Anggota DPR RI Ini Beberkan Manfaat TIK  untuk Pendidikan dan Bisnis

Bakti Kominfo melaksanakan Seminar Merajut Nusantara bertemakan “Pemanfaatan TIK Untuk Pendidikan dan Bisnis” yang diisi Ir. A. Rizki Sadig, M.Si selaku Anggota Komisi I DPR-RI, Ismail Cawidu selaku Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fajar Sulihtiawan selaku Praktisi UMKM dan Sosmed, Yohana Vanda selaku Influencer yang mana dalam seminar merajut nusantara tersebut Ir. A. Rizki Sadig, M.Si menyampaikan bahwa saya sedikit memberikan ilustrasi terhadap pengalaman-pengalaman personal bertemu dengan banyak orang yang kemudian menyikapi terhadap situasi pandemi yang sudah jalan 1 tahun lebih yang itu kemudian membuat gagap banyak orang, membuat terkaget-kaget banyak orang, tidak hanya masyarakat pada umumnya, bagaimana harus menyesuaikan diri dengan memiliki alat komunikasi handphone, data internet, wi-fi dan sebagainya, tapi juga tentang persoalan aturan-aturan hukum yang harus sama-sama pikirkan bersama. Komisi 1 bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika di-backup dan didukung oleh Bakti, itu berusaha untuk terus menerus menyiasati, bagaimana caranya bisa melewati masa-masa ini dengan cara yang produktif.

Bakti bersama dengan Kominfo mewakili Pemerintah dan Komisi 1 selalu berupaya semaksimal mungkin untuk memperluas jaringan, karena ini juga mengagetkan, bahwa Indonesianya sangat luas, Indonesia medannya sangat berat terdiri dari puluhan ribu pulau, bagaimana dengan medan yang bermacam, ada yang medannya lautan, ada yang medannya kepulauan, ada yang medannya pegunungan dan lain sebagainya, di Pulau Jawa relatif lebih mudah dijangkau walaupun masih ada beberapa tempat yang masih berada pada posisi blank spot, ini kerja keras Pemerintah untuk memperluas jaringan sehingga bisa dicapai di seluruh wilayah Indonesia, sehingga tidak ada lagi kendala-kendala terhadap sinyal ataupun jaringan yang digunakan untuk membackup aktivitas di situasi pandemi yang itu memang berkewajiban untuk mengurangi interaksi secara fisik.

Di dunia pendidikan juga seperti itu, betapa banyak tidak hanya murid dan orang tua yang merasa terkaget-kaget dengan situasi hari ini, bersekolah dari rumah, mau belajar dari rumah, kemudian bagaimana verifikasi terhadap kualitas pembelajaran baik mengajar dan belajar itu bisa dihasilkan oleh murid dan guru, itu semua masih menjadi salah satu proses yang terus-menerus akan di-update dan di tingkatkan sejauh mana bisa mendapatkan kualitas pendidikan yang baik tanpa harus berinteraksi.

Baca Juga

Walaupun kita sadar sekolah itu tidak hanya bicara tentang masalah belajar, bagaimana mempelajari ilmu, tapi bagaimana juga belajar bersosialisasi dengan kawan-kawan secara fisik, secara langsung dilapangan, menyelesaikan konflik, menyelesaikan perbedaan pendapat dan lain sebagainya, ini adalah hal-hal yang memang masih menjadi kajian-kajian terhadap persoalan-persoalan ini.

Di dunia bisnis juga seperti itu walaupun perkembangan di dunia bisnis relatif dalam 5 tahun belakangan ini banyak bermunculan bisnis-bisnis yang berbasis kepada dunia digital sudah mulai artinya penyesuaiannya juga relatif lebih mulus dibandingkan dunia-dunia aktivitas yang lain, tapi kita juga sadar betapa banyak pengusaha-pengusaha yang hari ini juga terkaget-kaget karena bangunan-bangunan kantornya menjadi sepi, usaha bisnis di bidang persewaan kantor hari ini menjadi tidak menarik, kalau dulu kemudian menarik hari ini menjadi tidak menarik, karena orang sudah merasa bahwa rumahnya adalah kantornya, rumahnya adalah perusahaan untuk menghasilkan keuangan ataupun keuntungan aktivitas fisik lainnya, jadi saya kira situasi-situasi seperti ini perlu sama-sama untuk menyikapi dengan cara yang bijak.

