Husnan Bey Fananie: Padukan Budaya Indonesia dan Azerbeijan, Film Layla Majnun Beri Nuansa Baru dalam Perfilman Indonesia

Perjuangan seorang perempuan untuk mencapai cita-cita dan juga cinta sejatinya dikemas dalam film Layla Majnun. Film ini menjadi salah satu film Indonesia terbaru yang tayang di Netflix pada 11 Februari 2021. Layla Majnun menjadi film yang banyak diperbincangkan oleh publik, pasalnya selain bintang pemerannya adalah Reza Rahadian dan disandingi dengan Acha Septriasa, alur dari cerita ini juga sangat menarik.

Meski produksinya sendiri dilakukan sebelum pandemi, namun kehadiran film ini mampu berada pada layanan streaming yang nantinya akan menarik penonton dalam skala global.

Layla Majnun adalah sebuah cerita yang sebelumnya memang sudah sangat familiar di lingkungan masyarakat. Karya ini ditulis oleh seorang tokoh ulama, sastrawan serta ilmuwan yang bernama Nizami Ganjavi. Beliau juga merupakan penyair asal Persia di abad ke – 12, pada era dinasti Saljuk. Memiliki nama lengkap Jamaluddin Abu Muhammad Ilyas, lahir di Kota Ganja yang merupakan bagian Republik Azerbeijan. Layla Majnun ini dikenal sebagai cerita cinta legendaris yang mempengaruhi kesusastraan dunia.

Baca Juga

Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Azerbeijan periode 2016 – 2020, Prof. Husnan Bey Fananie mengatakan, film Layla Majnun yang disutradarai oleh Monty Tiwa dan diproduseri oleh Chand Parwez Servia ini merupakan film yang sangat apik karena memberikan nuansa baru dalam perfilman Indonesia. Prof. Husnan Bey Fananie melanjutkan, dengan keluarnya film ini, Monty Tiwa dengan sempurna dapat memadukan antara Indonesia dengan Azerbeijan pada bidang budaya dan bahasa.

“Saya sebagai Duta Besar RI untuk Azerbaeijan sangat bangga dengan tayangnya Layla Majnun di Netflix dan membuktikan bahwa film Indonesia memiliki standar yang luar biasa. Saya juga sangat terharu melihat para pemain yang begitu menjiwai secara professional,” tambah Prof. Husnan Bey Fananie, yang juga merupakan seorang Pakar Hubungan Internasional Bidang Pendidikan dan Peradaban.

Film yang diproduksi oleh Starvision Plus ini  mengisahkan perjalanan cinta seorang guru sekaligus penulis novel, Layla (Acha Septriasa) yang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu memenuhi janjinya kepada seorang calon bupati bernama Ibnu (Baim Wong), atau mengejar cintanya dengan seorang pria Azerbaijan bernama Samir (Reza Rahadian).

Layla Majnun memiliki latar tempat di Azerbeijan. Hal ini juga secara nyata menyajikan indahnya panorama Azerbeijan dengan segala budaya yang tertera didalamnya. Film ini juga mengenalkan Azerbeijan dan Indonesia yang penuh dengan perbedaan budaya. Perpaduan dua budaya dan dua bangsa tersebut merupakan hal yang membuat film Layla Majnun menarik dan wajib ditonton oleh lapisan masyarakat.

Selain itu, film ini dibalut dengan penuturan kata yang sangat puitis dan romantis, sehingga masyarakat yang menonton merasa terbawa dengan suasana film didalamnya.

Tak hanya itu, banyak sekali pesan moral yang dapat diambil dari film tersebut. Mulai dari menggapai cita-cita, mencari cinta sejati bahkan hingga menjaga nama baik keluarga. Untuk itu, film ini cocok ditonton bareng orang tersayang seperti teman dekat atau keluarga.

“Sebagai salah satu yang ikut terlibat dalam film Layla Majnun, ini menjadi sebuah mahakarya yang sangat fenomenal. Saya juga sangat berterima kasih kepada tim produksi film ini yang dengan sempurna menyajikan tontonan yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” ucap Prof. Husnan Bey Fananie.

Dubes RI untuk Azerbeijan ini juga turut mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya khususnya kepada Monty Tiwa dan Chand Parwez Servia yang mengemas film ini secara modern namun tidak meninggalkan tradisi budaya yang ada.

Juga ucapan terima kasih kepada mahasiswa dan mahasiswi Azerbaijan dan Indonesia di Azerbeijan, yang ikut serta membantu dalam menyukseskan film ini. Serta ucapan terima kasih juga kepada masyarakat Azerbeijan yang begitu antusias menunggu tayangnya film Layla Majnun ini.

“Mereka sangat antusias dengan film ini, terbukti dengan banyaknya wawancara yang dimintai oleh pihak Azerbeijan kepada saya dan menyisipkan ucapan dukungan positif yang dilontarkan oleh mereka,” ujar Prof. Husnan Bey Fananie.

Pada tahun 2021 ini, Presiden Azerbeijan yaitu Ilham Aliyev mencanangkan bahwa tahun ini merupakan tahunnya Nizami Ganjavi. Oleh sebab itu, film ini sangat pas ditonton karena membawakan angin segar dalam perfilman Indonesia.

“Terus terang saya sangat terharu bagaimana film ini dapat memadukan rasa dan budaya secara sempurna. Semoga film ini dapat menjadi inspirasi bagi pemuda Indonesia dan Azerbeijan untuk membangun kerja sama dalam bidang lainnya, sekali lagi saya sangat berterima kasih kepada smeua elemen di dalam film ini,” tutup Dubes RI untuk Azerbaijan periode 2016 – 2020.

Related Posts

Add New Playlist