Oleh: M. Kris
Akhir-akhir ini kondisi politik dan sosial di tanah air kian tidak menentu. Saling hujat dan saling tuduh di media sosial seperti menjadi tontonan di ruang publik saat ini. Pemilu serentak yang akan diselenggarakan 17 April 2019 jauh dari kata damai, berkualitas dan bermartabat. Hal ini berimbas kepada perpecahan bangsa dan tidak terwujudnya suatu keberlanjutan pembangunan nasional. Dikarenakan perdebatan terjadi bukan pada konteks gagasan atau ide melainkan berita bohong yang dilontarkan. Hoax atau berita bohong bisa berpengaruh kepada 192 juta pemilih yang rata-rata 42 juta adalah usia muda. KOMINFO mencatat ada 800 ribu situs online yang menyebarkan berita bohong atau hoax. Menurut Daily Social, facebook menempati urutan tinggi media didapati berita hoax yaitu 82.25% di susul oleh Whatsapp (56.55%) dan Instagram (29.48%). Hal ini ditambah 44.19% penguna media sosial tidak memiliki kepiawaian dalam mendeteksi hoax atau berita bohong. Akhirnya jika hal itu terus berlanjut maka pemilu bukan lagi menjadi pesta demokrasi 5 tahunan tetapi ajang perpecahan sebuah bangsa.
Selanjutnya apa yang harus kita lakukan? Apakah kita mau larut dalam hoax ? atau menjadi pemilih cerdas yang terhindar hoax? Kemudian bagaimana agar kita memilih tanpa terpapar oleh hoax. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar kita terhindar dari berita bohong atau hoax selama pemilu diantaranya dengan literasi media. Literasi media yang baik dibutuhkan untuk menyaring atau sebagai filter berita bohong yang beredar. Dengan literasi media kita akan lebih cerdas memahami sebuah berita apalagi itu sifatnya pemilu. Bukan hanya sekedar terhindar dari provokasi tetapi juga menambah wawasan dalam memilih pemimpin sehingga pemilu berjalan dengan sukses dan damai.
Baca Juga
Literasi media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis dan mendekonstruksi pencitraan media. Arti sederhana nya adalah upaya kita membaca dan menulis di dalam media. Apakah dengan membaca kita terhindar dari hoax? Tentu tidak, ada beberapa cara bagaimana kita menyaring sebuah berita bohong atau tidak dengan literasi media antara lain:
- Sumber Yang Jelas Dan Resmi
Berita harus lah bersumber dari media resmi dan diakui secara jurnalistik isi berita tersebut. Pastikan apa yang kita baca merupakan bersumber dari media mainstream dan tidak bersifat anonim atau tanpa diketahui pembuat berita itu. Kemudian sering terjadi juga berita bohong itu mengataskan media mainstream yang diakui padahal media itu tidak pernah memberitakan atau mempostingnya ke medianya.
- Kedua, Judul Yang Tidak Provokatif.
Salah satu ciri berita hoax adalah judul yang provokatif dan bersifat menghasut atau membenci sekelompok orang atau individu. Hal yang paling mudah dan awal dalam mendeteksi hoax adalah dengan melihat judul apakah judul sesuai dengan standar jurnalistik.
- Isi Berita Yang Berimbang Dan Sesuai Data
Biasanya kebanyakan orang sering tertipu oleh judul yang menarik dan terjebak pada isi yang tidak sesuai fakta. Data data yang disampaikan tidak sesuai apa yang fakta nya terjadi atau sebaliknya data nya sesuai apa yang terjadi namun dipotong-potong perbagian sehingga menimbulkan kesalahpahaman dalam membaca.
- Cek Keaslian Foto Dan Video Yang Dilihat.
Sering kali berita tidak disampaikan melalui tulisan saja tetapi melalui sebuah gambar yaitu video atau foto yang memiliki informasi. Hoax melalui sebuah foto dan video lebih cepat tersebar ke banyak orang daripada sekedar tulisan. orang lebih senang melihat foto dan video yang berisikan informasi singkat daripada harus membaca tulisan yang panjang. Segera cek apakah foto dan video itu benar benar terjadi sesuai aslinya atau bukan editan pihak lain. Sebaliknya jika foto itu sesuai aslinya apakah kejadiannya sesuai apa yang narasikan dari foto dan video tersebut.
- Mencari Berita Pembanding Di Media Lain
Jika berita tersebut sulit untuk dideteksi apakah berita itu hoax atau bukan maka cara lain adalah dengan melihat berita yang sama di media lain. Apakah berita tersebut di beritakan juga di media lain dan apakah isi nya memiliki kesamaan atau tidak.
- Bersikap Kritis Dan Bijaksana
Jika ragu apakah itu hoax atau tidak maka bersikaplah kritis dan bijaksana dalam menanggapi hal tersebut. Dengan cara tidak menyebarkan itu ke orang lain dan tidak langsung percaya dalam isi berita.
- Membaca Dari Media Resmi Dan Menghindari Media Abal Abal.
Salah satu cara efesien adalah membaca media media resmi yang kredibel dan profesional dalam pemberitaan. Tidak membaca dari media abal-abal atau anonim.