Bakti Kominfo melaksanakan seminar live straming bertemakan “Tantangan dan Peluang Generasi Milenial di Era Digital” yang diisi Ir. Alimin Abdulah selaku Anggota Komisi I DPR-RI, Yuliandre Darwis Ph.D selaku Ketua Dewan Pakar ISKI, M. Hariman Bahtiar, M.Si selaku Praktisi Sosial Media, yang mana dalam seminar live streaming tersebut, Ir. Alimin Abdulah menyampaikan bahwa “Indonesia dengan negara lain sedang menghadapi pandemi covid 19, saya yakin semua yang mengikuti acara ini berarti dalam keadaan sehat, apalagi Indonesia sedang gencar-gencarnya vaksin bangsa ini, yang ingin saya sampaikan kepada konstituen saya, sebagai kewajiban saya, apa yang sedang di bawah kemitraan saya, yang dikerjakan oleh negara, baik untuk kemajuan bangsa ini. Dalam dunia digital ini, negara sudah berusaha luar biasa menyiapkan dana yang besar, mengerahkan segala kemampuan agar tidak tertinggal dari negara lain dan bisa menggunakan dengan positif kemajuan industri digital ini.
Sebagai bangsa Indonesia sekarang sudah banyak hal yang orang sudah agak lupakan tata krama itu, sehingga macam-macam yang tidak kita sangka-sangka sudah terjadi di negara kita sekarang ini, saya berharap generasi milenial ini bertambah cerdas, tambah pintar dan etika juga dipegang menunjukan moral bangsa. Pada kesempatan seperti ini saya harap saudara-saudara terutama di daerah Lampung, untuk memanfaatkan kesempatan seperti ini, karena semua bukan kemauan saya sendiri tapi negara, saya hanya memfasilitasi supaya terarah pada, daerah konstituen saya, salah satu tugas khusus saya adalah memperhatikan kebutuhan, apapun keperluan daripada warga yang sudah memilih saya, sehingga saya menjadi wakil DPR.
Kalau tidak pandemi mungkin sudah ke daerah menyampaikan perkembangan di negara ini dan menyerap apa yang menjadi persoalan di daerah pemilihan saya, yang saya bawa dalam rapat, tapi sekarang ini sudah terbantu dengan adanya kemajuan teknologi IT, sehingga walaupun susah untuk datang langsung, tapi masih bisa juga berkomunikasi dengan cara yang seperti sekarang ini.
Baca Juga
Tapi ini memerlukan pengetahuan, memerlukan keterampilan dan kesadaran agar menggunakannya dengan baik, karena merupakan tantangan dan sekaligus merupakan peluang, banyak juga pertumbuhan, misalnya pertumbuhan ekonomi jauh betul setelah adanya di era digital ini, pada 2017 nilai perdagangan online Indonesia mencapai 8 miliar dolar AS. Nilai ini meningkat menjadi 55 sampai 65 miliar dolar AS pada tahun 2022. Memanfaatkan pertumbuhan sebagai konsekuensi sudah lebih banyak lagi menggunakan IT ini di Indonesia.
Peningkatan penggunaan ini tidak hanya orang-orang tua, bahkan anak-anak, mulai dari tingkatan SD pun sekarang sudah harus mengenal itu, kalau tidak, ya tidak bisa sekolah, jadi ini menjadikan sesuatu yang harus segera sebar luaskan pengetahuan, pengertian dan pemanfaatan daripada internet ini, negara memfasilitasi, masyarakat memanfaatkan dengan baik, menggunakan kesempatan ini dengan baik, yang paling penting dalam keadaan seperti ini, banyak jalur-jalur untuk berkomunikasi dan saling menyampaikan informasi-informasi terbaru, baik masalah kemajuan negara.
Memajukan bangsa dan juga bagaimana masalah kesehatan-keselamatan dan luar biasa melalui medsos ini juga bisa berbeda-beda pendapat soal vaksin, soal covid dan macam-macam, jadi menggunakan medsos dengan baik mudah-mudahan tidak menjadi negatif buat ke depan, dan menjadi positif.
Dalam kesempatan yang sama, Yuliandre
Darwis Ph.D selaku Ketua Dewan Pakar ISKI menyampaikan bahwa “Bagaimana kementrian komunikasi dan informatika membangun infrastruktur dan cakupan sinyal di Indonesia, cakupan sinyal ini luar biasa sampai 2022 akan membangun BTS, itu pembangunan infrastruktur sehingga daerah-daerah yang tidak tersentuh, menjadi suatu yang tersentuh, ini menjadi suatu kekuatan bentuknya.
Bagaimana target capaian dari Bakti 2020, salah satunya bagaimana mempercepat satelit ini, bisa mengcover seluruh wilayah Indonesia, pemerintah membangun infrastruktur yang namanya dari Palapa ring, dari kabel laut, maupun kabel darat sehingga terkoneksi secara keseluruhan.
Koneksi ini menjadi kekuatan ketika infrastruktur sudah canggih, sudah banyak tower dan sebagainya, apa yang bisa di lakukan dengan infrastruktur canggih ini, yang menjadi masalah adalah ketika ekosistem ini menjadi sesuatu yang dianggap penting, ekosistem inilah yang menjadi masalah bagaimana mengisi pengetahuan dalam situasi ini.
Data menyatakan bahwa BKKBN menyebutkan bahwa Indonesia akan memasuki bonus demografi Indonesia emas pada tahun 2045, hal ini ditandai dengan struktur penduduk yang didominasi oleh kalangan usia produktif yaitu tahun 2045 diantaranya adalah milenial dan generasi Z.
Pada saat jumlah generasi usia produktif jauh lebih banyak jumlahnya, membuat Indonesia memiliki daya saing dan daya tawar yang tinggi, ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, salah satunya adalah pemanfaatan digital yang maksimal, akan sia-sia kalau tidak bisa menyiapkan teknologi ini secara maksimal, inilah tugas besar bagi anak muda, untuk mengisi ruang-ruang ini.
Jangan sampai menjadi seorang konsumen atau pun menjadi penikmat, seolah hanya menonton saja. Oleh sebab itu fakta dan data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa saat ini, di Indonesia didominasi oleh generasi milenial yakni generasi yang lahir tahun 80-an sampai tahun 2000, salah satu ciri utama dengan generasi milenial adalah meningkatkan penggunaan, serta keakraban dengan generasi teknologi serba digital ini.
Dibesarkan oleh segala kemajuan teknologi, ini menjadi sesuatu yang harus di pahami, salah satu ciri utama generasi milenial, peningkatan penggunaan serta keakraban dengan media digital, ciri-cirinya sederhana lebih kreatif, informatif, mempunya fashion yang kuat dan produktif dibandingkan generasi sebelumnya, menurut hasil tahun 2020 BPS, di perkirakan terdapat kurang lebih 64,50 juta jiwa Indonesia yang berada dalam kelompok umur pemuda, tidak dapat dipungkiri jika dengan 64,50 juta pemuda ini menghasilkan sebuah karya teknologi yang bisa dinarasikan, divisualkan, bisa dinikmati oleh seluruh dunia, oleh sebab itu sebagai ujung tombak pembangunan bangsa, maka tentu peran pemuda sangat penting dalam memberikan inovasi di bidang teknologi.
