Bakti Kominfo melaksanakan seminar live straming bertemakan “Peningkatan Peran Pemuda Dalam Pemanfaatan TIK” yang diisi Ir. Alimin Abdulah selaku Anggota Komisi I DPR-RI, Gun Gun Siswadi selaku Akademisi Univ. Esa Unggul Jakarta, Yusran Isnaini selaku Tokoh Pemuda, yang mana dalam seminar live streaming tersebut, Ir. Alimin Abdulah menyampaikan bahwa “Kegiatan ini adalah suatu tanggung jawab, saya sebagai wakil rakyat yang mencoba menyampaikan ke rakyat Indonesia dari daerah pemilihan saya, apa yang sedang dijaga saat yang sedang dibuat oleh negara demi kemajuan bangsa, terutama di bidang IT ini, saya di DPRD komisi 1 yang bermitra dengan Kominfo yang menangani masalah informasi ini, negara sudah berusaha sekuat tenaga untuk meratakan demi keadilan terhadap fasilitas, agar tersebar di seluruh Indonesia sehingga seluruh masyarakat Indonesia tanpa kecuali dapat menikmatinya, mulai dari Palapa Ring, Fiber Optic dan segala macam, yang diusahakan oleh pemerintah untuk menjangkau seluruh masyarakat, terutama pada saat pandemi ini memang sangat tepat, berguna, sehingga kalau tidak ada fasilitas seperti ini.
Maka kegiatan pendidikan terutama anak yang masih sekolah dasarpun tidak bisa dilaksanakan, jadi harus mensyukuri, pemerintah sejak awal menyadari, sudah melakukan penyiapan fasilitas ini, sehingga pada saat pandemi ini bisa menggunakan dan pendidikan masih berjalan terus, walaupun banyak juga hambatan dan tantangannya terutama memang pemerataan daripada sinyal ini masih juga beberapa tempat masih masalah. Harus mensyukuri dan menjadi manfaat terutama dengan datangnya bonus demografi di Indonesia.
Sehingga punya rakyat yang positif, yang masih produktif lebih besar dari yang sudah harus pensiun ataupun anak-anak, ketika zaman ini berharap dari apa di usahakan pemerintah itu bisa di syukuri dan manfaatkan, sehingga meningkatkan peran dari pemuda dan siap menghadapi masalah tantangan hidupnya, termasuk di dalam ilmu pendidikan, pekerjaan dan usaha, banyak yang sudah mampu di antara bangsa ini yang memanfaatkan dan berhasil dalam suasana pandemi, mereka bisa buka usaha walaupun sementara yang sudah pernah buka usaha pun sekarang jadi masalah terutama di bidang wisata, hotel dan lain sebagainya dan pemerintah juga mencoba mengantisipasi tantangan itu, dalam kesempatan inilah informasi dan IT ini bisa meningkatkan pengetahuan informasi dan juga memecahkan masalah mulai dari pribadi, masalah keluarga, masalah daerah dan masalah bangsa.
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Gun Gun Siswadi selaku Akademisi Univ. Esa Unggul Jakarta menyampaikan bahwa “Indonesia sekarang sudah memasuki era digital, ada beberapa hal yang harus di persiapkan dalam rangka memasuki era sekarang ini, yang sudah di bangun oleh pemerintah yaitu infrastruktur supaya masyarakat bisa mengakses informasi dengan baik, Palapa Ring sebagai tulang punggung ekonomi digital Indonesia yang menghubungkan 514 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan menyediakan akses Internet berkecepatan tinggi kepada masyarakat.
Besarnya jumlah pengguna internet di Indonesia sekitar 196.71 juta orang Indonesia menggunakan internet atau 73,7% masyarakat Indonesia sudah terkoneksi dengan internet artinya sudah 50% lebih masyarakat Indonesia sudah menjadi pengguna internet, ada hal yang perlu di waspadai dengan besarnya jumlah pengguna internet, dengan semakin mudahnya masyarakat mengakses informasi.
