Oleh : Rusmin Nuryadin (Pegiat Media Sosial)
Menjelang pesta demokrasi April 2019, ternyata tidak hanya Presiden Jokowi saja yang santer diserang hoax dan fitnah. Anak Jokowi Kaesang Pangarep juga tak luput oleh ulah nakal warganet yang mengupload foto kaesang dimana dirinya tengah mengenakan kaos dengan lambang palu arit.
Menanggapi hal tersebut, Kaesang santai saja menanggapi ulah dari warganet. Foto tersebut diunggah pada akun Facebook atas nama Harjanto, dalam foto tersebut Kaesang terlihat duduk dekat dengan Gibran Rakabuming, Kaesang duduk mengenakan kaos warna hitam. Sementara Gibhran Rakabuming memakai baju warna putih.
Dalam satu hari, foto yang diunggah tersebut sudah mendapatkan 211 like dan sudah tembus 200 share.
Baca Juga
Dalam statusnya akun Prayit Harjanto menuliskan “Maaf ya gue Cuma mo nanyaNi Anak siapa ya? Kok berani bgt pake kaos simbol PKI”, tulis caption dalam akunnya tersebut.
Kemudian capture unggahan akun Facebook Prayit Harjanto tersebut diposting oleh akun twitter @itsdea2. Dengan nada bercanda akun tersebut menandai akun kaesang di Twitter. “Ada ada sja warga Fb masa calon suami sya di Bilang PKT (emote icon nangis),” tulisnya dalam cuitannya.
Tak lama Kaesang lantas memberi jawaban yang santai.
“HAHAHAHA ADA – ADA SAJA MAS PRAYIT HARJANTO,” jawab akun Twitter @kaesangp Rupanya foto tersebut sudah tersebar di media sosial. Akun Twitter @amdptri juga memposting foto Kaesang yang mengenakan baju berlambang PKI dengan menandai akun Kaesang.
Menurutnya, foto tersebut sudah beredar di grup WhatsApp. Akun ini lantas berniat untuk memastikan kebenaran dari foto Kaesang mengenakan baju berlogo PKI @kaesangp “Mz monmaap nih mau nanya, di grup WA keluarga rame beginian. Daripada simpang siur tuduh2an mending langsung mastiin kan ya wkwk ini masnya beneran pake baju beginian apa ini editan org2 nackal? Makasii” tulisnya dalam cuitannya.
Berbeda dengan jawaban sebelumnya, kali ini Kaesang menyertakan fakta soal fotonya bersama Gibran Rakabuming. Kaesang juga meminta agar netizen menggunakan nalarnya dalam melihat foto tersebut.” Liat aja sendiri.
“Tapi kita nalar sama pake akal sehat aja, masa saya pake kaos ada lambang begituan?” tulis Kaesang dalam link berita yang disertakan Kaesang, anak Jokowi tersebut memang tampak duduk dengan Gibran Rakabuming. Hanya saja, baju yang dipakai Kaesang polis, alias tidak terdapat logo PKI.
Pada foto yang tersebar tersebut juga terdapat narasi yang berbunyi, “Anak siapakah ini? Bebas gunakan T – Shirt dan logo palu arit, kira” bakal dipenjara gak ya.”
Setelah dilakukan penelusuran melalui mesin pencari, foto Kaesang dan Gibran yang tersebar di media sosial adalah foto yang sudah dirubah atau diedit. Foto aslinya ada pada artikel yang berjudul “Saat Anak – anak Jokowi Ikut Heboh Nurhadi – Aldo” yang ditayangkan pada Kamis 10 Januari 2019. Di foto asli, kaos yang dikenakan Kaesang tdak terdapat logo palu arit yang biasa diasosiasikan dengan komunis atau PKI di Indonesia.
Jauh sebelumnya, Kaesang juga pernah dituding sebagai anak PKI dan pemuda yang mengibarkan bendera berlogo palu arit, yang juga disebarkan di media sosial.
Namun Kaesang menanggapinya secara santai, dirinya justru menanyakan keadilan tudingan anak PKI, mengingat hanya ditujukan kepada dirinya, tapi tidak kepada kedua kakanya juga yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Ayu. Kemudian tudingan kepada Kaesang yang disebut memegang bendera berlogo palu arit, Kesang mengklarifikasinya dengan mengatakan mending jualan pisang goreng.
Adanya berita bohong / hoax semacam ini tentu membuktikan bahwa di Indonesia, ancaman berita hoax masih sangat memprihatinkan, karena hampir semua platform media sosial sudah disusupi hoax secara masif.
Hoax itu meresap dalam waktu yang panjang dan tanpa disadari oleh orang yang mempercayainya.
Hampir dipastikan, hoax seperti kaos palu arit yang dikenakan Kaesang selalu menyebar dengan cepat melalui media sosial, karena informasi di media sosial itu cepat, murah dan mudah tanpa melalui rapat redaksi. Di sisi lain pengguna sosial media jauh lebih banyak daripada pembaca koran konvensional.
Pemerintah juga telah berupaya untuk menangkal hoax, seperti memberikan edukasi dan sosialisasi melalui kementrian Kominfo RI.
Salah satu langkah konkrit agar tidak terjebak dalam hoax adalah, dengan memunculkan sikap skeptis ketika terdapat berita yang heboh, jangan percaya hanya dengan satu sumber dan jangan asal sebar apabila dalam artikel tersebut bertuliskan ‘Sebarkan’
Melalui UU ITE pemerintah berharap bisa mengurangi penyebaran kabar hoax, apalagi dengan kemajuan teknologi informasi dapat membuat masyarakat akan rentan terpapar, bahkan ikut menyebarkan informasi yang masih daif.
Hoax harus dilawan oleh semua pihak yang peduli dan mencintai bangsa ini, gara – gara hoax nyawa seorang ulama bisa menjadi korban, bahkan beberapa konflik di berbagai belahan dunia juga disebabkan oleh adanya berita bohong.
Pengguna media sosial tentu harus mensinkronkan antara jempol dengan pikiran nalarnya, istilah saring sebelum sharing tentu harus diterapkan dalam menatap layar gawai. Hoax yang membahas perihal kaos pki yang dipakai oleh Kaesang hanyalah sebutir hoax yang berhasil diklarifikasi, tentu masih banyak berita di dunia maya yang harus diteliti ulang dan tidak asal percaya hanya dari satu sumber saja.