Dan kenapa di Tulungagung ini untuk pertama kalinya, ini supaya teman-teman milenial paham, untuk pertama kalinya juga menitikberatkan kepada dunia influencer, ke dunia selebgram, dunia Youtuber, dunia TikTok dan lain sebagainya, walaupun dengan masyarakat juga ikut di undang dalam kesempatan webinar kali ini.

Saya ingin menyampaikan bahwa pertumbuhan anak muda Indonesia itu sangat pesat dari tahun ketahun generasi muda bertumbuh sangat cepat sekali dan itu adalah kekuatan demografi dari Indonesia, itu bonus yang dimiliki oleh Indonesia, tapi kalau tidak bisa dikelola dengan baik itu akan menjadi kerusakan yang sangat luar biasa, karena generasi muda Indonesia tidak siap menghadapi tantangan Global, tantangan perubahan, disesuaikan dengan budi pekerti, disesuaikan dengan kearifan lokal, disesuaikan dengan karakteristik asli Indonesia ini juga yang perlu sama-sama belajar.

Menurut kajian BPS di tahun 2019 sampai dengan 2025 akan tumbuh hampir 60% komunitas anak muda Indonesia dibandingkan populasi secara keseluruhan, populasi Republik Indonesia yang hampir 270 juta, sekitar 60% nya itu di isi oleh anak-anak muda, ini juga menjadi sesuatu yang perlu di sikapi.

Maka saya secara pribadi dan juga Pemerintah bersama Kominfo dan Bakti ingin mengajak semua, khususnya anak muda Indonesia, untuk menghadapi, menanggapi persoalan-persoalan pandemi dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK ini menjadi sesuatu yang produktif, tidak hanya sekedar sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan jati diri secara personal, tapi juga bisa menumbuhkan hal-hal baru yang menarik khususnya di bidang pendidikan, di bidang bisnis dan bidang lainnya.

Pemerintah bersama Kominfo dan Bakti juga membuat undang-undang yang berkaitan dengan masalah, bagaimana menjaga supaya anak didik tidak terkontaminasi dengan konten-konten buruk, konten-konten yang tidak pas yang melanggar budaya-budaya ataupun aturan-aturan dari agama, kita sedang berusaha keras untuk melakukan itu, generasi muda perlu untuk mengurangi penyebarnya hoax, mungkin kebiasaan kebudayaan untuk membuka aib terhadap teman-temannya lewat medsos, lewat segala macam, coba gunakan situasi hari ini untuk meningkatkan kapasitas diri di bidang yang lain.

Saya ingin juga sampaikan kemarin ada pertanyaan dalam webinar di kota yang sama, pada saat dia menghadapi ulangan atau ujian dan lain sebagainya, dia ikut online dan kalau online jawabannya dia lihat di Google, dia buku buku, tidak ada kualitas dalam pendidikan, dunia pendidikan kita pun sudah menyesuaikan diri karena sejatinya mendidik anak antara pengajar dengan yang diajar tidak hanya faktor bagaimana menghafalkan terhadap teori-teori yang diajarkan oleh guru, tapi memahami terhadap apa yang di pelajari.

Jadi sebetulnya ada beberapa sekolah di Jakarta yang sudah tidak menerapkan ujian, ujian tertulis tidak ada, itu tidak didapatkan dari ujian pilihan ABC atau mungkin jawaban yang benar, benar atau salah sudah tidak ada lagi, tapi dia memang dilatih untuk memahami dan menyesuaikan dengan minatnya dari mulai TK di ajari, bahwa dia diminta untuk mengarahkan minat dan bakatnya, lalu kemudian menjawab materi pendidikan dengan sebuah produk, dengan sebuah sesuatu project misalnya seperti itu, dilihat dari sisi aktivitasnya apakah kenaikan pemahaman orang ini lambat atau tidak, tidak ada lagi ujian yang sifatnya untuk menulis, ujian dia mempresentasikan sesuatu apa yang didapatkan selama 1 tahun bersekolah di kelas 1 yang didapatkan dia cuma bercerita dan gurunya menilai, jadi di negara-negara maju sudah seperti itu, bahkan negara-negara maju itu sudah membebaskan siswanya untuk memilih kelas, jadi dosen itu muridnya 10 atau 100 itu dia pokoknya standby di kelas, ini kelas matematika, ini kelas filsafat, dia pokoknya duduk sampai jam 10 ini mengajar fisika kelas A nanti mahasiswa ataupun siswa ataupun murid-muridnya akan datang sendiri ke kelas itu.

Ini yang saya sampaikan agar milenial tau sudah mualai di adobsi di pendidikan hari ini, berapa banyak sekarang platform-platform digital, dia tidak perlu terdaftar sebagai guru di sekolah a, b, c, dia bisa menjadi guru sendiri di rumahnya, di platformnya ada curriculum vitae nya dan dia mengajar bisa melalui straming, melalaui daring atau video pembelajaran dan muridnya mendengarkan.

Kekurangannya memang belum ada regulasinya, bagaimana standar kelulusannya, masih butuh sertifikat, masih butuh ijazah itu pada perjalanan ke depan sambil jalan pasti akan ada penyesuaian. Situasi ini tinggal pilihan kita, mau menjadi pribadi-pribadi yang survive terhadap situasi pandemi ini dengan bersyukur dan kemudian meng-upgrade diri kita semua di dalam dunia lain atau mau menjadi pribadi-pribadi yang menonton memanfaatkannya untuk kepentingan-kepentingan sesaat yang tidak ada konotasinya terhadap masa depan dan akhirnya akan menjadi dinosaurus sebuah komunitas binatang yang sangat kuat, sangat besar, sangat dahsyat, ditakuti oleh semua orang tapi punah karena tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan dan pertumbuhan zaman.

Bahwa ini tidak hanya bicara tentang masalah pandemi lalu WFH, sekolah dari rumah karena pandemi, interaksi fisiknya berkurang tapi ini adalah perkembangan teknologi dan tidak mungkin mundur, ini akan maju ke depan.

Dulu kalau mau belanja ke supermarket atau ke pasar biasanya membawa dompet, hari ini tidak perlu membawa dompet dan pernah membawa kartu debit cukup menempelkan, sekarang hanya cukup bawa gadget semuanya ada di situ selama saldonya ada, sekarang sudah berkembang dunia baru, pembayaran digital sekarang ini yang di rasakan seperti OVO, DANA dan lain sebagainya, bahkan yang sekarang hadir di sini pun juga melakukan hal yang sama di dalam acara webinar sekarang ini, ke depan sudah mulai menjadi perdebatan uang digital, digital currency atau yang sering kita dengar milenial mengatakan cryptocurrency, memang itu masih debatable belum menjadi perbincangan di dunia, tapi lambat laun itu tidak bisa dihindari pada akhirnya akan berhubungan dengan dunia internasional tanpa terikat kepada salah satu kebijakan-kebijakan negara, negara hanya bisa memberikan regulasi, melindungi masyarakatnya, tetapi peraturan-peraturannya akan menjadi Global, akan menjadi terbuka semuanya dan itu dimulai dari imajinasi.

Dalam kesempatan yang sama Ismail Cawidu selaku Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyampaikan bahwa apa sih yang dilakukan oleh Kominfo yaitu memiliki tiga tugas besar yang pertama komunikasi infrastruktur, pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan penyiaran itu tugas besar telekomunikasi dan penyiaran, kalau ini tidak dibangunin tidak akan ada webinar seperti ini, tidak akan ada siaran televisi dan sebagainya, kemudian komunikasi dan pemanfaatan teknologi informatika, masalah internet dan teknologinya dan komunikasi content kebijakan-kebijakan dari pemerintah dan negara, tiga tugas besar ini dibagi dalam beberapa Dirjen dan badan serta unit-unit kerja yang lain bersama Bakti.

Pembangunan infrastruktur teknologi adalah menjadi tulang punggung komunikasi Indonesia, itu tidak akan bisa terjadi tanpa dukungan dari infrastruktur ini menjadi tulang punggung. Di dalam undang-undang dasar 45 sudah dijaminkan di dalam pasal 28 bahwa negara menjamin hak bagi setiap orang untuk berkomunikasi, mencari informasi, menyebarluaskan, memiliki dan seterusnya itu dilindungi oleh undang-undang dasar, oleh sebab itu untuk bisa berkomunikasi, untuk bisa memberikan kesempatan akses berkomunikasi kepada seluruh rakyat Indonesia dengan adil dan merata termasuk di 3T, maka negara memfasilitasi pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia, setelah itu terbangun, maka negara juga harus mampu menyiapkan warganya dengan baik sumber daya manusianya, supaya tujuan berkomunikasi itu untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, jadi Kominfo melakukan ini karena memang negara memerintahkan.

Potret infrastruktur Indonesia mulai dengan pembangunan fiber optik backbone di sekian ribu kilometer sistem komunikasi kabel laut, jadi ada yang ditanam di dalam laut, ada yang melalui daratan dalam proyek Palapa Ring itu luar biasa sudah terlaksana menghubungkan antara kota, kabupaten di seluruh Indonesia. Kemudian pada bagian yang lain middle mile network-nya yaitu menghubungkan Kabupaten-Kabupaten dengan Kecamatan ada bangunan jaringan fiber linknya, ada micro microwave link dan ada satelit dan lainnya sebagainya kemudian sampai kepada menghubungkan kepada end user pemakai, meskipun dengan menggunakan BTS ada yang handphone-nya 2G, 3G, 4G bahkan sekarang sudah ada beberapa kota sudah di launching untuk penggunaan 5G, ini semua sudah terlaksana namun demikian masih ada beberapa yang belum dibangun kurang lebih 2000 desa.

Tetapi Presiden sudah memerintahkan untuk mempercepat transformasi digital yaitu perintahnya lakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur, persiapkan roadmap-nya, percepat integrasi pusat datanya, siapkan skema-skema regulasinya, sekarang ini di Komisi 1 dibahas mengenai rancangan undang-undang data pribadi untuk memberikan jaminan kepada masyarakat ketika berada di ranah internet, kemudian siapkan sumber daya manusianya.

Perencanaan digital nya memang masih ada dari 83.218 desa atau kelurahan yang ada, masih ada 12.528 desa atau keluarahan yang belum tersambung dengan internet, di antaranya 3.435 yang ada di desa-desa non 3T selebihnya di 3T, ini semua sudah di-upgrade dari 2G ke 3G dan ke 4G sementara ini sedang terus disempurnakan jadi nanti kalau misalnya di daerah masih ada desa yang belum terjangkau dengan internet ini supaya diinformasikan ke Kominfo untuk segera di tindaklanjuti, apakah nanti melalui Bakti atau difasilitasi melalui operator telekomunikasi. Ini untuk mendukung program digitalisasi tadi, ketika orang semua masuk berbisnis melalui digital, untuk pendidikan, tidak mungkin itu terlaksana tanpa ada dukungan infrastruktur. Setelah terkoneksi dengan internet bagaimana publik memanfaatkan internet di Indonesia, saya kutip dari artikel kompas.com yaitu untuk bidang ekonomi seperti cari harga 45,14%, membantu pekerjaan 41,04%, informasi membeli 37, 82%, belanja online 32,19%, cari kerja 26,19%, transaksi perbankan 17,04%, jual online 9,58%, ini penting banget karena harusnya penjualan itu harus lebih besar daripada yang lain, orang mencari harga ya memang ini penting untuk mendukung bisnis, tapi akan lebih baik kalau lebih banyak menjual daripada membeli, menjual ini untuk meningkatkan kesejahteraan di bidang menggunakan teknologi komunikasi, bidang layanan publik di gunakan untuk mencari seperti informasi uu peraturan 16,17%, informasi administrasi 37,82%, pendaftaran KTP, SIM atau BPJS 11,78%, lapor paja 11,12%, laporan pengaduan 9,58%, bidang edukasi digunakan untuk baca artikel 55,30%, melihat video tutorial 49,67%, membagi artikel atau video edukasi 21,78%, kursus online 17,85%, daftar sekolah 14,63%, bidang gaya hidup media sosial 87,13%, mengunduh musik 71,10%, mengunduh atau nonton film 70,23%, berita hiburan atau hobi 58,01%, baca cerita 57,13%, bermain game 54,13%, berita olahraga 50,48%, bidang sosial politik berita sosial atau lingkungan 50,26%, baca informasi agama 41,55%, berita politik 36,94%, kegiatan amal 16,31%, bidang kesehatan digunakan untuk mencari informasi kesehatan 51,06%, konsultasi dengan ahli kesehatan 14,05%, betapa hidup sekarang ini memang sudah beralih ke dunia digital, tetapi bagaimana yang konsumtif atau yang produktif inilah yang menjadi tujuan. Bagaimana memanfaatkan internet untuk edukasi dan bisnis yaitu semua orang yang belajar dan berbisnis hanya bermodalkan dua hal seperti handphone, laptop dan paket data.

Anda bebas berekspresi, bebas menulis apa saja yang di suka, bebas mau belajar apa saja, bisnis apa saja, bebas memanfaatkan waktu kapan sajaa, dimana saja, siapa saja. Melalui handphone Anda, harusnya bisa memanfaatkan fasilitas internet untuk peningkatan kesejahteraan dan semua aktifitas bisa dimulai dari rumah.

Karena internet sebagai sarana edukasi yang menyediakan seluruh kebutuhan pembelajaran, begitu banyak testimoni orang meraih sukses karena memanfaatkan internet untuk belajar melahirkan youtuber dan lain sebagainya, internet sebagai sarana bisnis menyediakan seluruh fasilitas untuk bisnis sampai pada pasar, negitu banyak orang menjadi sejahtera karena berbisnis di internet. Internet sebagai sarana edukasi, informasi tentang seluruh kebutuhan pendidikan, cara belajar melalui internet, cara mendapatkan beasiswa, perpustakaan digital, belajar online baik yang gratis maupun berbayar.

Banyak sekali peluang internet untuk bisnis seperti totor online, membuat voice over, vlogger professional, reseller, blogger, fotografi, agen proverty, penulis lepas, admin medsos, bisnis kuliner, konten creator, jasa design dan penerjemah.

Tantangan pemanfaatan internet dengan baik dan perlu literasi digital, dalam komunikasi public di era digital setiap orang menjadi news getter dan news maker secara real time, batas ruang privat dan ruang public menjadi semakin kabur, konten menjadi sebuah pilihan karier content creator, terbuka kesempatan luas untuk pemanfaatan tik dalam berbagai bidang, hoax, fake news termediasi teknologi digital, social media sebagai echo chamber atau ruang gema agar berhati-hati.

Berdasarkan hasil survey tingkat literasi tik di Indonesia, hasilnya masih berada pada peringkat sedang, pada bulan november 2020, Kementerian Kominfo bersama dengan Katadata Insight mempublikasikan hasil Survei Literasi Digital Nasional.

Hasilnya, secara nasional, tingkat literasi nasional berada di angka 3,47 sedang, dari skala 1-5, berdasarkan indeks literasi yang ditetapkan UNESCO tahun 2018 dalam“A Global Framework of Reference on Digital Literacy Skills”.

Ciri-ciri literasi digital yaitu literasi informasi seperti mampu membaca, mengolah, memilih, menyaring dan mengambil manfaat dari informasi yang diterima. Menyaring informasi apakah benar, penting, manfaat, berisko atau merugikan pihak lain, iterasi perangkat seperti kemampuan menggunakan semua fasilitas yang disediakan dalam setiap perangkat tik, kemampuan menentukan produk legal, illegal, resmi atau black market, literasi media seperti mampu membaca lambang-lambang, simnbol-simbol, grafis, gambar, foto, video, animasi dan multi media mampun menentukan jenis informais, asli, hoax, jebakan dan lain-lain. Indonesia digital nation dari tiga pilar utama, masyarakat digital memegang peran penting dalam roadmap literasi digital Indonesia seperti pemerintahan digital yaitu regulasi dan kebijakan, pengendalian, lalu masyarakat digital aktivitas digital, aplikasi dan infrastruktur dan yang terakhir ekonomi digital seperti sumber daya manusia digital, teknologi penunjang, riset dan inovasi.

Kerangka kerja literasi digital ada empat yaitu digital skills kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat lunak TIK serta system operasi digital dalam kehidupan sehari-hari, digital culture kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari, digital ethics kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, mempertimbangkan dan mengengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari, digital safety kemampuan user dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan seharai-hari.

Dalam program nasional rancangan penyusunan program literasi digital 2021-2024 untuk meningkatkan kompetensi masyarakat di 514 kabupaten atau kota yaitu ada siberkreasi cakap digital dan siberkreasi kelas inklusif yang di selenggarakan oleh Kominfo dan siber kreasi, di targetkan milestone program literasi digital 2024 mencapai 50 juta peserta program literasi digital.

Pengembangan digital talen development untuk 15 tahun ke depan butuh 9 juta orang yang bisa menguasai big data analytics, big data analytics, cybersecurity, cloud computing, internet of things, artificial intelligence, augmented reality, virtual reality, machine learning, programming atau coding dan digital entrepreneurship.

Kalau mau ikut pelatihan secara gratis kunjungin www.digitalen.kominfo.go.id atau intsagram @digitalent.kominfo, karena butuh sampai 4.000 peserta. Untuk memaksimalkan penggunaan internet, beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sambungan internet yang di nikmati merupakan SDA yang terbatas dan mahal, gunakan dengan bijak dan bermanfaat.

Komunikasi di ruang maya diatur dengan berbagai undang-undang, karena itu menghindari pelanggaran. Gunakan internet untuk mencari informasi yang bermanfaat untuk peningkatan pengetahuan sekaligus untuk berbisnis guna meningkatkan kesejahteraan.

Teknologi informasi dan komunikasi sangat dinamis, karenanya kita harus terus belajar memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan pada akhirnya kembali ke diri Anda sendiri, teknologi hanya alat saja dan gunakanlah hanya untuk kebaikan.

Fajar Sulihtiawan selaku Praktisi UMKM dan Sosmed juga menyampaikan bahwa pemanfaatan media sosial dalam dunia bisnis dan beberapa media mungkin di Tulungagung, di Indonesia, di dunia bahkan kita sering memanfaatkan seperti Facebook, YouTube terus Instagram, TikTok itu kan banyak juga, saat ini yang paling sering digemari untuk anak muda di di Indonesia kebanyakan di TikTok dan di Instagram setahu saya, kalau Facebook, YouTube itu lebih ke general, banyak yang mengikuti, banyak yang memakai cuman untuk saat ini saya lebih cenderung pakai Instagram dan TikTok, karena basic-nya di Instagram itu kita tanpa harus saling berteman ibaratnya, saya hanya mengikuti salah seorang yang saya inginkan itu sudah keluar kata-katanya, sudah keluar apa yang mereka sampaikan, kalau Facebook mungkin harus berteman dulu, kalau YouTube harus subscribe dulu.

Sebagai dunia bisnis kita pakai dalam bisnis konten di dalam Instagram itu lebih mudah dalam arti, kita bisa pakai video untuk 10 detik, 15 detik penyampaiannya lebih to the point, TikTok juga kayak gitu, data saat ini memang pengguna YouTube yang paling banyak, namun menurut saya Instagram dan TikTok itu lebih mudah digunakan untuk UMKM, kalau UMKM harus menyasar ke Youtube mungkin properti yang digunakan akan semakin banyak, kita sebagai UMKM mikirin modal saja kadang susah, jadi konten-konten receh, konten-konten yang mungkin gampang untuk di cerna, gampang untuk diingat to the point sama masyarakat itu lebih disukai saat ini.

Yang paling sering menggunakan adalah di usia rentang 15-35 tahun mungkin 40 sekian juga masih sering menggunakan, cuman bisnis yang saya jalankan adalah di usia anak muda yang 17-35 tahun, 40 tahun masih oke, itu yang paling sering menggunakan media sosial bahkan hampir semua orang di Tulungagung ini sangat mudah merangsang dalam arti mencari keramaian di media sosial itu cukup mudah, sekarang kita gandeng beberapa teman-teman influencer, temen-temen yang punya power di Tulungagung, dalam arti ketika menyampaikan sesuatu itu to the point, terus sesuai dengan karakter pasarnya arunika itu cocok di usia-usia rentang 18-30 tahun bahkan sangat-sangat dapat di usia segitu.

Menurut saya kompetisi itu sudah nomor sekian, kalau kita bisa kolaborasi kenapa tidak, karena media sosial juga saya gak full pegang sendiri, karena kita juga punya tim yang mengurusi Instagram advertising, google advertising terus tiktok lite yang kayak gitu, jadi banyak yang bisa kita lakukan di media sosial, banyak yang kita bisa lakukan di konten-konten itu, kita juga perlu menganalisis kebutuhan pasar saat ini, misalkan kopi sudah menjadi red zone, sudah semuanya main ke situ, kita mau bentuk brand apa nih yang di luar, bisa juga membuat yang lain dengan brand es teh ternyata bisa naik dengan media informasi TikTok.

Jadi kita ada beberapa tim desain konten-konten kreator marketing yang biasanya menghubungi teman-teman juga, terus ada yang mengimplementasikan kita juga kolaborasi juga beberapa pengisi suara seperti voice over untuk mengisi suara kontennya, terus untuk masuk ke dalam konten tersebut gak usah konten yang terlalu berat, yang mudah dicerna kalau kita promosikan di media-media sosial, tapi tidak jarang juga kita perlu mengkolaborasikan antara media sosial dengan media konvensional, yang pernah kita lakukan dulu kita pasang baliho, padahal beliau sudah bukan musimnya, baliho kita kombinasikan juga akhirnya kita gabung dengan media sosial.

Pertama ide yang paling seru, paling tidak terpikirkan oleh orang-orang, kaya semuanya sudah main di kopi susu ya, kita juga buka kopi susu buka coffee shop, kalau ada produk yang enak teh, teh ini kan enak jadi menurut riset sebenarnya orang yang minum kopi sama minum teh banyakan yang minum teh sebenarnya, akhirnya kita coba kolaborasikan teh ini dengan berbagai varian setelah ketemu produknya standar saya, kita harus punya resep yang benar-benar luar biasa dalam arti enak kayak gitu, jadi setelah ketemu resepnya bagaimana kita mengkontenkan ini biar viral, kalau kita jual teh dalam gelas di warung mungkin 3000-4000, kita bisa jual dengan harga Rp. 9.000 bagaimana caranya, kita tata kontennya, kita tata kemasannya, di tata juga identitasnya, baru kita kombinasikan dengan daftarkan ke media sosial kita, di Instagram ataupun di TikTok, kita bikin hastag namanya tehtok kita plesetkan sedikit lalu kita bikin konten yang receh.

Yohana Vanda selaku Influencer menyampaikan bahwa Mulai masuk di sosial media mulai karena suka bernyanyi, dimana aku mau memanfaatkan sosial media untuk mengeksplorasi bakat saya, jadi biar orang itu bakat saya seperti ini dan untuk pekerjaan juga, semakin banyak orang yang mengenal saya.

Jadi kalau misalnya orang butuh penyanyi, dari sosial media itu juga banyak banget mendatangkan client seperti itu, terus juga untuk merambah ke influencer ini, saya orangnya itu suka cerita, suka berbagi informasi kayak gitu, jadi saya sering banget kalau misalnya ada apa-apa dikit buat story, kasih reviewnya, semakin lama itu semakin berkembang dan ternyata di dunia yang sekarang ini influencer ternyata juga penting banget, karena tanpa disadari akun saya itu jadi akun informatif, kebanyakan orang itu kalau misalnya mau beli barang itu takut barangnya bagus atau tidak, pasti orang untuk tahu itu dia kan melihat review dan review untuk akun informatif yang benar-benar jujur itu memang untuk saat ini dipegang oleh influencer yang dalam bidangnya itu, misalnya saya suka review makeup, makanan, jadi orang-orang kalau misalnya mau cari make up atau makanan yang terpercaya pasti akan lihatnya itu di review influencer kayak gitu.

Agar tidak malu di depan kamera yang pertama itu yang pasti harus memulai dulu, jadi misalnya nih temen-temen jangan mikir kalau misalnya saya bikin video ini yang lihat berapa, nanti banyak yang ngjudge, jangan mikir kayak gitu dulu yang penting kalian PD dulu ngomong, jangan takut salah di depan kamera, karena itu nanti juga bisa di edit juga dan itu milik kamu, jadi akun Instagram video itu juga milik kamu, jadi terserah kamu mau mengeksplor diri kamu, kamu mau bilang apa itu harus jujur dari diri sendiri, jangan takut untuk memulai terus juga kalian harus PD, susah banget sih membangun kepedean, caranya itu ya itu harus belajar terus, misalnya diem-diem di rumah gak ngapa-ngapain bisa habis beli parfum gitu di Indomaret iseng-iseng aja direkam ngomong-ngomong review, gak usah di-upload dulu jadi untuk disimpan dulu untuk kalian belajar berani ngomong di depan kamera.

Saya belajar ngedit melihat dari internet juga, jadi memang internet itu ilmu, semua ilmu itu ada jadinya zaman sekarang tuh sudah gampang banget kalau temen-temen mau belajar ngedit, mau belajar public speaking kayak gini semuanya itu ada di internet, jadi teman-teman harus pintar-pintar untuk menggunakan internet, jangan menjadi milenial yang buta media berita informasi juga.

Saya bisa makeup karena terbiasa dan belajar setiap hari jadi mulai dari yang dulu gak bisa makeup, terus semakin kesini kalau melihat orang lain ko orang ini cantik ya di depan kamera bagimana sih biar saya juga bisa kayak gitu, terus akhirnya saya belajarlah makeup bertahap semuanya tuh akan bisa sempurna kalau kita terus belajar. Dan kesibukan saya sekarang ini masih di Instagram dan tiktok tapi untuk bulan depan saya mulai masuk ke YouTube, karena saya juga mau bikin single lagu.

Cara untuk memanfaatkan teknologi itu gampang banget dari diri kita sendiri, misalnya kita punya kemampuan apa, terus juga pinter ngomong, suka mereview sesuatu itu kalian bisa berbagi dengan cara kalian, memposting sesuatu konten di Instagram kalian, jadi nanti feedback-nya tuh bakal banyak banget, tidak cuma dikenal orang, tapi juga bisa menghasilkan dari konten-konten yang temen-temen sudah buat.

Mulai dari sekarang tuh jangan jadi milenial yang cuma ngatur gini aja ke orang tua, jadi kalian harus bisa berinovasi sendiri dengan cara yang gampang-gampang, misalnya upload video kalian bisa coba di YouTube karena di YouTube itu gampang banget.

Jadi kalau misalnya temen-temen rajin upload, viewersnya akan nambah terus jadi penghasilnya juga langsung lancar kalau di YouTube itu enaknya kayak gitu, tapi untuk di Instagram di TikTok itu memang penghasilnya dari pengguna jasa lain. Jadi menggunakan jasa kita kayak mempromosikan seperti itu dan itu memulainya itu memang harus belajar, dengan cara kita sering-sering upload konten, orang tuh juga akan melihat oh dia informatif banget ya, secara tidak langsung orang-orang itu akan percaya dengan apa yang teman-teman omongkan di Instagram.

Related Posts

Add New Playlist