Kominfo melaksanakan Seminar Live Streaming bertemakan “Pemanfaatan TIK Untuk Pendidikan dan Bisnis” yang diisi Ir. A. Rizki Sadig, M.Si selaku Anggota Komisi I DPR-RI, Adhiwena Wirya Wiyudi, S.AB selaku Tokoh Pemuda, yang mana dalam seminar live streaming tersebut Ir. A. Rizki Sadig, M.Si menyampaikan bahwa Saya kira ini menjadi sebuah kenyataan yang di hadapi bersama sama-sama, menurut saya sudah semakin lama semakin terbiasa karena sudah 1 tahun lebih mengalami segala aktifitas-aktifitas di dalam kehidupan menggunakan teknologi digital. Komisi 1 bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika di dan dibantu oleh Bakti ini berusaha untuk menyebarluaskan pemahaman berkaitan dengan ini.
Bakti bersama dengan Pemerintah juga berusaha keras untuk kemudian memaksimalkan jaringan-jaringan internet dan lain sebagainya di seluruh wilayah Indonesia, karena memang saat ini pemerataan juga belum sangat maksimal, lalu di wilayah Jawa ada beberapa spot-spot yang saya maksud suka blank spot, apalagi di daerah-daerah terpencil yang memang masih butuh perhatian ekstra.
Saya kira Pemerintah dan Kominfo bekerjasama dengan Bakti sudah berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan itu, yang kedua saya sampaikan juga situasi hari ini bisa di anggap sebagai sebuah peringatan buat kita semua, bisa juga di jadikan sebuah cambuk untuk bersyukur bahwa sejauh mana bisa menyikapi kejadian pandemi ini untuk kemudian mengupgrade diri ke dalam situasi-situasi yang positif, tidak sekedar menjadikan alat-alat komunikasi digital ini untuk sekedar gagah-gagahan, bahkan mungkin juga untuk menyebarkan berita-berita bohong atau mungkin juga untuk memperolok teman-temannya dari menyebarkan berita-berita yang negatif kontennya.
Baca Juga
Saya ingin sedikit menyampaikan bahwa niatan Komisi 1, Kominfo dan kemudian dengan Bakti ini memberikan acara-acara webinar di seluruh wilayah Indonesia khususnya di Komisi 1 yang membidangi bidang ini ingin menyadarkan Masyarakat khususnya pengguna internet bagi generasi muda yang memang sudah dunianya adalah seperti itu, bahwa jadikanlah kesempatan ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan kemampuan di bidang apa saja, tadi sempat di singgung kalau dulu sarana pendidikan sudah menggunakan sarana seperti ini, itu juga waktu awal-awalnya gagap, kaget tidak hanya kepada anak-anak didik yang kemudian harus dipaksa berhubungan, berinteraksi secara pendidikan dan kawan-kawannya melalui dunia digital apalagi di usia-usia dini.
Tapi untuk para pelaku pendidikan dari guru ataupun pemilik-pemilik sekolah pun juga masih dalam situasi yang sangat gagap untuk menyesuaikan dengan situasi yang ada, bagaimana ilmu-ilmu secara teoritis bisa masuk, tapi juga ilmu-ilmu kesosialan karena pendidikan tidak hanya belajar tentang masalah ilmu teori, tapi bagaimana berinteraksi dengan orang, memiliki teman dan kemudian menyelesaikan konflik antara teman dan lain sebagainya, itu juga menjadi sesuatu yang harus di pikirkan, tapi dalam perkembangan hari ini betapa banyak sekolah-sekolah tidak hanya e-learning tetapi juga bagaimana kemudian sekolah-sekolah tidak perlu lagi menjadi kelas, tetapi kemudian di dalam dunia digital sudah punya kelas-kelas versi digital, jadi ada ruang kelas yang bisa memilih mata pelajaran apapun, anak-anak bisa memilih mata pelajaran yang disukai dan mempunyai teman-teman yang tidak terpaku pada teman yang sama, tapi teman yang sesuai dengan minat dan bakat, ini inovasi-inovasi di dunia pendidikan yang terjadi hari ini.
Di dunia bisnis apalagi perkembangan yang sangat luar biasa, dulu memandang ojek online itu sebagai sesuatu yang bikin ribet, susah amat sih mau cari ojek aja kok harus mengisi aplikasi dan sebagainya, tapi hari ini ketergantungan kepada alat transportasi online begitu besar, bahkan menganggap itulah yang paling mudah dan paling praktis, itu yang paling efisien dan itu yang paling aman.
Kemudian contoh-contoh seperti ini yang kemudian kalau tidak bisa menyesuaikan diri maka akan menjadi pribadi-pribadi seperti dinosaurus, binatang yang begitu kuat di zamannya tapi kemudian punah, karena tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan zaman, mudah-mudahan kesempatan yang sangat sederhana ini di sela-sela aktifitas masing-masing seluruh peserta webinar pada siang hari ini bisa menggali informasi seluas-luasnya, baik dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, bisa mengisi wacana dan memperluas pandangan, bahwa banyak ruang yang bisa digunakan untuk mengupgrade atau meningkatkan kapasitas diri, tanpa harus kemudian mengikuti pendidikan-pendidikan secara formal, bisa melakukan riset dan hanya melalui gadget bisa meningkatkan kemampuan di bidang itu, bisa berbisnis tanpa harus punya toko, tanpa harus punya tenaga marketing, tanpa harus punya barang produksi hanya menghubungkan antara produsen dengan konsumen dan mencari jalan tengah untuk bisa membuka sebuah toko online yang itu sekarang lagi marak terjadi dimana-mana.
Bahkan bisa menjadi sarana travel untuk kemudian bisa menyediakan tiket, bisa menyediakan hotel, bisa menyediakan macam-macam hanya bermodalkan kerja dari rumah, bisa mengerjakan segala sesuatu dari rumah tapi kemudian bisa membuka lapangan-lapangan pekerjaan baru.
Saya kira kajian-kajian ini yang kemudian mungkin bisa ditularkan atau bisa disosialisasikan kepada seluruh peserta webinar pada siang hari ini semoga yang sedikit yang kecil ini bisa bermanfaat, saya ingin menjadi bagian dari orang yang bisa memanfaatkan hidup ini untuk hidup yang bermanfaat.
Dalam kesempatan yang sama Adhiwena Wirya Wiyudi, S.AB selaku Tokoh Pemuda menyampaikan bahwa “Pentingnya pendidikan buat kali ini itu memang pendidikan menjadi sebuah indikator dari sebuah negara, bagaimana negara yang berkembang untuk menjadi negara maju dan peradabannya itu tergantung bagaimana pola pendidikan masyarakatnya.
Apalagi pendidikan itu merupakan proses yang tidak berhenti mulai dari lahir sampai dengan ke liang lahat artinya barangsiapa yang berhenti belajar itu sebenarnya sudah mati dan di sini juga ada pepatah bijak dari Imam Syafi’i yang perlu diingat bahwa jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan, itu semakin memaksa bahwa belajar ini adalah sesuatu proses yang memang sangat penting untuk di lakukan untuk bisa mengupgade diri”.
Dengan adanya pandemi kemarin bener-bener dipaksa yang tadinya proses pendidikan secara dikelas ketemu tatap muka, tetapi harus bisa mendapatkan ilmu dengan cara e-learning atau jarak jauh dan ini juga menimbulkan banyak startup- startup yang muncul di bidang pendidikan, di satu sisi ini merupakan kemajuan buat pendidikan, karena di sini juga akhirnya banyak muncul yang namanya massive open online courses artinya seperti ruang guru jadi materi-materi pembelajaran yang memang sudah direkam dan bisa diakses kapan saja, dimana saja, baik itu yang berbayar maupun tidak berbayar.
Dalam pandemi langsung banyak merasakan undangan seminar zoom satu minggu bisa 1 hari, itu kan sebenarnya betapa banyaknya ilmu yang mau dibagi atau yang harus dibagi dan harus di upgrade secara skill.
Beberapa kisah atau contoh riil dari Kompas itu menyatakan bahwa belajar daring tetap akan menjadi alternatif pendidikan di masa depan artinya dari 1 hari ini yang sudah ada ini tidak akan hilang, jadi akan terus ada proses belajar secara daring ini karena mungkin setelah ini akan ada tatap muka di anatara bulan Juli atau Agustus tetapi dalam tahap uji coba, mungkin nanti dengan polanya hybrid dulu, jadi masuk online artinya kedepannya pun ini juga akan tetap pada proses belajar online, temen-temen harus bener-bener terbiasa untuk mengakses pendidikan secara online. Buat temen-temen milenial ini bahkan pernah dengar yang namanya Fiki Naki, bahwa dia itu seorang Youtuber yang berawal dari daerah yang mempunyai kesuakan belajar bahasa, dari kesukaannya itu ternyata dia belajar bahasa dengan Youtube untuk belajara berbagai bahasa dan setelah itu dia memperaktekan untuk berkomunikasi misalnya dengan orang Rusia, orang Jerman, secara kebetulan viewers nya menjadi banyak dan memperoleh penghasilan dari situ, itu salah satu efek dari kemauan belajar dengan mengakses teknologi.
