Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di luar negeri selalu mendapat nilai tambah tersendiri. Minat ini didorong oleh beberapa alasan positif, di antaranya memberi pengalaman hidup tersendiri dengan kesempatan mencicipi ragam budaya baik dari negara tersebut maupun masyarakatnya.
Selain itu, menjadi mahasiswa internasional juga membuat jaringan sosial seseorang lebih luas dengan menjalin pertemanan dengan orang dari berbagai negera. Di antara negara yang kerap jadi tujuan studi itu, Amerika Serikat menjadi salah satu yang diminati berkat beberapa universitas yang masuk jajaran top di dunia.
Data Open Doors 2017 yang dirilis Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bersama Institute of International Education menunjukkan ada 8.776 warga Indonesia yang sedang belajar di Amerika Serikat saat ini. Sekitar 61,6 persen di antaranya menempuh pendidikan S1 dan 20 persen mencicipi pendidikan pascasarjana.
Baca Juga
Terkait beasiswa, ada beberapa universitas di AS yang menawarkan program beasiswa sendiri, di samping program beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat, dan dari pemerintah Indonesia seperti beasoswa DIKTI.
Baca juga: gontorIni Doa KH. Hasan Abdullah Sahal Kepada Alumni Gontor yang Berkecimpung dalam Dunia Bisnis
Meskipun masing-masing program beasiswa memiliki persyaratan yang berbeda, ada beberapa tahapan yang dapat diterapkan. Dari beberapa persiapan itu, berikut lima di antaranya yang direkomendasikan sejumlah alumni dan mahasiswa internasional asal Indonesia.
1. Latih kemampuan berbahasa Inggris
Melatih kemampuan berbahasa Inggris dengan fasih ialah sebuah kewajiban jika igin melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Agasha K. Ratam yang kini tengah melanjutkan pendidikan di Yale University mengungkapkan untuk menguji kemampuan berbahasa Inggris tersebut tes TOEFL digunakan sebagai standar.
Baca juga: 9 Fakta Pondok Modern Gontor Yang Harus Ditiru Lembaga Pendidikan se-Indonesia
“Jika berasal dari sekolah yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, perlu mengambil tes TOEFL di tempat berlisensi,” ujar Satrio Wicaksono alumni dari Wesleyan University di Gedung Sarana Jaya, Jakarta (22/11).
2. Persiapan untuk tes SAT atau ACT
Tes Scholastic Aptitude Test (SAT) dan American College Testing (ACT) merupakan ujian akademik yang menentukan apakah pelamar mampu belajar di universitas yang diinginkan.
“Tes SAT seperti tes matematika dan bahasa Inggris. Untuk tes bahasa Inggris mirip dengan tes psikologi. Ada juga tentang sinonim, antonim, dan sebagainya. Jadi kita harus menghafalkan kata-kata sulit dalam bahasa Inggris,” ujar Satrio.
Tes ACT tidak jauh berbeda dengan SAT hanya saja memiliki tes untuk sains. Agasha kembali menyarankan untuk mengambil tes ACT bagi pelamar yang memiliki minat di bidang sains.
3. Prestasi dan aktivitas di luar akademik
Pihak admission officer akan mengecek nilai rapor yang dimiliki pelamar. Meskipun begitu, penilaian tidak sepenuhnya bergantung pada nilai akademik di sekolah.
“Universitas tidak hanya mencari anak dengan nilai bagus di sekolah, tapi juga yang banyak kegiatan dan aktivitas di luar sekolah. Itu sangat membantu proses pendaftaran,” tutur Agasha.
Prestasi lomba baik dalam bidang olahraga maupun sains juga menjadi nilai tambah. Aktivitas lain yang bersifat non-akademik dan ikut menjadi relawan di berbagai aktivitas mampu menarik admission officer. Sepak terjang non-akademik tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan mengenai kontribusi apa yang bisa diberikan pelamar kepada universitas.
4. Persiapkan aplication essay
Berbagai universitas di Amerika Serikat disebut sebagai universitas bergengsi kelas dunia. Tidak heran jika jutaan orang dari berbagai penjuru dunia ikut melamar terutama di universitas yang memegang predikat sebagai Ivy Leauge Collage, seperti Harvard University, Yale University, Princeton University, dan lain sebagainya.
Maka untuk mengenal pelamar lebih jauh pihak universitas meminta untuk menulis esai tentang personal statement.
“Esai ini menarik karena harus stand out dari applicant lainnya. Kita harus menunjukka sisi yang tidak biasa, tapi pilih angle cerita menarik yang bisa menggambarkan diri sendiri dan pengalaman yang membedakan diri dari orang lain,” papar Satrio.
Dalam esai tersebut dianjurkan untuk menjadi diri sendiri dengan sentuhan yang bersifat personal dan tulus dalam menceritakan ketertarikan terhadap universitas dan jurusan yang diinginkan.
“Buat kalimat pertama dari personal statement stand out. Cari hal yang menarik dalam diri tuangkan ke personal statement agar lebih menonjol,” jelas Ivania Livia Hartanto yang sedang mengeyam pendidikan di Cornell University.
5. Letter of recommendation
Surat rekomendasi bisa diberikan oleh guru di sekolah. Lebih lanjut Satrio menyarakankan agar surat rekomendasi dibuat oleh guru yang benar-benar mengenal sosok pelamar agar dapat menulis surat rekomendasi yang menarik dan tidak bersifat umum untuk menarik perhatian admission officer.