Oleh : Arya Putra (Pengamat Masalah Sosial Politik)
Publik sempat menganggap bahwa Prabowo memiliki kedekatan dengan beberapa Ormas Islam Konservatif yang anti terhadap konsep demokrasi dan ingin mendirikan khilafah di Indonesia.
Zuhairi Misrawi selaku Tokoh Muda PDI mengatakan, penggunaan mobil milik Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (GARIS) Chep Hernawan oleh Prabowo, telah menjadi bukti bahwa Capres nomor urut 02 tersebut memiliki kedekatan dengan kelompok radikal selain FPI.
Baca Juga
“Jadi angggapan publik bahwa kubu Prabowo bermain mata dengan kelompok radikal bukanlah isapan jempol,” ujar Zuhairi.
Ormas GARIS memiliki rekam jejak sebagai organisasi yang identik dengan kekerasan dan radikalisme. Hal tersebut telah dimonitor ileh Setara Institute, The Wahid Institute dan Moderate Muslim Society. Bahkan konon ormas Islam konservatif ini memiliki kedekatan dengan organisasi terlarang di dunia Internasional, ISIS.
Seperti diketahui, Ketua Umum GARIS Chep Hernawan mengakui meminjamkan mobil pribadinya untuk Prabowo saat berkampanye di Cianjur pada Selasa, 12/3/2019. Chep mengatakan penggunaan mobil berplat nomor B 264 RIS tersebut merupakan ‘sumbangsih’ darinya untuk Prabowo – Sandiaga.
Nama Chep dan GARIS pernah mendapatkan sorotan dari masyarkat pada 2015 lalu setelah dirinya mengakui telah memberangkatkan dan membiayai 156 warga Indonesia ke Suriah untuk berperang di bawah bendera Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Chep pun pernah diperiksa Polri karena diduga menjadi donatur bagi warga Indonesia yang hendak bergabung dengan ISIS.
Pada tahun 2017 lalu, pihak kepolisian pernah melansir temuan bahwasanya Ormas GARIS merupakan sel baru dari Jaringan Ansharut Daulah, yang berafiliasi pada ISIS. Kecurigaan masyarakat bahwa Prabowo akan memakai tangan kelompok radikal dalam proses merebut kekuasaan makin meyakinkan.
Kehadirannya di rumah Chep Hermawan, sekaligus dirinya menaiki mobil mewah Alphard milik yang bersangkutan, merupakan hal yang tidak biasa, tentu akan ada kedekatan, pembicaraan dan kontrak politik yang tertentu
Hadirnya Prabowo bersama dengan ketua umum ormas Islam konservatif, menandakan bahwa kondisi Indonesia tambah rawan. Bagaimana kesannya seorang tokoh Partai bersama dengan pendukung gerakan radikal, belum lagi dengan hubungan akrabnya dengan sang imam yang mulutnya kotor, memaki – maki bangsa Indonesia dari mulai Soekarno, NU, Gusdur, sampai Jokowi.
Hal ini tentu menegaskan bahwa Prabowo sulit membedakan caci maki dengan akal budi, antara membentak, menggertak dengan akhlak. Tentu hal ini berbahaya untuk keberlangsungan sebuah bangsa yang bhineka.
Muncul pertanyaan, apakah Prabowo mampu berada di garis depan, atau rakyatnya yang dijadikan umpan, karena nyatanya dirinya memiliki ikatan bersama GARIS dan sedang bermimpi merebut kekuasaan.
Kita tentu mengetahui secara pasti, bahwa ideologi kaum radikalis hanya akan membuat Indonesia porak – poranda, khilafah jelas tak akan bisa menggantikan demokrasi pancasila. Dan masyarakat Indonesia telah final memilih Pancasila sebagai ideologi bangsa, dan nadi Pancasila harus tetap berdenyut.
Jika Prabowo yang tidak terlalu religius memiliki kedekatan dengan elit ormas Islam konservatif seperti HTI, FPI, GARIS dll. Tentu dirinya terlalu berani mempertaruhkan NKRI, dia grusa grusu hanya karena nafsu kekuasaan, sementara menjaga rakyat yang 267 juta jumlahnya, hanya dihitung dengan kalah menang.
Prabowo seakan lupa, bahwa menjadi Presiden haruslah seorang negarawan yang “sepi ing pamrih”, bukan penuh pamrih yang ujung – ujungnya membuat rakyat perih.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pernah menyampaikan, bahwa ada usaha penggagalan pemilu, namun TNI dan Polri sudah siap menanti. Namun jujur kita berharap tidak terjadi hal – hal yang tidak kita inginkan, karena senang, susah, kita sebadan untuk menjaga NKRI agar bertahan sepanjang zaman dan sepanjang peradaban.
Telah jelas kiranya bahwa Ormas terlarang seperti HTI dan Gerakan Reformis Islam GARIS telah berada di belakang kubu Prabowo – Sandi. Meski sudah dibubarkan, Ideologi HTI masih tetap ada, eks-HTI sudah berada sejak awal di belakang gerakan 2019 Ganti Presiden. Selain itu mereka juga hadir pada ijtima’ ulama 212.
Fakta data juga menyebutkan bahwa Kedekatan Prabowo dengan kelompok Islam Konservatif juga terungkap oleh survei LSI Denny JA. Dari total responden 1200, sebanyak 54,1 persen merupakan pemilih Prabowo – Sandiaga yang menginginkan Indonesia seperti Timur Tengah.