Oleh : Moses Weker
Pembangunan di Papua giat dilaksanakan, agar tidak ada ketimpangan antara Indonesia bagian timur dan barat. Pemerintah Indonesia sejak dipimpin oleh Presiden Jokowi tahun 2014 memang fokus memajukan Bumi Cendrawasih. Saat ini sudah ada Jalan Trans Papua dan infrastruktur lain yang dibangun, agar wilayah tersebut makin modern.
Bumi Cendrawasih sempat identik dengan wilayah yang hanya berisi hutan dan masyarakatnya masih memakai koteka. Padahal stigma negatif ini sudah terhapus, karena di beberapa wilayah Papua seperti Tembagapura dan Jayapura sudah modern. Sehingga tidak kalah majunya dari kota lain di Pulau Jawa.
Baca Juga
Baca juga: Sejumlah Area PON Papua Selesai Dibangun
Pemerintah memang giat memajukan Papua dan saat ini sudah terlihat hasilnya. Ada berbagai pembangunan infrastruktur seperti Jalan Trans Papua, Bandara Internasional Sentani, dan Jembatan Youtefa. Keberadaan infrastruktur itu melancarkan transportasi warga sipil Papua, sehingga mereka bisa beraktivitas antar kota dengan lancar.
Selama ini permasalahan transportasi sempat terhalang oleh kondisi alam Papua yang berupa hutan dan pegunungan. Sehingga mau tak mau harus memakai pesawat untuk mengangkut barang dan orang. Ketika transportasi dilancarkan oleh Jalan Trans Papua, maka harga barang bisa ditekan karena ongkos angkutnya murah. Rakyat lega karena tak harus membeli dengan mahal.
Masyarakat yang melihat pembangunan di Papua tak perlu khawatir, karena dijamin tidak akan merusak sumber daya alam di sana. Tidak ada yang dikorbankan, karena tim percepatan tentu sudah berkonsultasi dengan lembaga lingkungan hidup terlebih dahulu. Apalagi di Papua ada hewan yang dilindungi seperti burung kasuari dan cendrawasih, sehingga pembangunan tidak akan merusak habitatnya.
Pemerintah juga membuat tim percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat. Tim ini dbuat berdasarkan Keppres nomor 20 tahun 2020. Anggota tim terdiri dari 6 menteri dan 1 kepala staf kepresidenan. Menteri-menteri dan pejabat bertugas agar ada stimulus yang bisa memajukan Papua, agar tak lagi identik dengan keterbelakangan.
Hasil dari pembangunan di Papua adalah rendahnya angka kemiskinan di sana. Kemiskinan menurun dari 55% di tahun 1999, menjadi hanya 22% di tahun 2019. Jumlah rakyat miskin yang merosot drastis ini juga hasil dari program otonomi khusus yang diadakan sejak tahun 2001. Sehingga bisa dikatakan otsus jilid 1 berhasil, sehingga diperpanjang lagi tahun 2021 mendatang.
Percepatan pembangunan memang berbasis otonomi khusus. Salah satu pasal dalam program ini adalah Gubernur dan pemimpin lain harus warga asli Papua. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa menyatakan bahwa memang percepatan pembangunan ini berbasis warga asli Bumi Cendrawasih. Sehingga mereka bisa memajukan daerahnya sendiri.
Gubernur Papua saat ini dijabat oleh Lukas Enembe. Sedangkan di Papua Barat dipimpin oleh Dominggus Mandacan. Kedua putra Papua tersebut berusaha memajukan Bumi Cendrawasih, agar rakyatnya makin sejahtera. Keberadaan otsus yang mewajibkan pemimpin warga asli Papua dimaksudkan agar mereka paham cara memajukan saudara sewilayahnya sendiri.
Lukas Enembe juga membuktikan bahwa ia jadi gubernur yang andal dan berprestasi. Berbagai penghargaan telah diraihnya. Selain itu, di Papua sudah ada Istana olahraga yang ia bangun, dan dijadikan arena pertandingan saat PON XX digelar tahun 2021 mendatang. Seusai PON, Istora bisa digunakan agar para atlet lokal berlaga di tempat yang nyaman.
Pembangunan di Papua sudah begitu pesatnya.
Sehingga wilayah itu tak lagi identik dengan keterbelakangan. Papua sudah sangat modern dengan berbagai infrastruktur yang mendukung transportasi. Pemerintahannya juga dipimpin dengan adil oleh warga asli Papua sendiri. Mereka berjuang untuk memajukan Bumi Cendrawasih dan membuat rakyatnya makin sejahtera.
Penulis adalah mahasiswa Papua, tinggal di Makassar