Siapa Mereka Sebenarnya? Mereka Halalkan Segala Cara

Catatan Politik: M. Afthon Lubbi (Komreg Jateng-DIY Ganjarian Spartan)

Mungkin, 100 tahun lagi tidak akan muncul lagi sosok presiden Indonesia seperti Jokowi. Mungkin juga lebih lama dari itu, jika kita duduk dan diam saja melihat para elit mudah berkompromi di bawah meja. Bikin koalisi sana sini, pindah koalisi sana sini, demi kepentingan mereka sendiri tapi selalu mengatasnamakan rakyat.

Mereka itu yang selama berpuluh tahun tidak mampu berbuat apa-apa kecuali memperkaya diri dan kroninya. Mereka itu yang jiwanya kerdil, jauh di bawah kebesaran hati dan jiwa Jokowi.

Baca Juga

Jokowi hanya tukang kayu, lahir dari rahim rakyat kecil, bukan anak jendral, bukan cucu siapa-siapa di negeri ini, ia adalah satu dari 270 juta rakyat Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari keringat sendiri. Ia mengukir sejarahnya sendiri, tak pernah mendompleng nama siapapun sepanjang hidupnya. Tak pernah!

Ia pun rela difitnah dengan apa saja. Anak PKI, China Komunis, ijasah sekolahnya palsu, anti Islam, anti ulama, ibundanya difitnah bukan muslimah, mempunyai puluhan rekening di Hong Kong, akan melarang adzan, akan membubarkan kementerian agama, akan menghapus kolom agama di KTP, akan meniadakan pelajaran agama di sekolah, antek asing, antek aseng, dan ratusan bahkan ribuan fitnah lain dalam berbagai bentuk. Jokowi tetap rela, karena hatinya lebih bersih dari semua orang yang memfitnah dan membencinya.

Mereka yang mempunyai pangkat jendral, darahnya biru, kekayaannya trilyunan, iri, dengki, benci, dan marah, mengapa yang jadi presiden adalah tukang kayu? Mengapa bukan mereka?

Mereka atur strategi, bagaimana caranya menang, bagaimana caranya berkuasa, bagaimana caranya rakyat percaya dengan tipu-tipu mereka. Segala fitnah sudah pernah mereka buat, segala provokasi sudah pernah mereka ciptakan, segala hoaks sudah pernah mereka sebar, segala demo palsu sudah mereka gelar, tapi tetap dan selalu gagal untuk hanya melengserkan seorang tukang kayu. Strategi apa lagi yang bisa mereka lakukan untuk berkuasa, untuk mendapatkan kepercayaan rakyat, meski dengan cara-cara busuk dan keji yang pernah mereka lakukan.

Jalan pintas orang yang tidak punya prestasi apa-apa, adalah mendompleng nama dan keberhasilan orang lain. Mereka berkumpul tanpa rasa malu, mereka atur strategi untuk berkuasa. “Bagaimana kalau kita baik-baik sama tukang kayu? Kita pura-pura jadi pembantunya. Kita adalah penerus keberhasilan tukang kayu. Kita adalah pembela Si Plonga-Plongo. Kita tegak lurus bersama bajingan pengkhianat. Kita bikin koalisi Indonesia Maju. Gimana? Kali ini harus berhasil!”, begitu mereka atur strategi.

Siapa mereka sebenarnya? Jahat dan keji. Siapa mereka sebenarnya? Menghalalkan segala cara untuk berkuasa.

Musuh dalam spanduk.

Lawan!

Related Posts

Add New Playlist