Moderasi Beragama merupakan bagian dari perwujudan rasa syukur atas bangsa dan negara yang besar. Bersyukur kepada Tuhan karena hidup di negara yang kaya akan perbedaan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kaban), Achmad Gunaryo, pada kegiatan Roadshow Jagongan Moderasi Beragama Umat Hindu dengan tema Beragama dengan Ramah Untuk Indonesia di Klaten, Senin (31/5). Kegiatan dihelat Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Balitbang Diklat sebagai unit yang mengkaji secara khusus kehidupan keagamaan di Indonesia.
“Bersyukur saja tidak cukup, harus ditingkatkan menjadi syakur yaitu orang yang senantiasa dalam napas dan gerak menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan. Sebab saya khawatir jika tidak bersyukur, maka nikmat bangsa yang besar ini akan diambil Sang Pemilik Nikmat,” ujar Kaban Gunaryo mengawali paparannya di hadapan pemuka agama.
Baca Juga
Sebagai perbandingan, Kaban Gunaryo memberikan gambaran kehidupan di Eropa. Dia melihat selama tinggal di Eropa, kehidupan di sana tidak sehebat yang terlihat.
“Meski dianggap maju, negara-negara di Eropa hingga saat ini tidak bisa hidup dalam perbedaan. Mereka bisa pecah hanya karena perbedaan bahasa atau perbedaan kepercayaan. Kesamaan di sana kini mulai diupayakan melalui penyamaan mata uang Euro,” ungkap Kaban yang berpengal