Indonesia Bersiap Masuki Fase Endemi, Masyarakat Wajib Taat Prokes
Oleh : Zakaria
Saat ini, Indonesia bersiap masuk fase endemi karena kondisi sudah cukup stabil dan tidak ada lonjakan pasien.
Tidak ada potensi terjadinya gelombang keempat corona seperti tahun lalu. Namun masyarakat harus waspada karena virus Covid-19 masih ada, dan mereka harus terus berdisiplin dalam melakukan protokol kesehatan.
Ketika pandemi baru dimulai tahun 2020, masyarakat ketakutan terkena corona, dan mereka langsung memborong masker, face shield, hand sanitizer, dan herbal seperti jahe, agar tetap terhindar dari virus Covid-19. Imbauan untuk di rumah saja langsung ditepati.
Masyarakat juga bergaya hidup sehat dengan berolahraga (umumnya bersepeda) dan menjaga higienitas lingkungan.
Namun ketika pandemi sudah hampir 3 tahun durasinya, kedisiplinan akan protokol kesehatan mulai terlihat kendor. Pertama, sudah jarang ada orang yang memakai masker, terutama saat mengendarai sepeda motor.
Kedua, banyak event yang digelar besar-besaran dan tidak mematuhi protokol kesehatan karena tidak bisa jaga jarak.
Padahal saat ini masa transisi menuju status endemi dan pandemi bisa segera berakhir, karena cakupan vaksinasi dosis pertama sudah lebih dari 90%. Ketua Satgas IDI PB Profesor Zubairi menyatakan bahwa dari sejumlah indikator yang ada, fase pandemi sudah hampir berakhir, dan berganti dengan endemi.
Kondisi endemi adalah ketika suatu penyakit (dalam hal ini corona) masih ada tetapi sudah terbatas penularannya. Penyakitnya hanya ada di wilayah tertentu dan penularannya dapat dikendalikan. Contoh dari endemi adalah penyakit malaria di Kalimantan dan Papua.
Profesor Zubairi melanjutkan, indikator memasuki masa endemi adalah positivity rate corona di bawah 3 persen. Sedangkan angka kematian pasien dan tingkat keterisian tempat tidur Rumah Sakit rendah sekali. Masyarakat akan akrab dengan istilah endemi, setelah menjalani pandemi selama lebih dari 2 tahun.
Per tanggal 16 Oktober 2022, jumlah pasien corona ada 1.326 orang. Memang angka ini masih cukup mengkhawatirkan, tetapi sudah lebih rendah dibanding sebulan lalu, di mana ada 2.162 pasien. Berarti jumlah pasien Covid-19 berkurang hampir setengahnya, dan masyarakat lega karena penularan corona makin berkurang.
Sementara itu, dokter Syahril menyatakan bahwa Indonesia mengadopsi strategi WHO menuju fase endemi. Pertama, mensosialisasikan bahwa pandemi Covid-19 masih ada. Kedua, melakukan vaksinasi baik dosis pertama, kedua, maupun ketiga (booster). Ketiga, dengan memaksimalkan pengobatan corona dari hulu ke hilir, dan terakhir dengan pengendalian agar tidak ada lonjakan pasien.
Dalam artian, sosialisasi masih harus dilakukan agar banyak orang yang sadar bahwa saat ini masih masa pandemi, meski sudah hampir masuk ke fase endemi. Masyarakat harus tetap taat protokol kesehatan dan disuntik vaksin, agar selamat dari ganasnya corona. Kedisiplinan akan protokol kesehatan wajib ditingkatkan kembali.
Namun kelakuan masyarakat yang masih banyak melanggar protokol kesehatan harus diperingatkan, karena jika dilakukan secara massal, bisa menaikkan lagi jumlah pasien corona. Misalnya poin menjaga jarak, dan saat ini pasar serta tempat umum lain sudah penuh pengunjung dan mereka tidak peduli jika harus berdesakan. Begitu juga dengan tempat lain seperti terminal dan stasiun, riuh dengan para calon penumpang.
Padahal pelanggaran protokol kesehatan ini bisa menyebabkan klaster corona baru. Apalagi ketika ada orang yang belum divaksin. Mereka seenaknya sendiri, sudah tidak mau jaga jarak, tidak juga mengenakan masker. Orang tersebut jika berstatus OTG (orang tanpa gejala) akan menyebarkan droplet berisi virus Covid-19 di keramaian.
Oleh karena itu masyarakat dihimbau terus untuk mematuhi protokol kesehatan 10M, terutama memakai masker. Mengenakan masker adalah cara pertama untuk terhindar dari corona, karena OTG ada di mana-mana.
Dokter Reisa Broto Asmoro menyatakan bahwa efektivitas pemakaian masker hanya terjadi ketika minimal 75% orang dalam 1 ruangan mengenakannya. Oleh karena itu, masyarakat harus kompak dan memakai masker, agar terhindar dari resiko penularan corona. Bahkan WHO merekomendasikan untuk memakai masker ganda, dengan posisi masker kain di luar dan masker disposable di bagian dalam.
Saat semua orang tertib maka jumlah pasien Covid-19 akan berkurang drastis dan fase pandemi bisa lekas berakhir, karena cakupan vaksinasi hampir 100%. Dengan dimulainya fase endemi maka situasi mulai aman. Namun untuk selamat dari corona (karena penyakit ini masih ada di masa endemi), harus tetap taat protokol kesehatan 10M.
Selain taat protokol, masyarakat juga wajib mendapatkan vaksinasi sampai 3 dosis. Vaksinasi dan prokes adalah kunci agar tidak tertular corona. Jika sudah terlanjur sakit dan menderita selama 14 hari, akan sangat menyesal karena tidak segera vaksin tetapi malah ketularan corona.
Indonesia akan bersiap-siap memasuki fase endemi dan mengakhiri masa pandemi, karena kasus corona makin terkendali dan kematian akibat virus ini sangat minim. Namun untuk masuk ke fase endemi, syaratnya adalah harus taat protokol kesehatan 10M dan juga vaksinasi.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute
Ancam Stabilitas Bangsa, Presiden Prabowo Perkuat Pengawasan Peredaran Narkoba Oleh: Darmawan Hutagalung Presiden Prabowo Subianto…
Presiden Prabowo Subianto terus melakukan berbagai upaya pemberantasan narkoba. Salah satunya adalah bertemu dengan Presiden…
Indonesia Perkuat Kerja Sama Internasional untuk Meningkatkan Ekspor UMKM Oleh: Arsyinta Mentari Indonesia terus memperkuat…
Presiden Prabowo Berkomitmen Berdayakan UMKM Lewat Program Penghapusan Utang Jakarta, - Presiden Republik Indonesia, Prabowo…
Kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8, Prabowo Subianto, ke China dan Amerika Serikat (AS) baru-baru…
Kunjungan Kerja Presiden Prabowo Memperkuat Jaringan Ekonomi Global untuk Pemerataan Ekonomi Presiden Republik Indonesia, Prabowo…