Hepatitis Akut Tidak Terkait Dengan Covid-19
Oleh : Dian Ahadi
Kasus hepatitis akut yang saat ini banyak menyerang anak-anak diyakini tidak terkait dengan Covid-19. Kendati demikian, masyarakat diimbau selalu waspada dengan segera memeriksakan penyakit ke rumah sakit apabila ditemui indikasi gejala penyakit tersebut.
Baca Juga
Kasus hepatitis akut yang banyak menyerang anak anak-anak telah melanda berbagai negara, termasuk Indonesia. Kasus tersebut kini telah banyak menjadi pemberitaan media massa dan banyak sekali diperbincangkan oleh publik.
Bahkan tidak sedikit diantara masyarakat yang kemudian memiliki persepsi bahwa seolah memang Hepatitis Akut itu masih ada kaitannya dengan pandemi COVID-19.
Dugaan-demi dugaan terus saja terjadi karena memang sejauh ini masih belum bisa dipastikan dengan jelas kira-kira apa penyebab dari adanya penyakit Hepatitis Akut yang secara tiba-tiba menyerang sejumlah anak-anak di beberapa negara tersebut.
Sejumlah dokter dan akademisi kesehatan pun mulai banyak angkat bicara, tidak terkecuali pihak Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Pihak RSCM akhirnya memutuskan untuk turut bersuara dan menjelaskan mengenai Hepatitis Akut ke publik. Hal itu disebabkan sebelumnya telah ada 3 orang pasien anak-anak yang diduga telah terkena Hepatitis Akut pertama di Indonesia yang kemudian meninggal ketika dibawa ke Rumah Sakit tersebut. Direktur Utama RSCM dr Lies Dina Liastuti menyatakan dengan tegas bahwa terdapat 14 kasus total mengenai dugaan Hepatitis Akut namun para pasien bahkan beberapa diantaranya sama sekali sebelumnya belum terpapar oleh Covid-19.
Bukan hanya menjawab banyak persepsi liar dari publik yang menghubungkan antara Hepatitis Akut dengan Covid-19, namun beberapa diantara masyarakat juga masih beranggapan bahwa salah satu penyebab terjadinya Hepatitis Akut ini lantaran pemberian vaksinasi Covid-19. Sontak anggapan tersebut juga ditepis dengan tegas oleh dr Lies karena nyatanya dari seluruh pasiennya, beberapa bahkan sama sekali mereka belum pernah melakukan vaksinasi Covid-19.
Meski menyatakan bahwa tidak ada kaitan antara Hepatitis Akut dengan paparan Covid-19 ataupun vaksinasi Covid-19, namun dr Lies juga menyatakan bahwa masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai Hepatitis Akut ini karena fakta di lapangan menyatakan bahwa baik itu pasien yang sudah ataupun belum terpapar, baik itu pasien yang sudah atau belum mendapatkan vaksin Covid-19, nyatanya mereka juga tetap terjangkit Hepatitis Akut.
Senada dengn sanggahan yang dilakukan oleh dr Lies, Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Riris Andomo Ahmad menyatakan bahwa memang Hepatitis Akut ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan vaksinasi Covid-19. Lebih lanjut, dirinya menambahkan bahwa memang tidak mengherankan apabila masyarakat langsung menyangkut pautkan antara pemberian vaksinasi Covid-19 dengan Hepatitis Akut lantaran pada pasien pengidapnya ditemukan Adenovirus.
Perlu diketahui, bahwa Adenovirus justru merupakan vektor yang menyebabkan manusia memiliki kekebalan dari serangan virus Covid-19 dan digunakan untuk merk vaksin tertentu. Selain itu mengenai Adenovirus ini sendiri juga sejatinya masih sebuah hipotesis karena hanya ditemukan pada beberapa kasus pengidap Hepatitis Akut saja sehingga tidak bisa lantas dipukul rata semuanya.
Saat ini Hepatitis Akut sendiri sudah sangat banyak menyebar di berbagai wilayah, bahkan membuat World Health Organization (WHO) menetapkan status Hepatitis Akut ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun beberapa pihak juga sudah menegaskan bahwa sama sekali tidak ada kaitan antara Hepatitis Akut dengan penderita Covid-19 sebelumnya ataupun disebabkan oleh pemberian vaksinasi Covid-19. Masyarakat pun diminta tetap tenang dan mewaspadai gejala penyakit tersebut agar dapat mencegah jatuhnya korban jiwa.
)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute