Oleh: Rebecca Marian
Belum lama ini mobil patroli Polsek Tembagapura diberondong oleh tembakan di Kampung Utikini Lama. Seranganpun tak berhenti disitu, pos TNI di wilayah Banti pun turut mendapatkan serangan.
Masyarakat Papua yang cinta damai pun menolak aksi kekerasan ini mengingat sebentar lagi PON XX akan segera di gelar.
Wakapendam XVII/Cenderawasih Dax Sianturi mengatakan, jajarannya mencium bahwa aksi KKSB ini bertujuan untuk mengganggu persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan digelar pada Oktober tahun ini. Serangan yang dilancarkan KKSB tersebut juga bertujuan untuk mengganggu kondusifitas jelang Pilkada serentak 2020.
Baca Juga
KKSB juga sempat menyerang mobil patroli Polsek Tembagapura, Timika, Papua yang ditembaki oleh Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata saat melakukan patroli di kampung Utikini Lama.
Akibat serangan tersebut, Briptu Andika Walli yang merupakan seorang anggota polisi tersebut terkena serpihan kaca mobil yang pecah tertembak peluru. Meski demikian dirinya tidak mengalami luka yang serius.
Atas kejadian ini, tentunya akan menjadikan pemerintah lebih waspada terhadap keamanan menjelang PON XX Papua. Kewaspadaan ini patut diperlukan karena kelompok tersebut seolah mencari celah guna melancarkan aksinya.
Kita sudah tahu bahwa KKSB tidak segan-segan dalam melakukan kekejaman, hal tersebut terbukti dari penyerangan yang mereka lakukan ketika aparat TNI maupun Polri tengah beristirahat.
Badan Intelijen Negara telah melakukan pemetaan potensi kerawanan keamanan pada PON XX Papua mendatang. Setidakna terdapat 4 wilayah yang melaksanakan pertandingan. Diantaranya ialah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika dan juga Merauke.
Dari pemetaan tersebut ditemukan beberapa potensi kerawanan, namun sudah dilakukan operasi gabungan untuk mencegah serta memotong potensi-potensi tersebut agar tidak menjadi gangguan yang nyata.
PON XX di Papua merupakan hajat besar dan menjadi kebanggaan bagi Papua serta Indonesia, sehingga keamanan pada pagelaran event tersebut haruslah dijaga.
Untuk menjaga stabilitas keamanan, BIN telah berkolaborasi dengan TNI dan Polri untuk melaksanakan sejumlah operasi intelijen, operasi pemulihan keamanan, maupun menjaga stabilitas keamanan. Hingga kini, prediksi keamanan kedepannya masih bisa dijaga.
Hal yang perlu dilakukan adalah pola sistem pengamanan baik terbuka ataupun tertutup. Hal ini perlu dilakukan, menyusul adanya rencana kunjungan kepala negara beserta duta besar khususnya di wilayah Asia-Pasifik.
Meskipun masyarakat Papua telah menyatakan siap terkait pelaksanaan acara akbar tersebut, tidak menutup kemungkinan gangguan bisa saja terjadi. Sehingga segala langkah dan upaya untuk menjaga kondusifitas di Papua harus tetap diwujudkan.
Tentunya tidak ada toleransi bagi kelompok separatis yang terus merongrong negeri. Mereka mengatasnamakan warga Papua demi mendapatkan kemerdekaan. Padahal sebagian masyarakat bumi cenderawasih sendiri mengklaim bahwa dirinya merupakan bagian dari NKRI sampai kapanpun.
Maka tidak mengherankan apabila kekerasan yang mereka lakukan, terindikasi adanya campur tangan pihak luar yang mengomando kelompok tersebut. Mulai dari pasokan senjata hingga pendanaan.
Pemberontakan maupun penolakan KKSB terhadap program pemerintah, memberikan bukti bahwa mereka tidak ingin melihat kemajuan tanah Papua. Pentolan mereka yang saat ini ada di luar negeri pun seakan tidak lelah membawa isu miring terkait apa yang terjadi di Papua.
Namun, dunia internasional tidak merestui hal tersebut, karena bagaimanapun juga, Papua merupakan bagian integral dari NKRI.
PON XX merupakan hajat yang amat penting bagi Provinsi Papua karena gelaran pesta olahraga tersebut akan menjadi nilai tambah bagi pemerataan pembangunan di Papua, maupun meningkatnya ekonomi masyarakat, karena sukses PON tidak hanya sebatas sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi.
Selain itu PON juga dapat berdampak pada meningkatnya ekonomi masyarakat di kampung-kampung, apalagi masyarakat bisa menjajakan aksesoris khas lokal Papua, juga makanan-makanan khas lokal Papua yang dapat dijual di tempat wisata.
Sekali lagi keamanan menjelang maupun saat PON digelar haruslah terjaga, karena saat itulah masyarakat Papua sedang bersorak memberikan dukungan kepada para atlet daerahnya.
Sehingga apabila ada masyarakat Papua yang membuat keonaran untuk mengganggu jalannya PON, tentu patutlah dipertanyakan rasa nasionalisme-nya. Bisa jadi mereka iri dengan keberhasilan pemerintah yang telah berhasil membangun infrastruktur untuk Papua.
Keamanan Papua dari serangan KKSB tentu menjadi perhatian bagi pemerintah, khususnya aparat keamanan seperti TNI, POLRI dan BIN, agar nantinya PON XX di Papua dapat berjalan dengan lancar, sukses serta melahirkan bibit atlet profesional.