Oleh : Muhammad Zaki
Tenaga medis adalah pihak yang paling rawan tertular corona karena berkontak langsung dengan pasien. Oleh karena itu, pemerintah memprioritaskan pemberian vaksin Covid-19 kepada mereka. tahun depan, vaksin akan siap dan diberikan kepada para nakes secara bertahap. Agar tidak ada lagi korban corona selanjutnya.
Saat ini vaksin Covid-19 masih dalam tahap percobaan terakhir. Rencananya, akan sampai di Indonesia tahun 2021.
Baca Juga
Baca juga: Dukung Otsus Jilid 2 Demi Pendidikan Putra Papua
Ketika vaksin enar-benar siap, maka pemerintah akan mengutamakan penyuntikan vaksin kepada dokter dan tenaga medis lain. Kerena mereka bertugas di garda depan dan rela bekerja memakai baju APD yang panas selama berjam-jam.
Mengapa harus nakes? Karena mereka telah berjuang habis-habisan sampai mengorbankan keselamatan sendiri, sejak awal pandemi. Selain itu, jika tenaga medis sudah mendapat suntikan vaksin, tubuhnya akan lebih kuat dan tidak akan tertular corona dari para pasien. Jangan sampai ada lagi dokter dan petugas lain di Rumah Sakit yang sampai kehilangan nyawa.
Erick Thohir, Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menyatakan bahwa semua tenaga kesehatan, dokter, dan perawat akan mendapat suntikan imunisasi pertama ketika vaksin siap digunakan awal tahun depan. Mereka juga jadi garda depan dalam melakukan vaksinasi massal. Akan ada tim khusus vaksin yang kerja sama dengan IDI.
Rencananya sebanyak 1,5 juta tenaga medis akan diberi vaksin Covid-19 sedangkan sisanya menyusul. Para nakes yang mendapat imunisasi tidak hanya yang bertugas di klinik, RS milik pemerintah dan RS swasta, tapi juga yang bekerja di kalangan TNI dan kepolisian RI. Pemerintah akan adil dan semua tenaga medis terlindungi dari keganasan penyakit corona.
Pemberian vaksin corona kepada para tenaga medis merupakan salah satu perhatian dari pemerintah. Presiden sadar bahwa para nakes sudah bertugas sampai kadang melebihi jam kerja. Bahkan hingga 12 jam saat pasien corona membludak. Mereka juga berkorban perasaan.
Tak berani pulang ke rumah, karena takut akan berpotensi menulari anak dan pasangannya.
Para dokter dan tenaga kesehatan lain juga harus bekerja memakai baju hazmat agar terlindungi dari virus.
Namun sayangnya APD ini membuat pemakainya merasa gerah, bahkan kulitnya sampai kisut karena harus dikenakan dalam jangka waktu yang lama. Dokter juga harus pintar-pintar menjaga stamina agar tetap prima dalam mengobati pasien.
Oleh karena itu, prioritas vaksin ini adalah salah satu bentuk apresiasi kepada para dokter, perawat, dan tenaga medis lain. Karena mereka sudah banyak sekali mengorbankan kepentingan pribadinya. Mereka juga terikat sumpah untuk mengobati pasien, walau memiliki resiko besar untuk tertular virus Covid-19, ketika kondisi badan mulai melemah karena kelelahan.
Pemerintah juga memberi perhatian kepada dokter dan nakes lain tak hanya dengan vaksin, tapi juga intensif uang. Para dokter spesialis mendapat 15 juta rupiah per bulan. Dokter gigi dan dokter umum mendapat 10 juta rupiah. Perawat dan bidan mendapat intensif sebanyak 7,5 juta rupiah per bulan. Sedangkan tenaga kesehatan lain akan memperoleh 5 juta rupiah per bulan.
Seluruh usaha pemerintah untuk mengutamakan tenaga kesehatan bukan berarti menomorduakan rakyat biasa.
Namun para nakes lebih rawan jika terkena corona. Karena jika tidak terdeteksi saat rapid test atau jadi OTG, akan berpotensi menularkannya ke para pasien. Jadi siklus ini harus segera diputus agar tak ada lagi pasien Covid-19 di Indonesia.
Para tenaga medis saat ini tidak takut ketika bertugas di RS karena akan diprioritaskan memperoleh vaksin Covid-19 terlebih dahulu.
Mereka akan disuntik imunisasi corona secara bergiliran, sehingga tubuhnya kebal dari penularan corona. Pemberian vaksin ini adalah bentuk perhatian dari pemerintah atas kinerja mereka yang sangat tinggi.
Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia