Oleh: Muhammad Sidiq (Ketua Gerakan Literasi Terbit Regional Kota Bandung)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkenalkan analogi rem dan gas sebagai gambaran penanganan dampak COVID-19 di sektor ekonomi maupun kesehatan harus seimbang. Jokowi mengarahkan para kepala daerah untuk melepas gas dengan menggenjot sektor ekonomi agar perekonomian daerah tidak anjlok. Namun, bila daerahnya masuk zona merah, maka rem harus diinjak dengan menerapkan PSBB untuk mengendalikan penyebaran COVID-19.
Baca juga: Freedom of Speech and Press Is an Indicator of Democratic Development in Azerbaijan
Baca Juga
Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengaku pemerintah sangat memantau perkembangan penyebaran virus korona di Indonesia yang belakangan melonjak. Doni juga mengingatkan agar kepala daerah bisa memainkan ‘rem dan gas’ seperti analogi Presiden Joko Widodo.
jika suatu daerah sudah masuk zona merah, maka kepala daerah harus langsung menginjak ‘rem’. Sebaliknya, jika daerah tersebut berubah ke zona yang lebih aman, maka bisa menambah ‘gas’. Adapun yang dimaksud dengan ‘rem dan gas’ adalah menyeimbangkan antara aspek kesehatan dan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Dengan demikian disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan menjadi upaya secara secara sadar memutus penyebaran Covid-19 dan berjuang bersama lawan penyebaran Covid-19 dengan menyukseskan Era Adaptasi Kebiasaan Baru.