New Normal untuk Perbaikan Ekonomi

Oleh : Raavi Ramadhan

Saat masa pendemi Covid-19, maka yang paling terpukul adalah bidang ekonomi, karena kebijakan untuk berdiam diri di rumah membuat produksi dan distribusi produk terganggu.

Sekarang ada perencanaan fase the new normal dan pelan-pelan semua orang boleh beraktivitas di luar walau dengan peraturan kesehatan yang ketat. Kita memang harus memasuki era ini, karena mau tak mau pasar harus dibuka dan roda ekonomi digulirkan kembali.

Baca Juga

Era new normal yang dicanangkan oleh pemerintah membuat banyak orang lega karena bisa beraktivitas di luar rumah. Para pegawai bisa bekerja lagi di kantor walau tidak selama biasanya, karena bergantian dengan rekan.

Sekolah dan tempat umum lain juga dibuka lagi, terutama pasar yang jadi jujukan orang untuk berbelanja. Transaksi yang sebelumnya sepi diharapkan bisa ramai kembali.

Mengapa harus ada fase the new normal? Karena kita tidak hanya bisa berdiam diri di rumah hingga vaksin corona ditemukan. Pandemi ini diprediksi bisa berlangsung selama 2 tahun. Jadi mau tak mau manusia harus beradaptasi dengan keadaan dan beraktivitas walau harus memakai masker dan membawa hand sanitizer.

Baca juga: Pelaku Pemotongan Dana Bansos Terdampak Corona Harus Ditindak Tegas

Salah satu bidikan ketika era new normal dijalankan adalah bidang ekonomi. Ketika manusia sudah boleh keluar rumah, maka para pedagang kecil lega karena bisa berjualan lagi.

Konsumen lama akan kembali dan mereka bisa tersenyum karena jualannya tak lagi sepi. Pasar yang dibuka kembali juga membuat penjual ikan, sayuran, dan lain-lain lega karena bisa memperoleh pendapatan seperti biasanya, sebelum pandemi melanda.
Hal ini sesuai dengan penilaian dari M Nafan Aji Gusta Utama, seorang analis ekonomi.

Menurutnya, era new normal akan memperbaiki kinerja perekonomian. Dari yang sebelumnya lesu jadi bergairah kembali. Diharapkan semua orang, terutama para pedagang, bisa bernapas lega karena ketika ekonomi naik maka daya beli akan kembali tinggi.

Bagaimanapun, kita tidak bisa hanya pasrah dn menyerah terhadap corona. Orang boleh berada di rumah saja dan bisa work from home. Namun bagaimana dengan nelayan atau petani? Para pedagang kaki lima juga hanya bisa gigit jari ketika akan bekerja tapi malah dihalau oleh petugas.

Ketika keadaan aman, mereka menggelar dagangan tapi pembelinya menurun drastis. Jika terus seperti ini, maka ekonomi bisa ambruk. Tak heran bahwa rencana untuk membuka mall dan pasar adalah strategi yang logis, dan masih tetap aman karena sesuai dengan protokol kesehatan.

Ketika pasar dan tempat belanja lain boleh dibuka, maka akan memberikan efek domino yang positif. Di tempat parkir akan berjejer sepeda motor dan mobil lagi, sebelum era corona.

Tukang parkir akan bisa bekerja kembali. Sopir yang membawa barang dari pabrik ke distributor dan disalurkan ke Mall, akan bahagia karena dipanggil lagi oleh sang atasan untuk bertugas. Para SPG dan kasir akan senang karena tak lagi dirumahkan dan bisa membawa gaji lagi untuk keluarga yang menunggu di rumah.

Gairah ekonomi akibat adanya fase the new normal akan juga merambah ke pasar saham. Ketika sebelumnya nilai saham banyak yang anjlok, maka nanti prediksinya akan naik lagi dengan perlahan. Para broker akan bahagia karena pasar saham hidup kembali. Mereka bisa bekerja tanpa takut akan terbayang-bayang oleh kerugian.

Kondisi ekonomi di Indonesia diperkirakan bisa normal lagi ketika ada fase the new normal. Ketika pasar dan pusat perbelanjaan dibuka, maka kita tidak usah panik karena takut akan tertular virus Covid-19.

Jika kita pakai masker dan selalu menjaga kesehatan, maka tidak akan mudah kena penyakit corona. Pasar justru wajib dibuka lagi agar para pedagang bisa berjualan dengan normal dan roda ekonomi berputar kembali.

Penulis adalah mahasiswa Universitas Pakuan Bogor

Related Posts

Add New Playlist