Oleh : Rangga Abhiseka
PPKM yang terus diperpanjang memiliki alasan tersendiri, karena sangat efektif menurunkan kasus Corona di berbagai wilayah. Oleh karena itu, kita wajib menuruti semua aturan saat PPKM dan tidak mengeluh, karena program ini untuk melindungi semua orang dari bahaya Corona.
Apakah Anda sudah jenuh dengan PPKM? Program yang dimulai sejak awal juli ini diperpanjang hampir tiap minggu dan masyarakat jadi bingung, kapan akan berakhir?
Baca Juga
Sebenarnya pemerintah punya pertimbangan tersendiri saat akan memperpanjang durasi PPKM, karena harus melihat berapa kasus Corona di Indonesia. Sehingga tidak mungkin program ini dihentikan saat masih banyak yang jadi pasien Covid.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan bahwa PPKM menurunkan kasus Corona di Jabar. Puncak kasus susah terlewati dan ibarat naik ke pucuk gunung, sekarang kita sudah menuruninya. Semua ini berkat keampuhan PPKM yang diberlakukan dengan disiplin di wilayahnya. Dalam artian, program ini berhasil di Bandung dan wilayah Jabar lainnya, dan semoga juga sama di daerah lain di Indonesia.
Ridwan melanjutkan, bukti dari dahsyatnya PPKM adalah turunnya BOR (keterisian ranjang di Rumah Sakit Corona). Jika sebelum PPKM (Juni 2021), BOR mencapai 91% maka per maka saat ini sudah mencapai 24,99 persen. Tren positif ini diharapkan dapat terus dijaga, sehingga pasien Corona benar-benar turun karena RS mulai sepi dan diharap BOR akan terus menurun hingga 0%.
Sementara itu di ibu kota, PPKM menunjukkan keampuhannya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa jika pada bulan juni 2021 kasus aktif mencapai lebih dari 100.000, maka sejak PPKM diberlakukan turun drastis jadi ‘hanya’ 17.000. Sementara untuk BOR jadi di bawah 70%.
Penurunan pasien Covid di DKI Jakarta amat disyukuri karena provinsi ini menjadi rujukan bagi daerah-daerah di sekitarnya. Jika pasien Corona per hari tidak sampai 20.000 orang, maka wisma atlet yang menjadi RS darurat akan berangsur-angsur sepi, tidak seperti di awal tahun yang masih membludak isinya.
Sebelum PPKM diberlakukan kasus Corona di Indonesia sedang ganas-ganasnya, bahkan mencapai 50.000 orang per hari. Semua ini gara-gara virus Covid-19 varian delta yang merupakan hasil mutasi, yang menular dan menyerang 2 kali lebih cepat. Bahkan diklaim bisa menular hanya dengan berpapasan dengan OTG.
Sedangkan pasca 50 hari, pasien jadi hanya berkisar 20.000 orang per hari. Jumlah orang yang sembuh dari Corona juga naik dan tingkat kematian turun 8%. Angka ini sungguh bagus karena menunjukkan bahwa PPKM adalah program yang memang berhasil untuk menggebuk Corona dan jangan sampai ada penularan lagi di Indonesia.
Keberhasilan PPKM terjadi berkat kolaborasi antara tenaga medis, aparat, tim satgas penanganan Covid, dan masyarakat. Semua pihak bahu-membahu dalam mengatasi Corona dan menuruti tiap aturan PPKM, dan mengurangi mobilitas. Warga sipil paham bahwa PPKM adalah jalan menuju bebas Corona dan tidak mengeluh walau di rumah saja.
Walau PPKM berhasil tetapi kita tidak boleh lengah sedikitpun, karena jangan sampai angka pasien Covid naik lagi. Kalau bisa jumlah pasien menurun jadi di bawah 10.000, bahkan 0 per harinya, alias tidak ada penularan Corona. Semua bisa terjadi ketika disiplin dalam mempraktikkan protokol kesehatan dan menjaga imunitas tubuh.
PPKM ampuh dalam mengatasi ganasnya Corona dan mengurangi jumlah pasien Covid, dan keterisian ranjang di Rumah Sakit juga berkurang. Ini adalah hal yang patut kita syukuri karena ada tanda-tanda pandemi akan berakhir lebih cepat. Mari kita lebih disiplin dalam menjaga protokol kesehatan dan hidup bugar, agar tidak mudah terkena Corona.
Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara