Keren, KPU Indonesia Menjadi Saksi Kehormatan di Pilpres Filipina

Manila 9 Mei 2022, Komisioner KPU Indonesia yang baru di lantik Presiden Joko Widodo tanggal 14 April lalu, Bapak Dr. H. Idham Holik, SE., M.Si menjadi Saksi Kehormatan dari perwakilan Internasional di Pilpres Filipina dengan permintaan khusus dari KPU Filipina dan Presiden Filipina.

Calon-calon yang bertarung dalam Pilpres Filipina kali ini ada 10 kandidat dan dari 10 kandidat tersebut, terdapat tiga nama yang digadang-gadang menggantikan Presiden Duterte, yaitu Leni Robredo, Manny Pacquiao, dan Bongbong Marcos.

Hanya sekitar 9 negara yang di minta resmi oleh Commelec (KPU Filipina) untuk menjadi saksi International pada Pilpres di Filipina hari ini. Dr Idham yang dihubungi secara terpisah menceritakan “Pilpres di Filipina dilakukan sangat cepat, terbuka, demokratis, dan hanya memakan waktu 2 hingga 5 jam saja suara sudah sampai di pusat dan di rekapitulasi secara penuh sehingga menjadi hasil resmi pemerintah.” Jadi gak butuh berhari-hari dan tidak memakan korban. Dari pengamatan wartawan di lapangan, pemilihan Filipina yang sudah 2 kali menggunakan sebagian dari tehnologi E-Vouting dan E-Counting, walaupuan pemilihan dengan kertas masih di gunakan.

Baca Juga

Hal tersebut akibat kecangihan tehnologi yang diterapkan dalam Pilpres Filipina yang menggunakan Smartmatic, yaitu sebuah tehnologi canggih yang dapat melakukan pemilihan presiden dari lebih dari 78.000 titik pemilihan umum di seluruh negara dan di ikuti lebih dari 80 juta orang.

Pemilihan umum di Filipina di dukung juga dengan peralatan penunjang untuk daerah yang belum terjangkau internet dan GSM dengan bantuan alat yang akan mentransmisi hasil ke satelit. “semua hasil pilpres ini di audit dan tingkat kebenaran lebih dari 99% atau tingkat error kurang dari 1%”.

Dr. Idham juga di masuk dalam bursa pemilihan Ketua dan wakil ketua AAEA (chairperson dan vice-chairperson) serta dewan eksekutif pada tanggal 7 Mei 2022 di Hotel Marriot Manila, para delegasi negara anggota menyampaikan komitmennya tentang isu-isu kesetaraan gender dalam politik di Pemilu dan bagaimana caranya meningkatkan partisipasi perempuan dalam Pemilu yang diharapkan berimplikasi pada meningkatnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif/parlemen.

“Ada banyak sekali pengalaman dan kebijakan yang menarik yang bisa dipelajari untuk meningkatkan kualitas praktek demokrasi elektoral yang berkeadilan gender” paparnya.

Commelec (Commission on the Elections) Filipina mendapatkan apresiasi dari seluruh delegasi yang hadir, karena telah dapat menyelenggarakan Pemilu di tengah masa Pandemi Covid-19.

Related Posts

Add New Playlist