Milad 42 Istiqlal, Kemenag: Cermin Kerukunan, Masjid Kebanggaan Indonesia

Empat puluh dua tahun silam, tepatnya Rabu 22 Februari 1978 yang bertepatan dengan 14 Rabiul Awwal 1398 Hijriyah, Masjid Istiqlal diresmikan penggunaannya oleh Presiden Ke-2 RI Soeharto.

Sebetulnya, Indonesia punya dua “masjid negara”, yaitu Masjid Syuhada yang dibangun tahun 1950 di Ibukota RI Yogyakarta dan Masjid Istiqlal di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Keduanya dimaksudkan sebagai monumen kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan.

Demikian disampaikan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf M. Fuad Nasar dalam acara Tasyakuran Milad Ke-42 Masjid Istiqlal di Jakarta, Sabtu (22/2) lalu.

Baca Juga

Acara Tasyakuran Milad Ke-42 digelar di koridor tengah lantai 2 Masjid Istiqlal. Hadir, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal Laksamana Pertama TNI (Purn) H. Asep Saepudin beserta jajaran, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga, Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Diana Kusumastuti , Asisten Kesra Setda Provinsi DKI Jakarta Catur Laswanto,  Ketua dan Sekretaris BPP Masjid Istiqlal periode 2001  2016 Drs. H. Mubarok dan Drs. H. Sobandi.

Hadir juga tamu undangan Romo Hani Rudi Hartoko dari Gereja Katedral Jakarta, serta Ibu Hedi, putri Ir. Friedrich Silaban, arsitek Masjid Istiqlal.

Memberi sambutan mewakili Menteri Agama dan Dirjen Bimas Islam, Fuad Nasar mengemukakan masjid terbesar di Asia Tenggara ini mengemban amanah dan harapan para pemimpin umat dan negara di masa lampau agar selamanya memancarkan nur Islam di bumi Indonesia. Nama Istiqlal, sebagaimana diusulkan oleh mantan Menteri Agama KH Muhammad Iljas, dipilih sebagai kenang-kenangan dan ungkapan rasa syukur bangsa Indonesia atas kemerdekaan bangsa dan tanah air dari belenggu penjajahan asing.

“Masjid Istiqlal yang letaknya berdekatan dengan Gereja Katedral menjadi simbol kerukunan antar-umat beragama di Indonesia. Masjid Istiqlal sebagai cermin kerukunan internal dan eksternal umat Islam Indonesia,” ujar Fuad.

Menurutnya, pembangunan Masjid Istiqlal dimana penanaman tiang pancangnya dilakukan Presiden Pertama RI Soekarno tahun 196, mengabadikan peran dan jasa sejumlah tokoh negarawan dan ulama, seperti Bung Karno, Bung Hatta, Mr. Asaat, KHA Wahid Hasjim, H. Anwar Tjokroaminoto, Buya Hamka, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, KH Taufiqurrahman, dan beberapa tokoh lainnya. Dari masjid negara yang megah ini diharapkan terbangun sinergi dakwah dengan arah pembangunan nasional.

Dalam konteks ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan moderasi beragama sebagai pilar harmoni kebangsaan, keberadaan Masjid Istiqlal tidak diragukan sebagai agen utama moderasi beragama. Akhlak Islam dan spirit dakwah yaitu mengumpulkan bukan memecah, mendekatkan bukan menjauhkan tentu diharapkan memenuhi atmosfir dakwah di masjid-masjid yang ada di Tanah Air, termasuk Masjid Istiqlal yang kita banggakan.

“Sebagai masjid negara, Masjid Istiqlal harus merefleksikan peran Islam dalam pembangunan, khususnya bidang keagamaan,” ungkapnya.

“Masjid Istiqlal menjadi etalase peradaban muslim Indonesia di kancah dunia. Masjid ini menjadi payung besar bagi seluruh golongan dan pergerakan umat Islam Indonesia. Di masjid ini wajah kerukunan dan harmoni tergambar dengan jelas,” sambungnya.

Saat ini pemerintah melakukan renovasi masjid yang menjadi icon perkembangan arsitektur Islam modern di Indonesia. Fuad Nasar atas nama pimpinan Kementerian Agama menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan PT Waskita Karya sebagai penanggungjawab dan pelaksana proyek Renovasi Masjid Istiqlal yang terbesar dilakukan semenjak masjid ini berdiri.

“Semoga dengan renovasi ini, Masjid Istiqlal bukan hanya semakin mentereng  bangunan fisiknya, tapi juga semakin berkembang fungsi masjid yang bersifat non fisik,” harapnya.

Mengakhiri sambutannya, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf mengutip ucapan tokoh pejuang Islam dan pahlawan nasional almarhum Mohammad Natsir bahwa masjid adalah lembaga risalah yang mempunyai fungsi untuk membina jamaah dan membangun umat. “Saya mengucapkan Selamat Milad ke-42 Masjid Istiqlal, masjid milik semua umat Islam, masjid kebanggaan bangsa Indonesia,” pungkasnya.

Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal pada setiap acara milad memberi penghargaan kepada pegawai teladan yang bekerja di masjid negara ini.  Laksamana Asep Saipudin berharap tradisi tersebut tetap dilanjutkan di masa-masa mendatang. Begitu pula dukungan anggaran dari Kementerian Agama untuk pengelolaan dan pemeliharaan Masjid Istiqlal lebih optimal dalam manajemen baru pengelolaan masjid dengan payung hukum Peraturan Presiden

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden No 64 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Masjid Istiqlal, sebagai penyempurnaan dari Keputusan Presiden No 38 Tahun 1994.

Pengelolaan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Dewan Pengarah Masjid Istiqlal,  Imam Besar Masjid Istiqlal dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal. Dalam Peraturan Presiden ditegaskan Pengelolaan Masjid Istiqlal bertujuan untuk mewujudkan Masjid Istiqlal sebagai pusat kegiatan ibadah dan pusat kegiatan muamalah yang meliputi pendidikan terutama akidah, syariah, dan akhlak, informasi Islam, dakwah, konsultasi hukum Islam, kegiatan sosial, dan pemberdayaan umat.

Related Posts

Add New Playlist