Oleh : Putu Prawira
Kasus baru Covid-19 di Indonesia terus mengalami tren peningkatan seiring adanya varian baru virus Corona. Masyarakat diminta untuk selalu taat Prokes 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi) sebagai salah satu kunci utama memutus rantai penularan Covid-19.
Status Pandemi Covid-19 belum berakhir, meningkatnya angka terkonfirmasi dan munculnya varian baru, membuat kita harus benar-benar memperhatikan protokol kesehatan demi meminimalisir kemungkinan penularan Covid-19.
Baca Juga
Kelompok Kerja (Pokja) Genetik FKKMK (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan) Universitas Gajah Mada (UGM) menyebut bahwa Covid-19 varian B.1617.2 atau delta mampu mempengaruhi sistem imun tubuh manusia.
Ketua Pokja Genetik, Gunadi mengatakan, virus varian delta yang ditemukan tersebut, rupanya telah merebak di Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Virus tersebut telah ditetapkan oleh WHO sebagai variant of concern (VOC) pada 31 Mei 2021, menimbang dampak besarnya terhadap kesehatan masyarakat.
Gunadi berujar, suatu varian masuk kategori VoC lantaran memenuhi satu atau lebih dari tiga dampak yang ditimbulkan. Meliputi, daya transmisi, tingkat keparahan pasien dan mempengaruhi sistem imun manusia. Dirinya menuturkan, varian delta sementara telah menjadi bukti menimbulkan dua dampak. Yakni, lebih cepat menular dan mampu mempengaruhi respons sistem imun manusia. Ini terbaca lewat kasus di India maupun Kudus dengan transmisinya yang begitu cepat.
Diketahui, varian delta lebih cepat menyebar dibandingkan varian alpha, dimana ternyata varian tersebut memiliki prevalensi 50-60% lebih cepat menular dibandingkan dengan alpha. Gunadi melanjutkan, varian delta ini juga bisa menurunkan respons sistem imun manusia terhadap infeksi Covid-19. Baik yang ditimbulkan oleh infeksi alamiah maupun vaksin.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang melaporkan telah menemukan mutasi virus SARS-Cov-2 varian E484K alias Eek di Indonesia. Perlu diketahui, varian baru tersebut ditemukan setelah melalui pemeriksaan Whole Genome Sequence (WGS) pada bulan Februari 2021.
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengaku khawatir jika mutasi virus corona Eek akan berdampak pada penurunan efikasi alias kemanjuran vaksin virus Corona yang digunakan saat ini.
Kita tahu bahwa Efektifitas penggunaan masker untuk mencegah penularan juga dibuktikan secara uji klinis oleh Perusahaan riset pasar Inggris Yougov, tim dari Klinik Miyazawa di Hyogo dan Universitas Houston-Victoria telah mengumpulkan data melalui model komputer untuk mengetahui bagaimana berbagai faktor mempengeruhi tingkat kematian akibat penyakit covid-19 di berbagai negara. Hasilnya, penggunaan masker wajah menjadi cara paling signifikan dalam mengurangi risiko kematian akibat covid-19.
Pada kesempatan berbeda, Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik dari Departemen Mikrobiologi FK Universitas Gadjah Mada (UGM), dr R Ludhang Pradipta R., M. Biotech, SpMK, mengatakan ada kemungkinan untuk terinfeksi virus corona sebelum atau sesudah vaksinasi.
Kepala LBM Eijkam Amin Soebandrio menyebutkan bahwa varian corona Eek dilaporkan berpotensi menular lebih cepat.
Eijkman menyebutkan, mutasinya terjadi di protein spike atau yang sering disebut protein S1. Sehingga mengakibatkan reseptor lebih mengikat pada sel manusia menjadi lebih kuat, yang berimplikasi pada cepat dan banyaknya jumlah penularan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menduga varian Eek memiliki potensi yang mengakibatkan penularan yang lebih masif. Terlebih saat ini ada tiga varian virus corona yang tersebar di Indonesia.
Pada kesempatan belemumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan Instruksi Nomo 01/2021 tentang Gerakan Sosialisasi Penerapan Protokol Kesehatan (5M). Instruksi tersebut berisi imbauan untuk mengintensifkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat. Hal tersebut dikeluarkan sebagai upaya untuk mencegah kasus Covid-19.
Dirinya juga menuturkan bahwa dalam melaksanakan instruksi tersebut, harus melakukan pelaporan secara berkala terkait kemajuan gerakan sosialisasi penerapan protokol kesehatan (5M) kepada Tim Tanggap Darurat Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kementerian Agama Republik Indonesia. Mereka juga diwajibkan melaporkan dengan dilampirkan foto atau video melalui laman lapor5m.kemenag.go.id.
Kita tentu perlu belajar dari meledaknya kasus Covid-19 di India, kejadian tersebut disinyalir karena masyarakat di sana semakin abai dalam menerapkan protokol kesehatan. Beberapa bulan terakhir terjadi pesta pernikahan besar-besaran di India. Banyak masyarakat tidak mengenakan masker ketika keluar dari rumah.
Tentu kita semua ingin agar Pandemi segera berakhir, tentu saja kita memiliki peran vital untuk menekan angka terkonfirmasi covid-19, peran vital tersebut adalah kepatuhan kita terhadap peraturan pemerintah untuk terus disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan.
Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini