Interaksi Dengan Bahasa Ibu, Bantu Pemulihan Traumatik Penyintas Gempa Cianjur di Posko BIN
Badan Intelijen Negara (BIN) memastikan kondisi kejiwaan penyintas gempa Cianjur, terutama anak anak di Posko Kemanusiaan BIN kembali pulih. BIN akan terus melanjutkan program trauma healing kepada para penyintas gempa Cianjur dengan melibatkan partisipasi masyarakat sekitar, dengan harapan anak anak dapat cepat beradaptasi melalui Bahasa Ibu mereka.
Koordinator Relawan PAUD Kabupaten Cianjur, Wiwi mengatakan program pemulihan psikologis para penyintas gempa, perlu menjadi perhatian. BIN telah memberikan ruang fasilitas tersebut dengan baik dan profesional terlebih dengan mengandeng sejumlah fasilitator psikologis di sekitar wilayah gempa Cianjur.
Baca Juga
“Penyintas gempa terutama anak anak, terkadang kurang mendapat perhatian yang memadai. Orang tua kebingungan akibat gempa sehingga anak anak cenderung terabaikan, padahal orang tua adalah sosok yang mereka percayai. Sehingga penggunaan Bahasa Ibu dapat menjadi pintu masik” Ujar Wiwi.
Penggunaan bahasa ibu membantu anak anak untuk lebih mendalam mengenai dirinya sendiri, posisinya dalam lingkungan sosial, sekaligus merasa lebih berdaya dan percaya diri.
“Interaksi dalam trauma healing menggunakan Bahasa Sunda, namun tidak melepaskan penggunaan Bahasa Indonesia” Ujar Wiwi
Selain peran para penyuluh, komunikasi efektif di lingkungan keluarga menjadi faktor lain yang mempengaruhi percepatan pembangunan keceriaan anak anak. Ruang interaksi yang luas juga mampu membantu anak anak melepas emosi atau traumatik mereka dengan berlari lari.
Posko Kemanusiaan BIN memiliki ruang terbuka yang proporsional, sehingga masyarakat terutama anak – anak masih mendapatkan kesempatan beraktivitas di luar ruang. Kondisi tersebut dapat membantu pemulihan kesehatan mental anak lebih cepat.