Melawan Hoax Demi Suksesnya Pemilu 2019 Yang Damai Berkualitas Dan Bermartabat Serta Terwujudnya Pembangunan Nasional
Di era demokrasi sekarang ini kita sering membaca, mendengar di media social baik itu melalui media elektronik maupun cetak dengan istilah “Hoax” dan bahkan tidak jarang kita juga terperangkap dengan ungkapan tadi. Berbicara tentang hoax banyak orang orang mengartikan hoax ittu adalah sesuatu berita yang fiktif atau bohong, namun pada dasarnya hoax adalah suatu kejadian yang dibuat buat, dengan kata lain hanyalah karangan belaka yang dilatar belakangi oleh kepentingan individu ataupun kelompok. Karena kurangnya informasi, pengetahuan, akhirnya digembor gemborkan, seolah olah informai itu benar padahal tidak benar. Di era milenial sekarang ini pemberitaan hoax (kabar burung) ini sudah kian mewabah dimana-mana. Apalagi ketika musim pemilu, pileg dan caleg, peranan media social, yang seharusnya digunakan untuk ajang kampanye positif, ternyata masih marak yang menggunakannya sebagai ajang untuk menyudutkan orang lain, mencaci maki, menyebarkan kebohongan dan bahkan mematikan karakter seseorang .
Dengan pengaruh dan dampaknya yang begitu mengerikan, tidak ada keraguan buat kita untuk melawan produksi dan penyebaran berita hoax melainkan juga dengan memberi ulasan dan laporan yang seakurat dan sedekat mungkin dengan fakta-fakta yang ada. Disiplin verifikasi menjadi hal yang mutlak agar kita tidak keliru dalam mengambil kesimpulan. Kata hoax sendiri muncul pertama kali dari sebuah film yang berjudul the Hoax. The Hoax adalah sebuah film drama amerika 2006 yang disutradarai oleh Lasse Hallstrom. Film ini dibuat berdasarkan buku dengan judul yang sama Clifford Irving. Banyak kejadian yang diuraikan Irving dalam bukunya yang diubah atau dihilangkan dari film, dan penulis kemudian berkata, saya dipekerjakan oleh produser sebagai penasihat teknis film, tapi setelah saya membaca naskah terakhir saya meminta agar nama saya nama sya dihapus dari film itu, mungkin disebabkan karena novel naskah tak sesuai dengan novel aslinya. Sejak itu film Hoax dinggap sebagai film yang terutama para netter yang menggunakan istilah hoax untuk menggambarkan, suatu kebohongan, lambat laun, penggunaan kata hoax di kalangan netter makin gencar. Bahkan digunakan oleh hamper disemua belahan dunia, termasuk Indonesia.
Penyebaran hoax di Indonesia, mulai marak sejak media social popular digunakan oleh masyarakat Indonesia. Ini disebabkan sifat dari edia social yang memungkinkan akun anonym untuk berkontribusi, juga setiap orang, tidak peduli latar belakangnya, punya kesempatan untuk menulis, beberapa orang tidak bertanggung jawap, menggunakan celah itu untuk menggunakan media social dalam konteks negatif, yaitu menyebaarkan fitnah,hasut dan hoax.
Berdasarkan data yang dikutip dari Detik News terdapat sebanyak 62 kasus hoax pemilu tahun 2019 yang terindentifikasi oleh kominfo. Hal ini akan semakin memperparah apalagi kita sekarang akan menyambut pesta demokrasi, dalam pemilu tersebut kita akan menentukan masa depan pemimpin kita untuk lima tahun ke depan. Salah satu fenomena yang menggambarkan hoax ini disebut dengan istilah kampanye hitam dalam era pilkada yang terjadi pad pilgub DKI 2012, dan mencapai puncak tertinggi, yaitu pada pilpres 2014 dan berlangsung hingga sekarang ini dimana saat pemilu serentak digelar secara nasional. Sehubungan dengan hal tersebut salah satu cara untuk mengantisipasi ataupun memerangi hoax yang semakin menggurita ini yaitu dengan cara menyadarkan masyarakat melalui gerakan melawan hoax dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dan mengajak masyarakat memerangi penyebaran hoax di media social yang semakin meluas. Penyebarluasan berita hoax, jika tidak segera ditangani, akan dapat menjadi bom waktu yang berbahaya bagi kelangsungan dan ketentraman masyarakat. Dimana penangan pertama harus dimulai dari masyarakat itu sendiri, dengan cara mengetahui dan mengetahui ilmu komunikasi dengan benar. Sehingga dapat diidentifikasikan pesan komunikasi yang perlu disebarluaskan agar tidak terjadi keslahan secar massif pada masyarakat. Hal ini dikarenakan mengingat fenomena yang terjadi, maka sangat perlu dan penting untuk dilakukan kajian guna memperoleh solui atas realitas social yang sedang terjadi di masyarakat sekaligus menjaga budaaya guyp rukun yang ada dimasyarakat supaya tentram, kenyamanan dan juga persaudaraan dalam msyarakat agar terjaga dan terlindungi.
Dengan semakin pahamnya masyarakat terhadap perihal komunikasi dan budaya maka akan terjadi proses yang positif pada masyarakat dalam berkomunikasi dan penggunaan sekaligus pemanfaatan media social yang ada. Sehingga masyarakat akan terhindar dari berita berita hoax, baik sebagai pembuat dan pengirim berita hoax maupun sebagai penerima dan konsumen hoax dan keetika hal itu telah terwujud maka akan menciptakan pemilu yang damai dan bermartabat dalam mewujudkan pembangunan nasional di era sekarang ini.
Calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung berharap, Gubernur Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan…
Presiden Prabowo Tingkatkan Sinergitas Antar Instansi Berantas Narkoba Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya…
Komitmen Presiden Prabowo Lanjutkan Pembangunan IKN Berikan Rasa Aman Investor Jakarta – Presiden Prabowo Subianto,…
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang terletak di Kalimantan Timur terus menjadi sorotan utama…
Apresiasi Kunker Presiden Prabowo ke Luar Negeri Perkuat Kerjasama Ekonomi Oleh : Andi Mahesa Presiden…
Presiden Prabowo Subianto tengah melakukan lawatan luar negeri yang strategis, dengan kunjungan pertama ke Tiongkok…