Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo mengingatkan kalangan media massa untuk menyesuaikan sistem bekerja dengan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Selain dituntut mampu menampilkan berita-berita positif, kalangan media juga tetap kritis terhadap pemerintah sehingga tercipta keseimbangan dalam pemberitaan pers.
“Saatnya wartawan harus mampu mengubah kebiasaan bekerja liputan ke lapangan menjadi kebiasaan bekerja melalui rumah (work form home). Ini tentu perlu perlu kebiasaan mengubah perilaku termasuk mampu membuat berita yang positif bagi semua stakeholders,” ujarnya di Jakarta (27/8), dalam sebuah Webinar bertema “Peran Jurnalisme Membangun Optimisme Masyarakat Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru” yang diselenggarakan PWI Jaya dengan dukungan Uzone.id.
Baca juga: Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Menuai Hasil
Baca Juga
Pembicara lainnya, kandidat doktor komunikasi Universitas Sahid Jakarta, Budi Nugraha, mengingatkan peranan media massa sangat berpengaruh dalam memberikan edukasi bagi masyarakat karena media sebagai sumber informasi yang aktual diharapkan bisa membangun opini masyarakat untuk tetap menjaga jarak dalam bersosialisasi.
“Media sebagai agen perubahan harus giat mensosialisasikan kebiasaan baru bagi masyarakat sehingga masyarakat membiasakan diri meskipun awalnya awam. Hal ini harus terus menerus disuarakan oleh media,” ujarnya
Tidak bisa dimungkiri, lanjutnya, insan media massa sebagai pekerja profesional juga turut mengkhawatirkan sikap sebagian masyarakat yang masih terkesan kurang peduli dengan situasi pandemi Covid-19.
Senada dengan hal tersebut, Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Jaya Irmanto menuturkan, adaptasi kebiasaan baru ini bisa disikapi masyarakat dengan melakukan aktivitas seperti biasa tetapi harus mengikuti dan menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan. “Artinya kita dapat melakukan aktivitas seperti sebelum adanya virus ini tetapi dengan cara yang baru dan sedikit berbeda dimana harus menghindari penularan Covid serta menjaga imunitas tubuh.”
Para pembicara juga menyoroti banyak hal yang berubah dengan situasi Covid-19 dan era new normal. Kegiatan banyak yang dikurangi sebagai upaya mencegah penularan virus corona. Kebijakan ini turut mempengaruhi cara kerja wartawan dalam mencari berita.
Irmanto mengingatkan dalam kondisi saat ini wartawan seharusnya memperhatikan langkah-langkah dalam memperoleh informasi secara aman di tengah pandemi Covid. “Dengan adanya teknologi saat ini, proses pencarian informasi dapat dilakukan dengan tetap memperhatikan keamanan diri.”
Dia tidak menampik wartawan dituntut mencari berita namun dengan tetap mentaati protokol kesehatan, dan didukung dengan teknologi yang memadai mulai dari work from home (WFH), absen digital, hingga penerapan gaya hidup sehat di masa new normal ini.
Langkah Konkret
Pada bagian lain, Dewan Pers berharap pemerintah segera melakukan langkah konkret untuk menyelamatkan industri media sebagai pilar keempat demokrasi sekaligus institusi bisnis yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid19.
“Dewan Pers berusaha meyakinkan pemerintah untuk segera membantu industri pers yang terdampak Covid19. Kondisi pers saat ini sangat berat, jika tidak diselamatkan akan terjadi PHK. [bulan] Agustus menjadi titik kritis,” ujar Agus Sudibyo.
Menurut Agus Sudibyo, bantuan dari pemerintah seharusnya tidak mengurangi posisi pers yang kritis karena dalam kasus Selandia Baru ternyata bantuan pemerintah tidak mengurangi sikap media yang profesional.
Agus mencontohkan bagaimana banyaknya produk pers kini sebagian besar tersedia secara gratis sehingga menjadi contoh nyata kontribusi industri pers terhadap kebutuhan komunikasi bagi masyarakat dan menyampaikan pesan penanganan penanggulangan pandemi yang dilakukan pemerintah.
Forum Webinar PWI Jaya yang berlangsung selama dua jam diikuti peserta dengan antusias yang menanyakan berbagai hal terkait kebijakan pemerintah dan upaya media massa dalam menjalankan tugas dan fungsinya. mohar