Oleh : Agung Kurniawan
Masyarakat menantikan kontribusi nyata para tokoh politik untuk turun bersama rakyat dan Pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19. Mereka diharapkan mampu membuktikan kritiknya selama ini dan memberikan manfaat langsung kepada warga.
Pandemi Covid-19 bukanlah wabah yang bisa ditangani seperti bencana alam, misal seperti bencana gempa bumi, dalam waktu 2 minggu mungkin kondisi pasca gempa dapat berangsur normal. Namun saat ini Pandemi Covid-19 adalah bencana non alam dimana penularan virus adalah ancaman nyata yang bisa menyerang siapa saja.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam cuitannya menuliskan, Idealnya, kita selalu naik kelas. Jangan tinggal kelas, apalagi turun kelas. Masalah gentingnya, buukan dimana status kelas kita saat ini, tapi mampukah negara ini menyelamatkan rakyatnya dari covid?.
Direktur Eksekutif The Yudoyono Institute (TYI) tersebut melanjutkan kicauannya dengan kalimat, hampir sekian menit terdengar sirine dari ambulans dan dalam sekian jam sekali menerima berita duka dari seseorang yang dikenal.
Pada kesempatan berbeda, Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengingatkan agar keluarga besar Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk tidak cerewet terkait penanganan pandemi Covid-19.
Demikian disampaikan Poyuono dalam merespon kritik terhadap kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 yang dilontarkan oleh AHY. Poyuono menuturkan, lebih baik diam bila tidak bisa melakukan sesuatu untuk rakyat di masa sulit akibat pandemi virus corona.
Saat ini, yang paling dibutuhkan bukan sikap mengkritisi tanpa solusi, tetapi aksi nyata untuk membantu pihak-pihak yang terdapat akibat pandemi. Poyuono juga menegaskan, daripada mengkritisi pemerintah, Poyuono lebih menyarankan agar AHY dan keluarganya untuk turun tangan membantu rakyat selama masa PPKM Darurat.
Ia juga mengatakan agar tidak cerewet dan mengangkat narasi kegagalan negara, apalagi pandemi Covid-19 adalah permasalahan seluruh masyarakat Indonesia yang seharusnya ditangani secara gotong royong. AHY semestinya paham, banyak tenaga kesehatan sudah kewalahan, Banyak Rumah Sakit mengalami kelangkaan oksigen karena konsumsi tidak sebanding dengan supply.
Daripada berkicau tanpa solusi, justru akan lebih baik turun tangan membantu RS mencarikan oksigen yang menjadi barang langka. Kalaupun AHY mengkritisi apakah kita bisa naik kelas, tentu saja kita bisa naik kelas. Apalagi Presiden RI Joko Widodo telah berpengalaman naik kelas dari walikota, gubernur hingga presiden.
Kita harus memaknai bencana non alam ini bukan sebagai ujian bagi petinggi negara, tetapi ujian bagi seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Sehingga yang dibutuhkan saat ini adalah saling tolong dan saling peduli.
Bukan lantas mencoba menaikkan popularitas dengan mengkritik pemerintah. Pasalnya, saat ini pemerintah juga tengah mencoba menangani masalah pandemi covid-19 yang belum kunjung membaik. Perlu diketahui pula bahwa kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mengalami lonjajan yang luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang kesulitan mencari tempat tidur di IGD yang overkapasitas.
Pemerintah juga telah berikhtiar untuk menekan angka penularan, dengan kebijakan yang sangat mungkin memicu pro kontra pada masyarakat.
Sementara itu, Politisi Nasional Teddy Gusnaidi, menantang pimpinan Partai Demokrat AHY cs untuk turun ke jalan. Ia mengatakan bahwa Partai Demokrat harusnya berani beraksi dan tidak hanya memprovokasi.
Menyadari bahwa PPKM Darurat akan berdampak pada aktiftas ekonomi masyarakat, pemerintah akan memperpanjang Bantuan Sosial Tunai, sementara stimulus program kelistrikan akan diperpanjang selama 3 bulan; percepatan penyaluran BLT Desa; dan percepatan penyaluran PKH triwulan iii pada awal Juli 2021; percepatan penyaluran Kartu Sembako; penambahan target bantuan produktif usaha mikro bagi 3 juta penerima baru; melanjutkan program pra kerja dan insentif usaha.
Pemerintah juga tidak tinggal diam dalam menangani pandemi, saking sibuknya sampai tidak sempat meladeni kicauan dari elit Partai Demokrat. Kita perlu sadar bahwa dengan adanya pandemi, semua sektor terdampak oleh sesuatu yang tak tampak. Mulai dari ekonomi, kesehatan hingga distribusi barang.
Semua dampak tersebut tidak akan tertangani hanya dengan kicauan di sosial media, yang hanya memberikan kritik tanpa solusi alias No Action Talk Only. Lebih baik mari kita bantu yang bisa dibantu, memulai aksi untuk kebaikan di lingkungan sekitar, daripada berkicau di twitter yang justru semakin menunjukkan diri seseorang yang hanya pandai bercakap.
Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
Jakarta - Kebijakan terbaru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia mengenai penghapusan utang UMKM, yang tertuang…
Kunker Presiden Prabowo Untuk Tingkatkan Optimisme Investor Mancanegara Percepat Pemerataan Ekonomi Oleh : Alvi Ramadhan…
Jakarta – Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke sejumlah negara mendapat respon positif. Dengan misi…
Tokoh Masyarakat Jadi Garda Depan Awasi Pilkada 2024 Oleh : Stefanus Putra Imanuel Pilkada 2024…
Istana Nilai Video Presiden Prabowo Bersama Cagub-Cawagub Jateng Tak Perlu Dipersoalkan Jakarta - Menteri Sekretaris…