M. Hariman Bahtiar, M.Si selaku Praktisi Sosial Media menyampaikan “Sudah sering mendengar revolusi industri 4.0, perkembangan revolusi industri dari dulu, kemudian sekarang dan proyeksi nanti 10, 20, 30 atau 50 tahun kedepan, sehingga sebagai generasi muda sekarang bisa membuat strategi kedepan, perencanaan jangka panjang dengan melihat perkembangan revolusi industri, kalau dilihat dari revolusi industri 4.0 ditandai dengan kemajuan dunia digital, kemudian ada perkembangan kecerdasan buatan, artifisial intelijen kalau sekarang di sosial media Instagram lagi viral foto misalnya orang tua yang sudah meninggal, bisa buat menjadi bergerak, bisa melirik, itu dengan kecerdasan buatan bisa dibuat, akan bisa diisi suaranya, itu semua bisa dibuat dengan kecerdasan buatan artifisial intelijen.
Sekarang yang menarik setelah refolusi Industri 4.0, diperkenalkan lagi oleh Perdana Menteri Jepang dalam forum World Economic Forum 2019 sebuah visi yang disebut dengan Society 5.0, ini lebih maju lagi, sebuah visi Jepang yang ingin menggambarkan bagaimana teknologi artifisial intelijen, kecerdasan buatan, kemudian internet of thing semuanya digunakan untuk memuliakan manusia
Jadi kalau sebelumnya teknologi itu seolah-olah menjadi perangkat yang menjebak manusia, maka ke depan seiring dengan kemajuan teknologi pasca revolusi industri 4.0 itu, Jepang menginginkan agar teknologi itu bisa melayani manusia, dibuat segala macam aplikasi dalam pelayanan public.
Dengan perkembangan digital yang luar biasa itu, hampir 24 jam memegang Hp, dalam riset APJII rata-rata setiap orang menghabiskan 8 jam sehari untuk akses internet, termasuk di dalamnya sosial media, dalam perkembangan akses digital itu menjadi penting untuk memahami ancaman yang terjadi, sekarang ini sesuai pemberitaan media, banyak sekali kasus-kasus kejahatan cyber, tentang peretasan, kemudian pencurian data pribadi, hoax, berita palsu, fake news, ancaman pornografi, penipuan, perundungan bullying, predator anak, hati-hati juga para orang tua, teman-teman pemuda untuk menggunakan sosial media secara bijak.
Tentu dengan perkembangan ini juga memberikan tantangan yang luar biasa, Riset McKinsey & Company, pada tahun 2030 di Indonesia diprediksi 23 juta pekerjaan hilang karena diganti oleh otomatisasi, generasi milenial yang sekarang lagi kuliah nanti lulus akan jadi apa, jangan-jangan nanti pekerjaannya sudah tidak ada, ini yang perlu di waspadai, pekerjaan yang akan hilang misalnya pekerjaan data entry, payroll officer, production workers, machine operator, data collection, Studi McKinsey Global Institute memperkirakan 800 juta pekerjaan akan hilang di seluruh dunia dengan adanya otomatisasi tahun 2030.
Tapi jangan khawatir dibalik ancaman itu, nanti akan muncul pekerjaan baru yang justru malah potensial. Peluang ketika seiring perkembangan digital kemudian tumbuh ekonomi digital, pengusaha baru bisnis online, pendiri start-up.
Pekerjaan baru yang potensial seperti youtuber, selebgram, app developer, content creator, blogger, desain grafis, SEO (search engine optimization) specialist, podcaster, web developer, social media specialist, travel consultant, writer, copywriter/content writer, fotografer, translator, reseller, percetakan digital, data scientist, pengajar online, dan lain-lain.
Dengan melihat perkembangan itu, tentu yang terpenting adalah melakukan literasi digital, mencoba memastikan bahwa akses digital yang di lakukan sebelum digunakan, untuk kegiatan yang positif, yang terpenting literasi teknologi, digunakan untuk memuliakan manusia bukan manusia yang dikendalikan oleh teknologi dan yang terpenting juga tentu dengan era Society 5.0 lebih pada konteks.
Bagaimana menjadikan manusia sebagai pusatnya, manusia sebagai pengendali, sebagai aktor yang mampu menjadikan semuanya menjadi sebuah media untuk memberikan kontribusi dan kemaslahatan.