Oleh : Raavi Ramadhan
Polemik program vaksinasi menjadi salah satu perdebatan di masyarakat. Menyikapi hal tersebut, Presiden Jokowi pun menegaskan bahwa dirinya merupakan orang yang pertama disuntik vaksin agar masyarakat percaya bahwa vaksin tersebut aman digunakan.
Pemerintah sedang merancang program vaksinasi Covid-19 guna memutus mata rantai penularan Covid-19. Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih pun sempat menyatakan dokter-dokter anggota organisasi kedokteran tersebut siap menjadi yang pertama untuk menerima suntikan vaksin Corona usai Presiden Jokowi juga menerima vaksin tersebut.
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Presiden Jokowi telah menegaskan bahwa dirinya siap menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima suntik vaksin Covid-19. Keputusan tersebut diambil agar masyarakat percaya akan keamanan dari vaksin tersebut.
Hal tersebut dinyatakan secara langsung melalui keterangan pers-nya di Istana Merdeka pada 16 Desember 2020 lalu yang disiarkan melalui kanal youtube Sekretariat Presiden.
Dalam kesempatan yang sama, mantan Walikota Surakarta tersebut juga memastikan bahwa pemerintah tidak akan mematok bayaran untuk vaksin Covid-19. Sehingga vaksin corona atau Covid-19 akan diberikan secara gratis.
Jokowi juga mengingatkan agar masyarakat senantiasa menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Dia menyebut protokol harus diterapkan secara disiplin.
Dalam kesempatan berbeda, dirinya juga mengatakan bahwa pemerintah juga melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam mendatangkan vaksin covid ke Indonesia tersebut, untuk menjamin kehalalan vaksin.
Dirinya berharap agar semuanya mau dan tidak ada yang menolak, karena vaksin itu juga sudah diikuti oleh MUI dan Kementerian Agama sampai di pabrik. Nantinya MUI juga akan mengeluarkan statement mengenai apa kehalalan dari vaksin tersebut.
Di Indonesia, Jokowi akan menjadi orang yang pertama kalinya menerima suntikan vaksin untuk menunjukkan bahwa vaksin Corona adalah vaksin yang aman. Sehingga nantinya jika semua sudah mendapatkan vaksin, artinya Indonesia sudah kembali normal.
Menanggapi hal tersebut, Ferdinan Hutahean selaku mantan Kader Partai Demokrat memberikan respon baik atas rencana Presiden Jokowi tersebut.
Dirinya mengatakan, dengan bersedianya presiden Jokowi untuk mendapatkan suntik vaksin, maka orang-orang yang menaruh curiga bisa menjadi percaya.
Melalui akun twitternya, Ferdinan menyarankan agar Aa Gym membaca berita tersebut.
Kesiapan Jokowi untuk menajdi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 tersebut sekaligus mematahkan spekulasi sebagian kalangan yang masih mempertanyakan keamanan vaksin Sinovac asal China tersebut.
Tentu kita berharap agar vaksin Corona yang saat ini sudah tersedia agar dipercepat proses uji klinisnya dan juga izin edarnya agar masyarakat memiliki kepastian.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9860/2020, pemerintah telah menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan di Indonesia, yaitu vaksin produksi Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer/BioNTech dan Sinovac.
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin buatan Sinovac asal China telah tiba di Indonesia pada 6 Desember lalu. Hal ini tentu menjadi angin segar setelah sekian lama pandemi virus corona menjadi sesuatu yang merongrong sektor kesehatan dan ekonomi.
Namun, proses vaksinasi belum dapat dilakukan karena masih menunggu hasil uji klinis fase III vaksin sinovac yang dilakukan oleh PT Bio Farma bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Unpad tersebut mengatakan bahwa hasil uji klinis fase III vaksin buatan Sinovac baru bisa diumumkan paling cepat pada akhir Januari 2021. Setelah hasil tahapan uji klinis diketahui, barulah tim akan melapor kepada BPOM. Lalu, BPOM akan mengeluarkan emergency use authorization (EUA) atau izin edar dalam kondisi darurat.
Setelah mengantongi izin tersebut, barulah proses vaksinasi dapat dilakukan.
Tentu kita berharap agar pendistribusian vaksin dapat dipercepat sehingga kondisi sosial masyarakat bisa segera pulih dan ekonomi kembali bergerak.
Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini