Oleh : Anindita Hapsari
KTT ASEAN akan diselenggarakan di Jakarta tanggal 24 april 2021. Acara ini sangat krusial, karena mengundang para pemimpin di seluruh wilayah ASEAN, mulai dari Malaysia hingga Filipina. Masyarakat Indonesia mendukung KTT ini, karena akan mempererat persahabatan antar bangsa.
Walau masih pandemi, KTT ASEAN ke-38 akan digelar di Indonesia. Tentu dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, agar acara ini berjalan dengan mulus. KTT dilaksanakan secara langsung mulai 23 april 2021, bukan via online seperti tahun lalu, karena kasus corona sudah mulai menurun.
Baca Juga
Indonesia akan berusaha menjadi tuan rumah KTT yang sempurna. karena keberhasilan acara ini akan membawa nama negeri kita di hadapan dunia internasional. Karena acara ini akan dihadiri segenap perwakilan dari negara-negara ASEAN. Sehingga harus dipersiapkan sebaik-baiknya.
Masyarakat diminta untuk mendukung KTT ASEAN dengan meramaikannya di media sosial. Acara sebesar ini tentu sangat membanggakan, karena Indonesia dipercaya jadi tuan rumah dan menunjukkan bahwa negeri ini bisa meng-handle acara sebesar itu. Keuntungan dari tuan rumah adalah bisa lebih luwes dalam networking, sehingga akan menguntungkan dari segi bisnis.
Jangan malah menggelar unjuk rasa untuk menentang KTT ASEAN. Pertama, tidak ada gunanya untuk berdemo, karena walau ada yang protes, acara ini akan terus berjalan. Karena KTT sangat penting untuk persahabatan antar negara di ASEAN dan menunjukkan solidaritas antar bangsa.
Kedua, demo di kala pandemi tentu sangat berbahaya, karena berpotensi menyebabkan klaster corona baru. Memang saat demo banyak yang pakai masker, tetapi siapa yang menjamin jika maskernya tidak akan dilepas? Mengingat suasana unjuk rasa yang panas, maka masker akan berpotensi untuk diturunkan.
Unjuk rasa saat pandemi tentu akan berdesak-desakan karena dihadiri oleh banyak orang. Saat berkumpul, maka protokol kesehatan physical distancing akan dilanggar oleh mereka. Jika ada salah satu saja yang jadi OTG, maka ratusan orang lain akan tertular corona dari droplet yang tersebar. Sungguh mengerikan jika hal ini benar-benar terjadi.
Sedangkan yang ketiga, demo di acara KTT ASEAN tentu akan memalukan nama Indonesia di mata dunia. Untuk apa ada acara yang bagus untuk berjejaring, malah diprotes? Hal ini menunjukkan oknum pendemo yang berpikiran picik dan tidak berpandangan jauh ke depan, karena KTT memiliki lebih banyak manfaat daripada kerugian.
Memang pada KTT ASEAN ini ada tokoh kontroversial yang direncanakan datang, yakni pemimpin militer Myanmar Min Aung Hlaing. Ia yang menjadi sorotan karena perintahnya untuk menangkap Aung San Suu Kyii dan memimpin kudeta Myanmar. Akan tetapi, walau Min dipersilakan datang, bukan berarti Indonesia mendukung junta militer Myanmar.
Para pendemo perlu memikirkan hal ini. Karena KTT ini direncanakan bukan mendadak, melainkan sudah setahun sebelumnya. Yang diundang adalah pemimpin tiap negara. Sedangkan saat ini posisi orang nomor 1 dipegang oleh Min Aung Hlaing, sehingga ialah yang akan datang ke Jakarta. Padahal tahun lalu masih dipegang oleh Aung San Suu Kyii.
Daripada berdemo dan panas-panasan sambil berpuasa (dan berpotensi batal karena kehausan, lebih baik kita ikut mempromosikan KTT ASEAN. Walau buka duta resmi, tetapi tiap WNI bisa menjadi penggembira acara itu di dunia maya. Caranya dengan memajang poster tentang KTT dan men-share berita-berita positif tentangnya.
Lebih baik batalkan niat untuk berunjuk rasa menentang KTT ASEAN. Pertama, di bulan puasa adalah momen damai, amat tidak elok untuk berdemo. Kedua, demo bisa menyebabkan klaster corona baru. Sedangkan yang ketiga, pemimpin militer Myanmar datang karena diundang sebegai perwakilan, bukan karena Presiden Jokowi membelanya.
Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute