AMN Diharapkan Dapat Menjadi Wadah Pemersatu Bangsa
Oleh: Rommy Fernando
Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Surabaya telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga
Peresmian ini oleh Presiden Jokowi dinilai sebagai tanda munculnya era baru tentang Kebhinekaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, AMN dibangun sebagai respon konkret Presiden RI atas aspirasi 50 tokoh Papua pada pertemuan 10 September 2019 di Istana Negara.
Mereka menyampaikan gagasan agar dibangun sebuah asrama mahasiswa yang dapat berperan sebagai kawah candradimuka generasi muda multi-kultur, cinta NKRI, serta berdaya saing tinggi diberbagai bidang.
AMN adalah wadah untuk mempersatukan mahasiswa dari berbagai suku bangsa, bahasa, kebudayaan, dan agama yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan dari berbagai perguruan tinggi. Keputusan untuk mengeluarkan Perpres tersebut merupakan hal yang tepat dalam membangun rasa kebhinekaan dan persatuan Indonesia.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan mengatakan pembangunan AMN merupakan proyek bersama bangsa dengan melibatkan berbagai Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Provinsi (Pemprov). Sedangkan pengelolaan dan pembinaan AMN diselenggarakan oleh Kemendikbudristek dengan melibatkan BIN, TNI, Polri, Kemenpora dan Pemrov.
Kepala BIN juga menambahkan bahwa AMN ini akan menjadi salah satu pusat lahirnya calon-calon pemimpin bangsa di masa datang yang berdaya saing tinggi, mempunyai semangat bela negara, rasa kebangsaan kuat dalam bingkai NKRI, serta setia kepada Pancasila dan Konstitusi UUD 1945
Interaksi antar mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah memberikan ruang bagi keterbuakaan antar mahasiswa penghuni AMN. Mahasiswa dapat saling bercengkrama dan dan berbagi. Hal ini akan meningkatkan hubungan antar mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah tersebut.
Komunikasi yang terjalin dalam berbagai program kegiatan yang ada di AMN seperti program pembinaan yang dilakukan oleh BIN akan memperkuat hubungan serta melahirkan pemikiran yang terbuka mengenai perbedaan, sehingga menciptakan kebhinekaan antar mahasiswa penghuni AMN.
BIN memiliki kapasitas dalam melakukan program pembinaan untuk mahasiswa AMN. Pasalnya, BIN merupakan lembaga pemerintah non-kementerian yang bekerja di bidang intelijen untuk menjaga kemanan serta ketahanan nasional.
AMN juga diperuntukan untuk orang asli Papua yang menempuh pendidikan di enam wilayah tersebut. Nantinya orang asli Papua juga akan mendapatkan kuota besar untuk menghuni AMN tersebut. Kuota penghuni tersebut bagi orang asli Papua bisa menjadi langkah dalam pemerataan dalam pendidikan Indonesia khususnya untuk orang Papua.
Selain itu, AMN ini digunakan untuk menampung mahasiswa berprestasi dari berbagai wilayah Indonesia yang berkuliah di Surabaya. Program AMN ini diharapkan dapat berdaya guna serta menjadi langkah yang tepat dari pemerintah dalam pemerataan pendidikan dan membangun kebhinekaan bangsa Indonesia.
Diharapkan AMN ini akan menjadi model rumah kebhinekaan dalam membangun nilai-nilai Pancasila dan dasar konstitusi UUD 1945. Rumah bersama Nusantara, bagi mahasiswa generasi muda bangsa dengan mengusung nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
)* Penulis merupakan Analis Pusat Kajian Nusantara