Terus ada sebuah kisah bawa pemuda di Gempol di daerah Jawa Timur, dia salah satu pekerja yang terdampak dengan pandemi, dia seorang tour gaet di Bali, setelah pulang ke kota asalnya di Gempol dia belajar membuat kerajinan tangan, seperti hiasan atau aksesoris rumah namanya makrame yang berupa sulaman itu sampai di ekspor artinya ketika ada keinginan, ada niat cuma belajar dan dia memperoleh itu belajarnya dari YouTube, seperti bahan apa yang dipakai, bahan apa yang dipilih akhirnya dia bisa menghasilkan itu sampai bisa berjualan.
Mungkin kalau 5 tahun atau 10 tahun yang lalu agak susah untuk bisa mendapatkan keadaan seperti ini, karena dulu informasi sangat terbatas.
Yang menjadi konsen kedepannya apa yang dimaksud dengan industri 4.0, jadi nanti banyak sebuah aktivitas atau kegiatan manusia sekarang yang sifatnya repetitif untuk digantikan dengan mesin atau dengan artificial intelligence, jadi itu membuat otomatisasi dan skills-skills manusia tergantikan oleh mesin ataupun komputer, ini juga harus diwaspadai semua teman-teman bahkan mungkin kalau lihat 5 atau 20 tahun kedepan akan ada profesi seperti driver itu hilang, sekarang sudah mulai bermunculan mobil yang tanpa kemudi artinya provinsi seperti driver akan hilang, jadi teman-teman juga mewaspadai bahwa kegiatan atau aktivitas yang sifatnya repetitif atau pengulangan itu akan gampang digantikan dengan komputer.
Harus melihat ke depan apa yang bisa saya lakukan itu salah satunya, pertanyaannya jadinya apa yang nanti tidak bisa dihentikan?, salah satunya keterampilan yang sifatnya kemampuan berpikir atau analitik, riset, kemampuan kreatif, komunikatif dan kolaboratif, itu memang skill-skill yang memang hampir tidak bisa digantikan oleh komputer, jadi lebih baik meningkatkan kemampuan itu.
Optimal belajar online seperti kenali diri apa kesukaannya, potensi dan cara belajar internet, pilih media platform untuk belajar, dapat mengatur waktu, membuat komunitas atau kelompok belajar dan selalu praktek.
Apa, dimana, seperti apa peluangnya seperti transformasi belanja online yang dulu hanya di toko atau di pusat perbelanjaan sekarang sudah beralih ke media sosial melalui hp, yang dulu berjualan sayur hanya di pasar sekarang sudah bisa melalui media sosial bisa pesan antar, transformasi event yang sebelum pandemi bisa secara langsung tetapi sekarang bisa melalui online seperti webinar, pernikahan, olahraga dan lain sebagainya.
Sebagai pembisnis apa yang perlu dipersiapkan dalam proses transformasi digital yaitu perubahan mindset apa yang bisa dikerjakan oleh teknologi jangan dikerjakan dengan manual, lakukan digitalisasi produk, proses layanan semaksimal mungkin dan memastikan semua aktivitas perusahaan berdasarkan data yang valid, berorientasi pada pelanggan saat menggambil keputusan dalam melakukan kegiatan bisnis.
Perubahan manusia yaitu setiap individu harus kreatif dan inovatif dalam menciptakan cara kerja baru yang lebih cerdas efektif dan efisien, lakukan digitalisasi produk, proses layanan semaksimal mungkin dan memastikan semua aktivitas perusahaan berdasarkan data yang valid, setiap individu harus terbiasa mencari berbagai terobosan dengan menggunakan teknik design thinking, budaya belajar dan tidak pernah merasa puas.
Perubahan budaya yaitu bekerja secara tim untuk memberikan yang terbaik, tiada hari tanpa inovasi harus menjadi budaya baru perusahaan yang dilaksanakan secara nyata, mental mudah puas dengan kondisi yang ada harus dikikis habis, karena menghambat perkembangan perushaan.
Perubahan proses yaitu rancanglah proses bisnis sesuai dengan kebutuhan, ukur kecepatan proses bisnis dengan menggunakan parameter waktu, biaya dan kualitas, jangan segan-segan melakukan benchmarking, pembanding bisnis dan ukuran kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau standar industry.
Perubahan teknologi yaitu pakailah teknologi tepat guna seperti cloud computing proses pengolahan daya komputasi melalui jaringan internet yang tersambung secara terus-menerus, bekerjasama dengan mitra teknologi yang kompeten melalui mekanisme partnership.
Pemanfaatan transformasi digital untuk kemudahan berbisnis yaitu promosi melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, Google my business, membuat foto dan video produk dan membuat copy writing dengan bahasa marketing. Selama pandemi transaksi digital naik sebanyak 37,8%, penggunaan digital payment terus meningkat pada generasi muda dan paling tinggi pada usia 25-29 tahun.