Memiliki penganut sebanyak 2,2 milyar orang atau 18 persen dari seluruh populasi di dunia menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia. Dari jumlah tersebut, Indonesia menjadi negara Muslim terbesar dengan 229,62 juta jiwa pemeluk agama Islam.
Kondisi tersebut membuat Indonesia memiliki posisi strategis untuk bisa berperan penting bagi kehidupan masyarakat dunia. Lebih dari itu, Indonesia bahkan memiliki peluang besar dalam membangun peradaban Islam.
“Banyaknya penganut Islam di Indonesia menjadi kekuatan untuk membangun peradaban yang berakhlakul karimah. Ini bisa diwujudkan dengan dibangunnya pemahaman mengenai ekonomi Islam, politik Islam, dan budaya Islam serta menjadi bagian global terkait syariat,” ungkap Prof. Dr. Husnan Bey Fananie, MA saat menjadi pembicara dalam “Ngopi di Parmusi” yang ditayangkan Madania TV, Selasa (16/2/2021).
Baca Juga
Menurutnya, peradaban yang dibangun harus bercirikan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah, sejahtera, berpendidikan, berkembang, toleran, hanif, berpikir cerdas untuk masa depan bagaimana membangun generasi selanjutnya dan selalu menegakan kepentingan Allah. Bukan hanya sebuah simbol tetapi dalam keseharian.
Mengutip Madania, Mantan Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan ini menuturkan, salah satu modal Indonesia untuk bisa membangun peradaban Islam adalah banyaknya masjid dan umat Islam di Tanah Air yang senang memakmurkan masjid.
“Dimana ada komunitas muslim, disana pasti ada masjid. Masjid inilah yang menjadi awal dibangunnya peradaban. Selain tempat beribadah, mesjid digunakan sebagai tempat berkumpul umat muslim,” ujar Husnan.
Selain itu, jelas Ketua PP Parmusi Bidang Pendidikan ini, Indonesia memiliki jejak kesultanan yang merata di seluruh negeri. Bahkan saat ini dari Sabang sampai Merauke semua daerah memiliki pondok pesantren.
“Madrasah, sekolah dan universitas Islam bahkan menjadi kekuatan lain selain pondok pesantren. Kyai, ulama dan santri masih bertebaran di penjuru negeri, hal ini merupakan benteng yang perlu dijaga dan dibesarkan,” ungkapnya.
Jaga Peradaban Islam dengan 4M
Husnan berpendapat, umat Islam di Indonesia harus mampu menjaga peradaban Islam agar tidak runtuh. Salah satunya dengan memperhatikan hal-hal yang bisa meruntuhkan peradaban, dimulai dengan memperhatikan “4 M”.
“M yang pertama adalah makanan dan minuman. Seorang muslim harus memperhatikan dan menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Sebab semua hal yang dikonsumsi akan mempengaruhi dan menjadi bagian dari tubuh. Konsumsilah hanya makanan dan minuman yang halalan-toyyiban. Itu wajib,” tegas cucu KH. Zainuddin Fananie, salah satu Trimurti pendiri Pondok Modern Gontor ini.
M yang kedua adalah machine atau sesuatu yang terkait dengan teknologi. Saat ini teknologi semakin berkembang dan memudahkan manusia. Jika hal ini tidak disikapi dengan bijak maka akan membuat manusia terjerumus ke dalam hal negatif.
“Misalnya saat ini banyak sekali hoaks. Ini dapat menjadi alat untuk mengadu domba dan menyebabkan terpecah belahnya umat,” tutur peraih Master dari Rijks Universiteit Leiden, Belanda ini.
Sementara M yang ketiga adalah musik. Husnan mengatakan, saat ini musik sudah menguasai masyarakat terutama anak muda. Dengan musik yang beragam dapat memengaruhi pola pikir dan berpengaruh terhadap moral tanpa disadari jika tidak ditanggapi dengan bijak.
“Dan M yang keempat adalah moral dan agama. Berkaitan dengan M yang ketiga, apabila moral dan agama tidak terjaga maka manusia tidak ada bedanya dengan binatang. Bahkan perilaku ini dapat merusak generasi lainnya, sehingga moral dan agama menjadi sangat penting untuk dijaga,” jelas Asisten Pribadi Wakil Presiden RI Hamzah Haz untuk bidang pendidikan, sosial, politik, budaya, agama dan hubungan internasional (2001–2004) ini.
Di akhir penyampaiannya, Husnan meyakini jika umat Islam di Indonesia mampu membangun peradaban Islam. Kendati banyak persoalan antarumat Islam, namun ia meyakini umat Islam bisa menyelesaikannya dengan baik.
“Kuncinya adalah ihsan. Jika setiap muslim memiliki sifat ihsan, maka umat Islam di Indonesia bisa mempertahankan benteng terakhir peradaban Islam di dunia ini,” tandasnya.
(Sumber MuslimObesession.com)