Oleh : Gani Permata (Mahasiswa Universitas Persada Indonesia)
Survei lembaga penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terbaru menunjukkan elektabilitas Jokow-Ma’ruf Amin lebih unggul dibandingkan Prabowo-Sandi dalam tataran pemilih muslim.
Hasil survei didapat melalui riset berjudul “Pergeseran Sentimen Agama Setelah Enam Bulan Kampanye”. LSI melakukan penelitian selama enam bulan terakhir, yakni mulai Agustus 2018 hingga Februari 2019.
Baca Juga
Dari hasil survei, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin mendapatkan dukungan sebanyak 58,7 persen, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi sebanyak 30,9 persen. Sementara, pemilih yang menyatakan rahasia/belum memutuskan/tidak tahu/tidak jawab sebanyak 9,9 persen.
Paslon Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin unggul di kalangan mayoritas pemilih Muslim moderat yang berorientasi Pancasila, seperti Nahdlatul Ulama (NU). Sebesar 64,1 persen NU dipastikan mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin jika melihat survei yang dilakukan selama 18-25 Februari 2019.
Sementara Prabowo-Sandi unggul di pemilih Muslim konservatif yang berorientasi negara Timur Tengah, umumnya dari Front Pembela Islam (FPI). Pemilih FPI terbilang solid terhadap Prabowo-Sandi dengan 100 persen dukungan pada Februari 2019.
Selama kurun waktu enam bulan, dukungan atas Prabowo-Sandi lebih unggul pada segmen pemilih muslim yang orientasi politiknya menilai Indonesia harus seperti Timur Tengah atau Arab, yakni sebesar 54,1 persen.
Nilai ini menunjukkan peningkatan dibandingkan survei sebelumnya pada Agustus 2018 yang ingin Indonesia bak Arab berada di kisaran 39,6 persen. Sementara pemilihnya yang menilai Indonesia harus khas Pancasila ada di angka 33,4 persen.
Berbanding terbalik dengan perolehan survei Prabowo-Sandi, dukungan untuk Paslon Jokowi-Ma’ruf Amin justru menunjukkan penurunan di segmen yang menilai Indonesia harus seperti Timur Tengah. Untuk pemilih muslim yang menilai Indonesia harus khas Pancasila, dukungan kepada Paslon nomor urut 01 ini stabil di angka 57,2 persen.
Tak hanya itu, dalam persepsi Islam dan politik, dukungan terhadap Prabowo-Sandi meningkat terutama di pemilih muslim yang menilai agama harus terpisah dari politik.
Sedangkan untuk dukungan Jokowi-Ma’ruf Amin meningkat khususnya di pemilih muslim yang menilai agama dan politik adalah satu kesatuan, tidak bisa dipisahkan. Namun, untuk orientasi politik yang menilai Indonesia harus seperti Barat, Jokowi-Ma’ruf Amin lebih unggul, yakni 58,3 persen sementara Prabowo-Sandi 33,3 persen.
Menanggapi hasil survei LSI tersebut, Juru Bicara Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, mengatakan lembaga-lembaga survei yang serempak ‘memenangkan’ Jokowi-Ma’ruf Amin hanya ingin membangun narasi.
Hal ini menurutnya sama dengan ketika lembaga survei ramai-ramai menunjukkan keunggulan elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok pada Pilgub DKI Jakarta tahun 2017.
Sedangkan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menyambut baik berbagai survei yang selalu mengunggulkan Paslon nomor urut 01.
Meski demikian, pihak petahana mengaku tidak ingin terlena dengan hasil survei. Hasil survei ini akan digunakan sebagai penyemangat untuk bekerja dengan lebih maksimal memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam gelaran Pilpres 2019 yang tinggal menghitung hari.
Menurut tracking survei LSI, keunggulan yang diperoleh Jokowi-Ma’ruf atas Prabowo-Sandi bukan hanya terjadi di bulan Februari 2019 saja, tetapi semenjak Agustus 2018. Dinamika elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin selalu stabil unggul di atas 20 persen terhadap Prabowo-Sandi.
Jokowi selalu unggul karena menawarkan optimisme berdasarkan hasil kerjanya selama periode pertama. Jadi, jika Pilpres dilaksanakan pada saat ini, maka Jokowi-Ma’ruf Amin lah yang akan menjadi pasangan presiden dan wakil presiden 2019-2024.