Maka terjadilah yang namanya banjir informasi-informasi, ada yang bermanfaat da nada yang tidak bermanfaat, perlu di jaga agar bisa memanfaatkan informasi itu dengan baik, oleh karena itu pemerintah dalam hal ini kementiran Kominfo melakukan uapaya literasi digital, bagaimana masyarakat bisa mampu memilah informasi sehingga bisa membantu informasi itu untuk meningkatkan kesejahteraan.
Sekarang ini terjadi transformasi digital yang tadinya konvensional menjadi digital melalui aplikasi seperti berbelanja, belajar, pertanian, donasi, tranportasi, kuliner, kesehatan dan tv analog menjadi digital, lalu transformasi digital bisnis dari era konvensional, era handphone, era sosmed menjadi era marketplace. Dan sekarang selain menghadapi era pandemi, sekarangpun juga ada yang namanya infodemic yaitu banjir informasi mengenai virus covid- 19 yang keliru/salah secara massif, terus menerus dan tersebar cepat.
Perang baru yang tidak kalah dahsyatnya dengan wabah virus, jika covid-19 adalah virus fisik, maka infodemic adalah virus virtual. Yang diserang dan hendak ditaklukan adalah akal lemah dan tidak sehat, Kominfo telah merilis isu hoax terkait covid-19 per tanggal 18 maret 2021 sebanyak 1.485 jangan sampai menjadi bagian dari penyebaran itu.
Literasi digital kunci peningkatan peran pemuda dalam pemanfaatan teknologi digital, ciri-ciri generasi digital ramai-ramai membuat akun sosmed untuk ,membuktikan kepada dunia mereka eksis, selalu mengakses mengan Google, Yahoo, atau mesin pencari lainnya kemampuan belajar jauh lebih cepat karena segala informasi ada di ujung jari mereka, kebebasan berekspresi, generasi digital cenderung lebih terbuka, blak-blakan dan berfikir agresif.
Generasi milenial Indonesia seiring dengan periodisasi bonus demografi, dengan bonus demografi maka peluang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai, peluang bonus demografi tidak otomatis, tetapi harus disertai dengan kebijakan yang tepat terutama menyiapkan kualitas SDM yang produktif melalui peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan, menyiapkan kualitas SDM tenaga kerja yang produktif yang terampil dan memiliki kompetensi, menyediakan lapangan kerja, menyiapkan insfrastruktur konektivitas digital.
Peran pemuda yaitu pemuda sebagai agen pendidik fondasi untuk pembentukan karakter generasi muda, pemuda dapat memberikan motivasi, selain itu, dengan inovasi teknologi pemuda dapat melakukan perubahan yang dapat diimplementasikan di lingkungan masyarakat, pemuda sebagai sgen pembaruan seiring dengan modernisasi dan digitalisasi, Indonesia harus tetap mengikuti perkembangan teknologi agar tidak tertinggal.
Yusran Isnaini selaku Tokoh Pemuda menyampaikan “Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini dianggap sebagai bagian dari kebutuhan individu di hampir semua negara.
Menilik sejarahnya, internet telah berevolusi dari sebuah perangkat yang awalnya hanya digunakan untuk keperluan terbatas, seperti kebutuhan akademik, menjadi sesuatu yang berpengaruh besar dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
Manfaat teknologi informasi dan komunikasi bagi suatu bangsa beraneka ragam, diantaranya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (human capacity building), mendukung proses demokrasi dan transparansi birokrasi, serta membentuk masyarakat informasi (knowledge-based society), disamping tentu saja dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
Kondisi perkembangan pemanfaatan TIK cukup menggembirakan, namun demikian penggunaan internet pada pemuda atau remaja di masa pandemi ini juga harus dicermati secara hati-hati, yakni mencapai angka 19,3% dengan rata-rata penggunaan 11,6 jam per harinya. Sebab penggunaan media social diantaranya WhatsApp, Instagram, Twitter, Facebook, hingga menggunakan YouTube menjadi tidak terkendali.
