap pimpinan kelompok kriminal bersenjata KKB Papua, Iris Murib. Iris ditangkap saat dirinya diduga tengah mencari amunisi untuk persiapan HUT OPM di Timika.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, Iris berhasil ditangkap di Kali Pindah-pindah, Jalan Trans Timika-Nabire, distrik Iwaka sekitar pukul 14.21 WIT.
Dalam penangkapan tersebut, pihak kepolisian terpaksa melontarkan timah panas untuk melumpuhkannya karena Iris Murib sempat memberikan perlawanan terhadap aparat. Iris pun langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Jayapura guna menjalani perawatan medis.
Ditengarai, saat Iris ditangkap, ia hendak menuju Tembagapura untuk bergabung dengan KKB lainnya dan menyiapkan HUT OPM.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono menghimbau agar OPM tidak merayakan HUT organisasinya. Nono menyampaikan sebaiknya ke rumah Ibadah menjelang Natal 25 Desember dan berdoa untuk kedamaian dan kesejahteraan masyarakat Papua.
Pihaknya berpendapat, daripada merayakan ulangtahun gerakan separatis, lebih baik masyarakat Papua bisa menatap ke depan dan tidak perlu mewarisi sejarah kelam masa lalu.
Sebelumnya, Para tokoh adat di Papua juga telah menyatakan sikap menolak dengan tegah terkait dengan anggapan bahwa 1 Desember merupakan hari kemerdekaan Bangsa Papua, sebab sejarah telah menunjukkan bahwa Papua telah menjadi bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ondoafi Waena yang merupakan Ketua dari Barisan Merah Putih Papua mengatakan, pihaknya menolak dengan tegas seluruh kegiatan dan aktifitas kelompok politik maupun kelompok bersenjata serta ormas-ormas yang tidak pro-NKRI yang bertujuan untuk memecah belah dan merusak rasa persaudaraan kami masyarakat Papua dan Bangsa Indonesia.
Kita haruslah mengingat sejarah bangsa, bahwa Papua merupakan bagian dari Indonesia yang telah diperjuangakan oleh seluruh Pahlawan bangsa dari berbagai suku, ras, agama dan bahasa. Selama ini, berbagai kelompok dan ormas yang tidak pro-NKRI telah melakukan kebohongan serta provokasi terhadap masyarakat Papua untuk mendukung referendum.
Ia juga mengajak kepada semua pihak, khususnya kepada para mantan pejuang, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemangku adat, pemuda dan perempuan Papua untuk saling bekerjasama memberantas kelompok separatis yang ingin merugikan masyarakat Papua dengan dalih kemerdekaan dan kesejahteraan yang hanya merupakan tipu daya kelompok separatis dan politik yang merugikan masyarakat.
Selain itu ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat Papua agar pada tanggal 1 Desember tetap melaksanakan kegiaan seperti biasa dengan tidak ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok-kelompok yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.
`Penolakan terhadap KKB ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia saja, kelompok separatis tersebut juga kerap membuat onar di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini.
Hal tersebut membuat warga Papua Nugini yang berada di perbatasan Indonesia angkat bicara.
Penolakan tersebut juga disampaikan oleh tokoh masyarakat Papua Nugini yang berada di perbatasan kedua negara tersebut.
Ray Tanji menuturkan bahwa anggota separatis Papua tersebut ditolak oleh warga Papua Nugini. Hal tersebut dikarenakan kehadiran kelompok separatis tersebut kerap menimbulkan masalah bagi warga yang tinggal di perbatasan.
Pada kesempatan berbeda, Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Kolonel Inf J Binsar P Sianipar, menghimbau kepada segenap elemen warga yang ada di Papua agar tetap tenang dan beraktifitas seperti biasa menjelang 1 Desember 2019.
Menurutnya, Papua merupakah bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga sudah semestinya isu terkait dengan 1 Desember tersebut tidak perlu terlalu ditanggapi atau membuat kegaduhan yang dapat menimbulkan persoalan dan menjadi perpecahan sesama anak bangsa.
Mantan Asops Danjen Koppasus tersebut juga menambahkan, yang terbaik adalah bagaimana para generasi muda yang ada di Papua dapat mengisi pembangunan yang ada dengan karya nyata untuk mengambil peran dalam memajukan sesama orang Papua di segala bidang.
Segala hasutan jelang HUT OPM mungkin akan bermunculan baik secara langsung ataupun di Media Sosial, namun alangkah baiknya kita tidak perlu menggubris atau mengikuti ajakan yang menghasut dan membuat persoalan yang dapat menambah runyam bangsa ini.