Akademisi dan Politisi Ini Bahas Pemanfaatan TIK di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Baca Juga

Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo RI melaksanakan seminar live streaming bertemakan “Pemanfaatan TIK di Era Adaptasi Kebiasaan Baru” yang diisi Ir. Alimin Abdullah selaku Anggota Komisi I DPR-RI, Gun Gun Siswadi selaku Akademisi Univ. Esa Unggul Jakarta, Syukri Rifai selaku Akademisi yang mana dalam seminar live streaming tersebut Ir. Alimin Abdullah menyampaikan bahwa terutama yang di Dapil saya Dapil 2 Lampung yang sempat ikut hari ini, baik yang baru pertama kali ikut atau yang pernah ikut yang sebelumnya, karena sebetulnya ini acaranya yang harus kita lakukan terus, untuk bisa memberikan pengetahuan mengenai teknologi informasi tentang internet ini memang masih banyak yang belum bisa terjangkau, sementara Negara sudah mengeluarkan dana yang besar untuk membuat sarana dan prasananya, kalau rakyatnya kurang memahami dan tidak bisa memanfaatkan, bahkan bisa menjadi bencana karena dia salah menggunakan dan melanggar undang-undang maka dana yang besar itu menjadi mubazir atau kurang manfaat. Pemerintah DPR dan Kominfo berusaha untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan agar kita semua dapat menggunakan dan memanfaatkan sarana internet yang sudah dibuat oleh Negara dari Palapa Ring dan lain sebagainya dan terus diberikan dana tambahan lagi untuk bisa menjangkau seluruh rakyat kita berada di manapun, tapi juga kita harapkan tidak hanya sekedar terjangkau tetapi mendapatkan sebesar-besarnya manfaat, baik untuk pengetahuan, untuk kehidupan, kesehatan dan informasi. Dengan menggunakan jaringan internet ini bisa menambah kesejahteraan untuk rakyat, menambah pengetahuan dan juga menyediakan lapangan kerja, inilah salah satu tujuan kita mengadakan seminar-seminar seperti ini, walaupun dalam keadaan suasana pandemi seperti saat ini. Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman yang sempat hadir dan saya berharap yang mengikuti hari ini tidak hanya buat dirinya sendiri tetapi juga sampaikan kepada keluarga, teman dan sesama warga negara. Kita punya hak sama untuk menggunakan fasilitas ini atau memanfaatkannya yang memiliki ilmu pengetahuan dan juga mengerti aturannya sehingga dia tidak terjebak, melanggar undang-undang ITE.
Dalam kesempatan yang sama Gun Gun Siswadi selaku kademisi Univ. Esa Unggul Jakarta menyampaikan bahwa kalau bicara tentang teknologi informasi sekarang ini Indonesia sudah memasuki era digital, artinya dari segi infrastruktur Pemerintah sudah membangun yang namanya Palapa Ring, ini adalah tulang punggung ekonomi digital, Indonesia yang menghubungkan 514 Kabupaten atau Kota di Indonesia dengan menyediakan akses internet berkecepatan tinggi kepada masyarakat. Artinya dari segi infrastruktur ini memang harus dilakukan oleh Pemerintah dan ini sudah di lakukan dan di resmikan oleh Pak Joko Widodo, mudah-mudahan ini bisa terkoneksi semua Provinsi semua Kabupaten di Indonesia dengan baik. Dengan adanya infrastruktur yang bisa terkoneksi antara satu dengan lainnya, antara satu masyarakat ke masyarakat lain, maupun antara Kabupaten dengan Kabupaten lainnya, maka ternyata jumlah pengguna internet berdasarkan data dari APJII sekarang ini penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai sekitar kurang lebih adalah 196,71 orang menggunakan internet atau 73,7% masakan Indonesia ini sudah terkoneksi dengan internet, sangat luar biasa data ini diambil periode 2019-2020 kuartal kedua kalau tidak salah. Oleh karena itu dengan besarnya pengguna internet di Indonesia maka terjadi glombang informasi atau tsunami informasi yang datang ke hadapan kita bersama. Hari ini informasi sudah menjadi kebutuhan pokok manusia, khususnya masyarakat Indonesia sudah menjadikan informasi menjadi salah satu kebutuhan pokoknya, bukan hanya tiga kebutuhan pokok masyarakat Indonesia ini yaitu sandang, pangan, papan, tetapi juga sudah bertambah salah satunya adalah informasi, informasi adalah kebutuhan pokok masyarakat Indonesia yang ke-4, kita memasuki era informasi di mana seluruh aktivitas kita tergantung pada informasi, sekarang juga sedang menghadapi era pandemi covid 19 oleh karenanya kita harus menyikapi ini dengan sebaik-baiknya supaya kita bisa keluar dari era pandemi covid 19 ini. Dan masayarakat semakin mudah bertransaksi secara online, karena dengan adanya internet dan adanya infrastruktur, kemudian di barengi dengan era pandemi covid 19, maka kebutuhan masyarakat bertransaksi akan semakin meningkat, karena masyarakat harus bekerja dari rumah, belajar dari rumah itu yang mengakibatkan terjadinya jumlah pengguna internet semakin meningkat. Mungkin survei 2021 akan drastis kenaikannya, saya perkirakan ini mungkin akan lebih dari 200 juta orang Indonesia sudah terkoneksi dengan internet. Oleh karena itu kita memasuki era new normal, kita manfaatkan online shop, untuk bertransaksi secara online, kemudian bisa memesan berbagai kebutuhan menggunakan online shop dan lain sebagainya, jadi itulah Indonesia sekarang ini berada di era digital. Ada beberapa manfaat internet sebagai sumber informasi, mempermudah atau mempercepat pekerjaan, menambah pergaulan melalui jejaring sosial, bisa digunakan untuk bisnis online, membentuk kelompok diskusi, sebagai sumber belajar tambahan, sarana pencari beasiswa dan loker, sarana pemasaran atau promosi, mendorong semakin mandiri, sebagai media hiburan dan sarana penyimpan informasi. Beberapa manfaat untuk bisnis online yaitu tidak membutuhkan took atau kantor besar sebagai tempat usaha, dengan menggunakan internet bisa berjualan dari rumah saja, calon konsumen tidak terbatas, bisa mencakup keseluruh negara, konsumen dan produsen dapat dengan mudah melakukan komunikasi secara online di internet, biaya promosi sangat murah dan dapat mempromosikan produk ke seluruh dunia dengan internet dan keuntungannya bisnis online yaitu mempermudah komunikasi antara konsumen dan produsen, memperluas jangkauan calon konsumen dengan target pasar yang tidak terbatas, mempermudah pemasaran dan promosi barang dan jasa, proses online lebih mudah untuk dilakukan baik untuk menjual barang ataupun membeli, pembayaran atau payment yang mudah yang dapat dilakukan secara online, penyebaran informasi yang begitu mudah untuk dilakukan. Jenis usaha di era adaptasi kebiasaan baru ini bisa dilakukan untuk membuka online shop, berjualan masker dan produk kesehatan, healthy food, praktisi atau konsultan dan pengajar online lalu juga bisa menjadi freelancer. Go digital menjadi strategi UMKM di era pandemi, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah perlu memanfaatkan teknologi digital untuk masuk ke e-commerce agar dapat bertahan saat pandemic covid-19, pengusaha juga harus memahami strategi dan factor pendukung keberhasilan usaha secara daring yang semakin digemari. Dalam berkomunikasi secara efektif di media sosial mengutip dari “Aly Mansyur – giving harus memberikan konten yang positif, conversation komunikasi dua arah atau komen mendapatkan respon secara interakif, listening melakukan listening secara proporsional, passing mengerti gaya obrolan dari masing-masing media, antusiasme saat komunikasi sedang berlangsung perlihatkan rasa antusiasme agar lawan bicara merasa bahwa kita peduli dan mendengarkan setiap perkataan mereka, ciptakan hubungan emosional yaitu menjalin komunikasi, baik melalui postingan yang menarik maupun komentar dan pesan, lalu tumbuhkan kepercayaan produk yang Anda tawarkan ini terjamin keasliannya dan jangan ragu meminta dukungan kepada teman-teman Anda yang kebetulan juga bermain sosial media tersebut. Digitalisasi pendidikan channel ke berbagai sumber belajar semakin banyak: synchronous dan asynchronous fleksibilitas waktu belajar, devices untuk mengakses sumber belajar semakin mobile, mudah dan beragam seperti komputer, laptop, smartphone dan lain sebagainya, setiap orang berpotensi sebagai produsen bhan ajar dan sekaligus sebagai pembelajar bahan ajar resource sharing. Persiapan pembelajaran pasca pandemi yaitu perlunya akses perangkat dan jaringan internet, peningkatan kapasitas guru dan pemberdayaan orang tua. “Mendikbud, Nadiem Makarim – positifnya situasi PJJ justru membawa hikmah karena ketika pandemi berakhir, salah satu hal yang menjadi kebiasaan baru masyarakat adalah kemampuan untuk bisa beraktivitas di mana saja.
Orang-orang akan terbiasa dengan digitalisasi. Kombinasi pembelajaran tatap muka dan jarak jauh ini dinilai memiliki potensi luar biasa untuk memajukan pendidikan nasional.
Inilah saatnya guru dan orangtua berinovasi dengan melakukan banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya, karena secanggih apa pun teknologi, sebesar apa pun inovasi pendidikan, peran guru sebagai pendidik tak akan tergantikan. Konsepnya bukan untuk menggantikan guru, tetapi teknologi itu untuk memperkuat potensi guru”. Berinternet dengan bijak cermati dalam memilih situs dan konten, pastikan keamanan data pribadi, tetap batasi penggunaan internet, verivikasi sebelum membagikan, cek faktanya terlebih dahulu lalu lihat urgen dan manfaatnya. Dalam program pemberdayaan masyarakat atau pengembangan talenta digital yang bernama Digital Talent Scholarship yaitu mempersiapkan talenta digital yang dibutuhkan pasar kerja, menyediakan pelatihan untuk alih kompetensi pada era industry 4.0, mengembangkan SDM talenta digital yang berdaya saing dan berkarakter, meningkatkan tata kelola dan kelembagaan untuk pelatihan talenta digital, dengan target Digital Talant Scholarship pada tahun 2021 sebanyak 100.000 talenta digital seperti Fresh Graduate Academy, Vocational School Graduate Academy, Thematic Academy, Professional Academy, Digital Entrepreneurship Academy, Talent Scouting Academy, Digital Leadership Academy dan yang di targetkan pada tahun 2024 mencapai 400.000 talenta digital.
Syukri Rifai selaku Akademisi menyampaikan bahwa sebuah imajinasi, kita boleh jadi pernah berimajinasi atau berkhayal baik karena data yang kita miliki dari menonton televisi atau membaca buku yang akan membayangkan masa depan, suatu saat, suatu hari nanti manusia ini dengan memanfaatkan teknologi big data, cloud, artificial intelligence, robotik dan sebagainya yang diintegrasikan dalam berbagai aspek kehidupan misalnya pendidikan, kesehatan, transportasi, industri, keuangan dan lain sebagainya mendapatkan dukungan pelayanan dari TIK itu untuk kenyamanan hajat hidup kita sebagai manusia secara berkelanjutan. Sekarang ini kita berada di abad 21 atau era 2000-an ini jauh sebelumnya sering disebut sebagai era disrupsi yang mendobrak paradigma konvensional menjadi seperti digital, era disrupsi adalah suatu zaman menjadi berubah sangat fundamental karena adanya inovasi-inovasi dan kreativitas manusia yang membuat segala sesuatu hajat hidupnya itu menjadi lebih simple, contoh kalau dahulu kita masuk ke dalam tol dulu kan ada orang yang menjadi penjaga di loketnya, saat ini sudah tidak ada, sekarang ini ada palang kalau kita tap kartu itu baru palang pintu tersebut terbuka itu salah satu contoh dari disrupsi, pekerjaan-pekerjaan yang tadinya dilakukan oleh manusia kemudian menjadi tergantikan oleh mesin, oleh robot atau kecerdasan artificial intelligence. Life style anak-anak milenial bagaimana transformasi dunia konvensional berubah menjadi dunia digital dan revolusi industri yang kita kenal sebagai revolusi industri 4.0, kita lihat dahulu kemana-mana kalau menginginkan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain kita harus menyetop taxi, saat ini kita tidak perlu menyetop taxi, kita hanya perlu memijit dari gadget kita kemudian taxi tersebut akan menjemput di mana pun kita inginkan, lucunya baru saja kita menikmati taxi online yang seperti itu sekarang ini sudah ada yang namanya driverless car mobil yang bisa jalan sendiri tanpa ada orang di dalamnya, sekarang ini itu adalah sesuatu yang sudah menjadi biasa bagaimana teknologi kemudian membuat hal seperti itu menjadi mungkin, di Jepang ketika revolusi industri teknologi ini begitu hebat, ada ketakutan sendiri bagaimana nanti pada akhirnya teknologi itulah yang kemudian bisa menjadi bumerang, karena pada akhirnya