Meningkatnya penggunaan TIK ini harus diarahkan agar tidak menjadi boomerang bagi generasi muda, khususnya dampak negative yang perlahan dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat dan persatuan bangsa, seperti maraknya Hoax dan hasutan kebencian.
Peningkatan peran pemuda dalam pemanfaatan TIK untuk persatuan bangsa, kekuatan sebuah informasi jauh lebih hebat dibandingkan dengan kekuatan angkatan bersenjata manapun di dunia, fungsi-fungsi sebagai meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan daya saing bangsa, memperkuat kesatuan dan persatuan nasional, mewujudkan pemerintahan yang transparan dan meningkatkan jati diri bangsa di tingkat internasional. Data yang dihimpun We Are Social dan Hootsuite melalui laporan Digital 2021: The Latest Insights Into The ‘State of Digital’ per Januari 2021 mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia naik 73,7 persen dari total populasi Indonesia. Hal ini berarti, dari 274,9 juta penduduk Indonesia, sebanyak 202,6 juta di antaranya merupakan pengguna internet.
Era globalisasi dan konvergensi selain berdampak positif, dilain pihak membuat tantangan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa semakin kuat, padahal persatuan dan kesatuan bangsa merupakan bagian penting dan keduanya tidak dapat dilepaskan.
Masih maraknya hoax, hasutan dan ujaran kebencian dari beberapa pihak tertentu dalam penggunaan TIK khususnya di media sosial menjadi keperihatinan bersama, terlebih komposisi penduduk yang kini sebagaian besar diantaranya kaum atau milenial. Disadari bahwa kondisi persatuan dan kesatuan bangsa saat ini menghadapi tantangan yang cukup mengkhawatirkan. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi hal tersebut, diantaranya kondisi ekonomi, politik, sosial, penegakan hukum, dan lain sebagainya, rusaknya kohesi dan integrasi sosial akibat lunturnya semangat kerukunan, toleransi, dan harmoni masyarakat yang berlangsung selama ini. Hal itu dapat dengan mudah kita lihat dari masih maraknya hoax dan ujaran kebencian di media social, terkait hoax ini terdapat beberapa istilah yang perlu dikenal seperti misinformasi berarti salah informasi.
Informasinya sendiri salah, tapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa informasi itu benar, penyebaran informasi dilakukan untuk tujuan baik alias tidak ada tendensi untuk membahayakan orang lain, disinformasi berbeda dengan misinformasi, dalam disinformasi si penyebar informasi tahu kalau informasinya memang salah, tetapi sengaja disebarkan untuk menipu, mengancam, bahkan membahayakan pihak lain, malinformasi informasinya sebetulnya benar, sayangnya, informasi itu digunakan untuk mengancam keberadaan seseorang atau sekelompok orang dengan identitas tertentu, malinformasi bisa dikategorikan ke dalam hasutan kebencian.
Targetnya bisa pemeluk agama minoritas atau mereka yang memiliki orientasi seksual berbeda. Disinilah sekali lagi peran penting pemuda dalam pemanfaatan TIK utamanya dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Para pemuda yang sebagian besar dari generasi milenial dan generasi Z harus menyadari dan meningkatkan pengetahuan TIK yang baik dan bertanggungjawab, yakni selalu mengutamakan kecermatan dan kehati-hatian dalam menerima berita dan mengecek fakta yang ada.
Dilain pihak, Pemerintah pun jangan hanya menempatkan para pemuda sebagai obyek, tetapi harus dijadikan partner bagi pemerintah.
Sebab proses sinergisasi dan keinginan untuk mempertahankan integrasi bangsa tidak akan terwujud jika pemerintah cenderung mendominasi tanpa mendorong partisipasi penuh pemuda sebagai bagian terbesar dari rakyat Indonesia.