Seperti yang kita ketahui bahwasanya Indonesia sebentar lagi akan menghadapi era yang cukup menegangkan yakni, era Pemilu Presiden Indonesia 2019. Kandidat yang terpilih yakni, Bapak Ir. H. Joko Widodo dan Bapak Letjen. Probowo Subianto. Dua kandidat ini dinalai masyarakat sebagai kandidat yang memiliki potensial yang sangat mumpuni.
Menurut pasal 7 UUD Republik Indonesia Tahun 1945. “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan.” Dengan demikian, Joko Widodo yang menjadi pemegang posisi Presiden Rapublik Indonesia untuk periode 2014-2019 berhak dan dapat mengajukan pencalonan kembali untuk peilihan umum 2019 dengan masa jabatan 2019-2024.
Menurut isu yang beredar saat ini, Jumlah hutang luar negeri Indonesia menjadi sorotan dan kritik tim Probowo-Sandi terhadap pertahanan Joko Widodo. Probowo menilai, bahwa saat ini pemerintah masih didominan banyak berhutang untuk impor bahan pangan, bukan untuk meningkatkan produksi. Kemudian, Probowo menilai jika semakin besar hutang, maka negara tersebut akan melemah.
Baca Juga
Kemudian dari sisi yang lain Prabowo mengoreksi perihal kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Menurut Prabowo PDB per kapita Indonesia saat ini setingkat dengan sejumlah negara miskin di benua Afrika. Seperti, Rwandam Siera Leone, Haiti, Chad dan pulau-pulau kecil seperti Kiribati. Kenyataan ini sangat ironis mengingat bahwa Indonesia merupakan produsen kelapa sawit tertinggi di dunia.
Akan tetapi, hal ini dibantah oleh beberapa pihak. Tidak berselang lama Tempo menurunkan laporan mengenai perbandingan kondisi Indonesia dengan negara-negara yang disebutkan oleh Prabowo sebelumnya. Data tersebut menampilkan bahwa PDB per kapita Indonesia ada di angka $11. 900, jauh diatas Haiti $1,830, Rwanda $1,990, dan Kribati $3, 850.
Pemilu 2019 adalah ajang dimana negeri ini menentukan siapakah pemimpin negeri ini. Dalam masa pemilu seperti saat ini, sudah seharusnya warga Indonesia khususnya dapat berfikir secara jernih siapakah yang kira-kira cocok atau mampu untuk memimpin bangsa ini dibarengi dengan memberi pandapatan yang baik dan tidak menjatuhkan salah satu kandidat dengan menggunakan isu-isu yang belum tentu dapat dibenarkan.