Banyak perusahaan yang mengambil kebijakan keerja di rumah, atau istilah kerennya work from home (WFH), untuk para karyawannya saat pandemi virus corona atau covid-19. Kebijakan tersebut tentu membuat mereka yang sudah berpasangan semakin sering beretemu di rumah.
Mungkin karena pertemuan suami-istri yang semakin instens itulah yang membuat angka kehamilan semakin banyak. Salah satunya di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Cahaya Bunda Kota Cirebon, Jawa Barat, mengalami penambangan jumlah ibu hamil yang menongtrol kandungannya.
Baca Juga: 6 Posisi Seks Ketika Hamil
Baca Juga
Menurut dokter Yasmin Dermawan, selaku pemilik RSIA Cahaya Bunda, angka kehamilan di rumah sakitnya mengalami peningkatan sekira 10 persen selama pandemi Covid-19. Akan tetapi, ia tidak dapat memperkirakan perihal jumlah angka kehamilan secara keseluruhan di Kota Cirebon, Jawa Barat.
“Saya tidak bicara secara keseluruhan di Kota Cirebon. Tapi di rumah sakit kita ada peningkatan 10 persen. Mungkin saja karena ada kebijakan WFH meningkatkan intensitas mereka (pasturi) melakukan hubungan suami-istri,” kata Yasmin.
Menurut Yasmin, sebelum merebaknya Covid-19, setiap bulannya RSIA Cahaya bunda bisa menangani sekitar 1.400 pasien. Dimana, 80 persen atau 1000 di antaranya merupakan pasien ibu hamil.
Ia melanjutkan, bila saat ini angka kehamilan di RSIA Cahaya Bunda meningkat hingga 10 persen, maka ada penambahan 100 pasien ibu hamil ketika pandemi Covid-19. “Jadi, jumlah totalnya 1.100 pasien hamil yang ditangani saat pandemi,” ujar Yasmin, yang juga merupakan seorang dokter spesialis kandungan.
Yasmin juga menceritakan, salah satu pasiennya harus menunggu selama tujuh tahun untuk bisa hamil. Pasien tersebut bahkan sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya sering berkonsultasi dengan dokter yang berbeda-beda. Hingga akhirnya, ditengah pandemi Covid-19 pasien ini bisa hamil.
“Saya punya pasien selama tujuh tahun dia sudah melakukan berbagai upaya untuk punya anak. Seperti mengikuti program hamil dari berbagai dokter. Tapi belum berhasil. Akan tetapi pas pandemi, sekitar tingga minggu allhamdulillah dia bisa hamil. Tanpa mengikuti program apapun, ” jelasnya.
Rumah sakitnya pun sudah merancang skema untuk melakukan penanganan bila ada pasien positif Covid-19 yang akan melahirkan. Termasuk melahirkan secara normal. Hal ini dilakukan agar dapat mencegah terjadinya penularan virus tersebut.
“Kami sudah merencanakannya kalau ada pasien positif mau melahirkan. Nanti bakal ada kaca pembatas. Selain itu, kita pakai APD level 3,” tuturnya.