Bersinergi Menghentikan Kekerasan KST terhadap Rakyat Sipil
Oleh : Levi Raema Wenda
Sinergitas memang sangat dibutuhkan oleh seluruh elemen mulai dari masyarakat, Pemerintah hingga seluruh aparat penegak hukum jika hendak benar-benar ingin menghentikan kekerasan yang dilakukan KST Papua hingga mengakibatkan warga sipil menjadi korban.
Baca Juga
Tindakan yang telah dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua memang sangat meresahkan masyarakat bahkan bisa saja menebar ancaman berupa ketakutan akibat bagaimana brutalnya mereka hingga melakukan pembantaian kepada rakyat sipil.
Hal tersebut tentunya tidaklah bisa dibiarkan begtu saja sehingga seluruh masyarakat harus mampu bersinergi untuk menghentikannya.
Sebelumnya, diketahui bahwa tepat pada hari Sabtu (16/7) lalu memang telah terjadi aksi pembantaian yang dilakukan oleh KST Papua terhadap warga sipil, tepatnya terjadi di Kampung Nagolait, Kabupaten Nduga hingga mengakibatkan sebanyak 11 orang meninggal dunia bahkan termasuk di dalamnya terdapat tokoh agama yang menjadi korban.
Petugas yang berwajib pun sempat mengalami sedikit kesulitan tatkala hendak melakukan evakuasi pada salah satu korban lantaran memang lokasinya yang cukup jauh dari titik awal pembantaian bahkan hingga personel gabungan TNI-Polri yang berangkat sempat mengalami kontak senjata dengan kelompok KST tersebut.
Namun pada akhirnya memang evakuasi berhasil dilakukan setelah KST terpukul mundur dan melarikan diri. Pihak berwajib langsung turun tangan untuk menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan mengumpulkan beberapa kesaksian dari warga di sekitar TKP.
Hasilnya cukup mengejutkan lantaran memang para korban sejatinya sama sekali tidak ada kaitannya dan sama sekali tidak mengetahui bahwa KST akan melakukan aksi tersebut di kampung mereka.
Kombes Achmad Mustofa Kamal selaku Kabid Humas Polda Papua juga menjelaskan bahwa sempat terjadi aksi kejar-kejaran antara warga sipil dengan KST ketika warga melihat mereka menggunakan senjata. Sontak warga sempat kabur untuk lari ke hutan akan tetapi dikejar oleh KST tersebut. Hal ini jelas menunjukkan bahwa memang aksi dari kelompok separatis dan teroris ini seakan dengan sengaja akan melakukan pembunuhan dan mencari korban.
Dengan kejadian yang terjadi tersebut, catatan panjang yang dimiliki oleh KST Papua kembali bertambah lantaran mereka terus dengan aktif menggelar aksinya sejak enam bulan terakhir ini. Bahkan data menunjukkan bahwa sejak semester pertama di tahun 2022 saja sudah terdapat 44 kasus yang mengakibatkan sekitar 20 orang kehilangan nyawa mereka.
Lebih lanjut, Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri memberikan imbauan langsung kepada seluruh masyarakat untuk tidak sekali-kali menginjakkan kaki pada daerah yang memang rawan konflik, namun karena memang adanya tuntutan ekonomi demi bisa mencari nafkah, maka mereka terpaksa harus mengunjungi daerah rawan tersebut.
Dengan adanya peningkatan kasus yang dilakukan dari aksi KST Papua tersebut, tentu keamanan dan keselamatan masyarakat sangat rawan sehingga pihak Polda Papua melakukan rapat gabungan bersama dengan TNI dan menegaskan akan terus melakukan pola penanganan bahkan akan lebih ditingkatkan pula.
Kapolda Fakhiri menyatakan bahwa memang sinergitas harus benar-benar diiakukan dengan sangat baik ketika berada di lapangan antar petugas gabungan tersebut. Kemudian dari sudut pandang masyarakat sendiri, beliau berharap supaya warga juga mampu untuk meningkatkan kewaspadaan mereka terutama ketika berada di kawasan Pegunungan Papua saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Semakin meningkatnya aksi brutal yang telah dilakukan oleh KST Papua tersebut juga membuat Panglima Kodam VXII/Cendrawasih, Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa menyatakan bahwa pihaknya akan mendukung penuh dan bersiap dalam melakukan penanganan pada KST Papua ini bersama pihak Polda Papua. Beliau juga sependapat bahwa memang sinergitas dari seluruh pihak menjadi salah satu elemen paling penting untuk terus ditingkatkan.
Sementara itu, di sisi lain, Menko Polhukam Mahfud MD turut berkomentar mengenai kasus pembantaian yang telah dilakukan oleh KST Papua tersebut. Menurutnya mereka adalah musuh bagi seluruh rakyat. Kemudian beliau menegaskan bahwa Pemerintah juga tidak akan tinggal diam dan akan menindak dengan sangat tegas hal tersebut.
Mahfud MD juga menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh KST tersebut sama sekali melenceng dan tidak mencerminkan bagaimana masyarakat Papua sejati yang sebenarnya sangat cinta damai dan beradab. Meski begitu, Menko Polhukam ini juga menegaskan bahwa Pemerintah tidak akan secara sembrono mengambil tindakan dengan langsung melakukan operasi militer di Bumi Cendrawasih, melainkan justru upaya yang ditempuh oleh pihak Pemerintah adalah dengan pendekatan kesejahteraan untuk bisa membangun Papua lebih baik lagi.
Tindakan tegas memang sangat patut untuk dilakukan, selain supaya mampu dengan segera mengungkap kasus hingga menangkap KST Papua yang terlibat pada pembantaian, namun juga pastinya akan memberikan efek peningkatan rasa aman di masyarakat serta tentunya terjadi penegakan hukum sebagaimana sesuai dalam Undang-Undang.
Di sisi lain, sebenarnya Mahfud MD sendiri menilai bahwa secara universal kondisi yang terjadi pada Papua bahkan sampai detik ini masih terbilang kondusif lantaran kejadian yang ada seperti pembantaian KST tersebut hanyalah terjadi disedikit lokasi saja dan sama sekali tidak bisa jika dianggap seolah itu merepresentasikan seluruh kondisi di Papua.
Seluruh aparat penegak hukum mulai dari Polri hingga TNI bertekad akan terus meningkatkan sinergi di lapangan demi bisa segera melakukan penangkapan dan mengusut tuntas pembantaian yang telah dilakukan oleh KST Papua pada warga sipil. Pemerintah pun memberikan komitmen yang sama, hingga masyarakat terus diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan diri. Jika semua elemen mampu bersinergi dengan baik, maka tentu KST Papua akan dengan mudah dikalahkan.
)* Penulis adalah Pengamat Papua, mantan jurnalis media lokal di Papua.