Sejumlah Tokoh Kampanyekan Agar Masyarakat Bijak Bersosial Media dan Lawan Hoax di Masa Pandemi Covid 19

Bakti Kominfo melaksanakan seminar live straming bertemakan “Bijak Bersosial Media dan Lawan Hoax di Masa Pandemi Covid-19” yang diisi Ir. Ahmad Rizki Sadig, M.Si Anggota Komisi I DPR RI, Drs. Samsul Widodo,MA Staf Ahli Hubungan Antara Lembaga Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggi dan Transmigrasi lalu dengan Adhiwena Wirya Wiyudi, S.AB selaku Tokoh Pemuda, yang mana dalam seminar live streaming tersebut, Ir. Ahmad Rizki Sadig, M.Si menyampaikan bahwa “Merajut Nusantara itu sebuah tema yang saat ini menjadi salah satu kerjasama antara komisi 1 DPR RI dan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Bakti untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa pemerintah hari ini bersungguh-sungguh dalam beberapa waktu yang lalu dan beberapa waktu kedepan, untuk bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang dinamakan perajut Merajut Nusantara, seperti orang menjahit, bahwa bisa menghubungkan antara satu tempat dengan tempat yang lain, bahwa jangan sampai ada wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh jaringan internet atau jaringan online seperti ini.

Masih banyak kendala yang dihadapi bangsa ini terdiri dari puluhan ribu pulau yang tersebar dari Sabang sampai dengan Merauke, itu menjadi salah satu kendala yang sangat menantang buat pemerintah untuk bisa menjangkau ke tempat-tempat dengan daerah 3T, itu yang sedang dilakukan.

Beliau menyampaikan juga Bijak mengelola atau menggunakan sosial media dan lawan hoax, ini menjadi sesuatu yang menarik, perlu sama-sama belajar sebagai pengguna internet, pengguna media sosial tentunya juga harus paham tentang regulasi-regulasi yang ada didalamnya, jangan hanya evoria untuk mempelajari teknologinya, memanfaatkan teknologi nya, tapi tidak tahu tentang regulasi-regulasi yang bisa menjadi sesuatu tidak menyenangkan, karena bisa saja terkena delik tentang undang-undang ITE

Baca Juga

Jangan sampai kemudian menjadi masalah, tanpa sadar melakukan sebuah aktivitas dengan menggunakan jaringan internet media sosial, tetapi dikatakan sebagai penyebar berita bohong misalnya, perlu untuk mempelajari hal-hal seperti itu agar tidak dipersalahkan di kemudian hari.

Salah satu bagian yang perlu menjadi dasar beraktivitas, termasuk di dalamnya bersosial media, mari gunakan bersama-sama, cara-cara yang diajarkan, agar tidak terlalu mudah untuk menyebarkan berita-berita yang belum dikonfirmasi terlebih dahulu, menyebarkan berita-berita yang punya niatan memperburuk situasi, dengan menyebarkan kekurangan orang, kesalahan orang yang belum tentu benar.

Momen-momen webinar pertemuan pada pagi hari ini secara online bisa menjadi salah satu gaiden buat semua, bisa menjadi manfaat buat semua, menjadi orang yang bisa bertanggung jawab, orang yang bisa berlaku secara santun memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan informatika yang dikembangkan oleh pemerintah bersama dengan komisi 1 ini tidak menjadi sesuatu yang negatif, tapi menjadi sesuatu yang positif.

Dalam kesempatan yang sama, Drs. Samsul Widodo,MA Staf Ahli Hubungan Antara Lembaga Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggi dan Transmigrasi menyampaikan bahwa “hoax ini memang memang cukup menakutkan kalau tidak di tangani, bahkan di Polri mereka punya cyber security, di Kominfo juga terus ngeblok situs-situs yang menyangkut mengenai hoax.

Kalau lihat data berapa sih sebenarnya pengguna handphone di Indonesia, cukup besar sebenarnya, lebih dari 200 ribu, tapi kalau di lihat dari jumah handphone itu melebihi dari jumlah penduduk 124%, jadi rata-rata ada orang yang menggunakan handphone lebih dari satu, bahkan ada orang yang punya handphone sampai 3, kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk 266 juta lebih, pengguna handphone-nya itu 338 juta lebih, cukup besar dan yang mengejutkan sebenarnya pengguna internet itu sudah hampir 200 juta pengguna internet dan yang aktif di sosial media baik itu Facebook, Instagram, Twitter sebanyak 160 juta.

Yang menggunakan Youtube itu sampai 140 juta di Indonesia, WhatsApp itu 134 juta dan ini pasti tubuh terus, kalau koneksi 3G ataupun 4G nya dapat pasti pakai WhatsApp, Facebook ini yang media sosial yang paling lama itu 130 juta, Instagram yang baru juga 126 juta, jadi cukup besar, artinya bahwa hal-hal yang terkait dengan berita-berita hoax dan sebagainya itu sangat mudah terjadi, jangan sampai ikut menyebarkan berita-berita hoax, apalagi yang pengguna Whatsapp, pengguna Facebook, ternyata Facebook itu adalah tempat yang paling banyak menyebarkan hoax, sering menyajikan hoax, karena mungkin mudah, mudah akses internet dan Whatsapp itu nomor 2 berikutnya adalah YouTube dan yang lain, bahkan ada TV juga pernah terlanjur memberitakan sesuatu yang tidak benar, karena memang semua berlomba dituntut untuk mengirimkan berita dengan cepat, jadi ini yang terjadi, saking cepatnya sehingga malah menjadi tidak kontrol, yang menjadi aneh itu trennya menurun, mereka yang mendapatkan berita hoax, kalau membaca berita di handphone mereka memeriksa kebenarannya, itu ternyata menurun di tahun 2019 dibandingkan tahun 2017.

