Ketika kamu berkunjung ke Turki, salah satu destinasi yang wajib kamu sambangi adalah Konya. Konya merupakan ibukota dari Provinsi Konya ini terletak tidak jauh dari wilayah Kurdistan, dan dekat dari perbatasan Turki-Suriah-Irak.
Baca juga: Presiden Jokowi Terpilih Lagi Menjadi Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia
Kota ini memiliki penduduk berjumlah sejitar 742.690 jiwa. Konya juga menunjukkan bahwa daerah ini sudah dihuni sejak Zaman Perunggu Muda, tepatnya sekitar 3000 SM yang dulunya pernah berada di bawah pengaruh Hitit sekitar tahun 1500 SM.
Baca Juga
Faktanya, dahulu Konya pernah menjadi salah satu pusat perdagangan penting di Jalur Sutera hal ini, disebabkan Konya memiliki tanah yang subur yang menjadikannya sebagai pusat dari industri gandum di Turki, dengan skala industri pertanian yang besar.
Selain itu, kota ini juga identik dengan tokoh sufi besar, tak khayal jika kota ini adalah tempat paling konservatif dan religius di Turki. Konya juga dikenal karena merupakan tempat yang dijadikan rumah bagi Jalaludin Rumi, yaitu seorang sufi mistis yang menemukan Whirling Dervish (Tarian Darwis).
Karena keberadaan Jalaludin Rumi inilah, Konya menjadi sangat terkenal yang rupanya memiliki sekitar sejuta peziarah muslim di tiap tahunnya.
Di sinilah tokoh terkemuka dalam tasawuf dan kesusastraan itu menghabiskan sebagian besar usianya hingga wafat. Salah satu destinasi yang dikunjungi para peziarah adalah Mausoleum Rumi yang kini telah menjadi museum.
Kamu bisa melihat keunikan dan kelokan tarian Samaa atau bisa disebut Whirling Dervishes yang dipertunjukkan disini pada setiap 17 Desember.
Kemudian jangan lupa untuk menilik lebih jauh pesona yang diberikan oleh museum ini, pasalnya kamu akan disajikan dengan keanggunan mausoleum ini yang dihiasi dengan sebuah kerucut hijau besar yang ada di atap gedung tua tersebut.
Tapi tahukah kamu bahwa kerucut itulah yang menjadi ciri khas bangunan Rumi karena di bawah kerucut itulah tepat terletak makam sufi dan sastrawan besar Persia yang bernama Jalaludin Rumi.
Makam bermarmer biru itu tertutup kain yang berhiaskan ayat-ayat suci Alquran dalam bordiran benang emas. Kain itu merupakan hadiah dari Sultan Abdulhamid II pada 1894.