orang-orang atau manusia yang hidup dengan teknologi itu, karena memang teknologi itu sudah melayani kita begitu enak, semua kebutuhan kita sudah terjamin sehingga pada akhirnya rasa solidaritas, rasa sosial antar manusia itu semakin lama semakin terkikis, kemudian para ahli di Jepang akhirnya mengeluarkan gagasan yang kita kenal dengan Society 5.0, kita baru merasakan, mengenal revolusi industri 4.0 tetapi ini sudah ada lagi konsep dari Society 5.0, konsep ini digagas oleh orang-orang Jepang untuk mengikis bahwa memang kebutuhan kita saat ini, apalagi dengan adaptasi baru terkait dengan pandemi covid 19 membuat begitu banyak manusia yang pada akhirnya semakin kecanduan dengan teknologi, dengan gadget sehingga nilai-nilai sosial diantara manusia itu semakin terkikis. Oleh karena itu kemudian digagas Society 5.0 ini, gagasan sebuah masyarakat yang berbasiskan teknologi, yang sudah melek, yang sudah pintar dalam hal teknologi memainkan big data dan lain sebagainya, kemudian memusatkannya untuk manusia itu sendiri, jadi segala sesuatunya dikembalikan lagi untuk manusia sehingga konsep ini, masyarakat ini tetap akan menjadikan manusia itu sebagai pusatnya, jadi bagaimana teknologi, bagaimana kita memainkan media sosial itu semuanya harus berpusat pada ada manusia itu sendiri pada halayak umum, bagaimana menjadi nilai yang positif untuk orang lain, walaupun kita memainkan gadget, memainkan media sosial tetapi kita tidak melupakan untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain, sehingga rasa empati, rasa peduli dan lain sebagainya akan tetap terjaga. Tantangan industry 4.0 dan Society 5.0 yaitu peran manusia digantikan oleh mesin, robot atau AI, 75-375 juta tenaga kerja global beralih profesi (MicKinsey, 2017), 1,8 juta pekerjaan digantikan Artificial Intelligence (Gartner, 2017), transformasi bisnis dan pekerjaan terdampak disrupsi seperti toko konvensional berganti menjadi marketplace, transportasi konvensional bergeser menjadi berbasis online, teknologi merebut posisi manusia sebagai produsen budaya, tidak semua orang mampu menyelami hidup yang begitu cepat berubah, manusia merasa hidup dalam kekosongan makna, perkembangan dunia media sosial yaitu ujung tombak kemajuan dan berada dalam posisi post-truth era, menyaring kebenaran sejati yang berkelindan dengan informasi hoax. Pekerjaan saat ini diharapkan memiliki cara berpikir yang creativity and inovation, critical thinking, problem-solving, decision making and learning, cara bekerja dengan komunikasi dan kolaborasi dengan sarana bekerja literasi informasi atau data dan literasi TIK, cara hidup di dunia citizenship, life and career, personal and social responsibility. Bagaimana menghadapi era digital orientasi baru tidak hanya cukup literasi lama seperti membaca, menulis dan matematika tetapi harus menguasai literasi data kemampuan untuk membaca analisis dan menggunakan informasi big data di dunia digital, literasi teknologi memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi seperti coding, artificial intelligence dan engenering principles dan literasi human yaitu memiliki jiwa kepemimpinan, karakter, berkolaborasi, berempati, inovasi, kreativitas dan entrepreneurship. Adaptasi masa depan komitmen semua pihak terhadap peningkatan kompetensi dan investasi di pengembangan digital skills, selalu mencoba dan menerapkan prototype teknologi terbaru, learn by doing, kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill di masa depan, dunia pendidikan menyusun kurikulum berbasis literasi data, literasi teknologi dan literasi kemanusiaan. “Robot tidak akan menghilangkan pekerjaan” tidak ada yang bisa menggantikan kecerdasan manusia yang lebih kreatif, flexibel, dan mampu beradaptasi terhadap perubahan – (Koetsier, 2018).

 

Related Posts

Add New Playlist