Walaupun ada juga yang langsung menghapus, jadi tidak disebarkan langsung menghapus dan mendiamkan, bahkan ada yang marah ini tidak bener nih walaupun jumlahnya minimal, tetapi rata-rata mereka memeriksa kebenarannya walaupun trennya menurun.

Jangan menyebarkan berita tanpa mengecek kebenarannya, jangan terpengaruh dan hati-hati dengan judul yang provokatif, teliti dan cermati sumber beritanya, faktanya juga dan seringkali berita itu dicampur dengan foto yang palsu, ikut serta dalam grup diskusi anti hoax di media sosial itu juga bisa dan kalau bisa kirim ke Polisi atau Kominfo meminta di cek kebenarannya.

Adhiwena Wirya Wiyudi, S.AB selaku Tokoh Pemuda juga menyampaikan bahwa “Sejarah dan perjalanan sosial media yang ada di Indonesia, dulu ada Friendster itu mulai tahun 2002 artinya sudah hampir 20 tahun sosial media itu ada di Indonesia, jadi kalau ditarik ke belakang wajar, karena dari 20 tahun itu tidak ada pendidikannya tentang bagaimana bersosmed yang baik dan benar, jadi masyarakat Indonesia ini hanya mengikuti saja, seiring 2004 ada yang namanya Facebook, 2005 YouTube disusul dengan Twitter dan Instagram, terus berlanjut sampai sekarang dengan chat messenger WhatsApp, yang terbau lagi fitur dari TikTok itu juga gak kalah menghebohkan di Indonesia, yang paling terbaru sekarang ada Clubhouse, ini sebenarnya juga kan belum tahu orang Indonesia platform ini fungsinya bagaimana, apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh, jadi bisa dipahami bahwa kondisi masyarakat Indonesia ini perkembangan teknologinya dinamis dan cepat sekali, terus kesempatan untuk belajarnya itu juga kalah, lebih cepat teknologinya daripada belajar, makanya dengan kesempatan kali ini harus aware dengan perkembangan teknologi, bukan hal yang harus di hindari tapi memang harus hidup dengan adanya social media.

Ini mungkin tadi juga udah disampaikan dari jumlah penduduk Indonesia 270 penggunaan aktif sosial media itu lebih dari 60% di tahun 2021, artinya sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial media, karena di tambah lagi satu orang memiliki lebih dari 2 gadget.

Platform yang paling sering digunakan pertama itu YouTube, Facebook, WhatsApp dan Instagram selanjutnya itu Twitter artinya potensi paling terbesar dari penyebaran hoax itu dari kelima platform ini, itu yang perlu diwaspadai, semua platform ini mempunyai jumlah pemakai yang besar artinya ketika itu disebar.

Potensi untuk dilihat itu sangat tinggi dan bisa sangat gampang mempengaruhi dari netizen atau pembaca-pembaca di platform ini. Dari sekian banyak itu mungkin banyak yang masih belum aware, bahwa banyak terjadi hal-hal yang berdampak negatif di kehidupan.

Karena sosial media itu juga ternyata menjadi ruang untuk orang-orang yang mempunyai niat jahat, baik itu disengaja ataupun tidak disengaja, misalnya banyak terjadi penipuan tentang bagaimana recruitment, online shop, terus hadiah dari bank, iming-iming diskon dan lain sebagainya, bahwa di sosial media itu juga sangat memungkinkan terjadi tindak kejahatan atau kriminal yang merugikan, lalau resiko dari adanya hoax atau fake news.

Jadi hoax ini ternyata bukan hanya meresahkan tapi sudah dalam tingkat berbahaya, karena dapat menimbulkan dampak yang lebih parah di masyarakat. Kita harus pahami bahwa hoax itu bisa bydesign, jangan menerima mentah-mentah segala macam informasi terutama dari akun-akun yang memang bisa dibilang tidak kredibel, harus paham bahwa hoax itu tujuannya jelas sebenarnya, yaitu untuk membuat kegaduhan yang pertama, terus kedua itu mengadu domba ini yang paling bahaya,ini yang bisa menstimulasi terjadinya akses yang tidak bagus ke depannya, terus mengalihkan perhatian publik dan yang terakhir ini tujuannya untuk fitnah, ini yang lebih mengerikan lagi, artinya dengan hoax ini pasti mempunyai tujuan dan bisa diorganisir, harapannya kita tidak berperan untuk menyebarkan ini, harus lebih memfilter lagi.

Related Posts

Add New Playlist